Chapter 31 - Menduga

Clara sedang berada di ruang tengah, duduk santai nonton tv bersama Frederica yang duduk di pangkuannya. Di sana juga ada Diana yang terlihat ngantuk, membuatnya merasa bahwa mertuanya itu tidak nyaman.

"Ma ... Jika ngantuk sebaiknya tidur saja. Maid sudah menyiapkan kamar untuk mama," ucap Clare mencoba untuk bersikap sopan dan santun meskipun ini adalah pertama kali dalam hidupnya berlaku sebagai seorang istri dan menantu. Siapa pula yang menyangka dia akan terjebak di tubuh itu? Membuatnya harus melakukan hal-hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya ...

"Mama akan pulang saja, Nak. Papa pasti kesepian jika mama menginap di sini," sahut Diana. "Tapi sebenarnya mama ingin ngobrol dengan Nathan lebih dulu tapi kenapa dia tidak segera keluar kamar? Apa dia masih marah?"

"Tidak, Ma. Mungkin dia istirahat," ucap Clara.

Nathan keluar dari kamar dengan kondisi lebih fresh mengenakan celana santai berwarna cream, dipadu dengan t-shirt biru gelap yang tampak ketat dan menyisir rambutnya dengan rapi. Pria itu berjalan dengan santai, tatapannya datar tertuju pada sofa di mana Clara, Diana dan Frederica sedang duduk santai sambil nonton TV.

'Bocah itu sebab dari ketidaknyamanan dalam hidupku,' batinnya.

"Nathan," panggil Diana.

Nathan lanjut berjalan hingga tiba di lantai dasar. Dia langsung menghampiri Clara, kemudian duduk di sampingnya dan mencium pipinya, lalu merangkulnya dari samping.

Clara terdiam untuk beberapa saat karena merasa canggung dan tidak menyangka tiba-tiba datang menciumnya di hadapan ibunya, padahal saat ini dia masih agak marah. Bahkan suaminya itu sekarang udah punya dari samping dan wajah mereka sangat berdekatan, hampir seperti akan menciumnya lagi. Ah, mungkin itu kebiasaan dengan mendiang Clara yang sesungguhnya.

"Nathan ... Apa kasus racun itu belum terselesaikan?" tanya Diana.

"Belum, Ma. Kasus itu seperti tidak memiliki harapan untuk terpecahkan karena pelayan palsu itu sudah meninggal karena kecelakaan, dan kecelakaan itupun misterius," jawab Nathan dengan gusar. Dia kembali mencium pipi Clara, hingga beralih mencium pelipisnya dan menyandarkan punggungnya pada sofa.  "Tapi aku akan terus meminta tim kepolisian ataupun agen rahasia untuk menyelidiki kasus ini karena jika belum terpecahkan Aku tidak akan bisa tidur dengan nyenyak. Aku tidak bisa membiarkan istriku dalam bahaya terus menerus."

"Tapi aku tidak apa-apa ... Aku aman," sahut Clara.

"Kamu tidak aman, Sayang. Dan Aku harap kamu tidak akan pergi tanpa pengawalan seperti tadi, itu membuatku khawatir setengah mati. Bahkan, aku sampai menemui Tuan Robert karena aku mengira kamu menjenguk Casey di sana," ucap Nathan dengan serius.

"Kamu menemui paman Robert?" Clara langsung menoleh menatap Nathan dengan heran. "Eh ... Maksudku, tuan Robert pamannya Casey?"

"Iya ... karena ternyata Casey dipindahkan di sana," jelas Nathan.

Clara terdiam untuk beberapa saat, kembali teringat pada Michael dan Mia yang tadi ada dalam satu mobil. Ada rasa ingin bertanya pada Nathan apakah Michael ada di sana tetapi dia tidak berani karena khawatir Itu akan membuat Nathan berprasangka buruk Karena sekarang dia adalah ke Clara.

"Mama tidak menyangka malam itu yang bernama Casey juga celaka saat akan menghadiri acara pesta pernikahan kalian .... Dan hampir mati. Malam itu seperti mimpi buruk untuk kalian," ucap Diana dengan semburat kesedihan di wajahnya. Dia tidak bisa melupakan kejadian saat acara mendadak keracunan, pesta pernikahan pun jadi kacau.

"Aku tidak mau mengingat malam itu lagi, Ma. Karena peristiwa itu aku selalu ingin mencicipi makanan yang akan dimakan Clara terlebih dahulu untuk memastikan itu beracun atau tidak," ucap Nathan dengan melirik Clara yang terdiam masih memangku Frederica. "Aku tidak bisa berhenti menyesali kejadian itu."

"Sudah, jangan selalu menyesali itu. Yang terpenting aku baik-baik saja sekarang," seru Clara dengan serius.

"Kamu tidak paham," sahut Nathan.

"Aku paham, dan aku bisa menjaga diriku sendiri supaya tidak sembarangan makan atau minum," ucap Clara dengan penuh keyakinan karena kasihan melihat Nathan yang lagi-lagi terlihat trauma. "aku juga tau kamu tidak sengaja ... Pasti kamu tidak sengaja," lanjutnya.

"Tapi kamu harus hati-hati, Clara. Mama pun sangat trauma, jadi ragu jika makan di luar atau di acara-acara tertentu," sahut Diana dengan gusar.

"Ma, kalau boleh jujur. Aku mencurigai seseorang," ucap Nathan.

"Siapa?" tanya Nathan.

"Tentu saja Patricia dan Tante Liora, karena hanya mereka yang selalu ingin aku dan Clara tidak bahagia. Bahkan sebelum pesta, Patricia masih saja menuntut keadilan, selalu membawa Frederica sebagai tamengnya," ucap Nathan dengan serius, sesekali melirik Frederica yang berada di pangkuan Clara. "Siapa lagi kalau bukan mereka, mereka patut dicurigai!"

"Tapi tidak ada bukti yang menjurus pada mereka, mereka juga bisa membuat nama keluarga kita jadi buruk jika kita sembarangan menuduh mereka," sahut Diana dengan gusar.

"Aku tidak habis pikir kenapa aku terjebak dalam kelicikan mereka!"

Clara terdiam, menemukan masalah baru yang dihadapi Nathan. Ya, dia merasa Nathan ataupun keluarganya memiliki keburukan yang membuatnya tidak bisa bertindak tegas pada Patricia dan Liora.

'Apa yang mereka takutkan? Apa ini juga berkaitan dengan Frederica yang tidak pernah diumumkan sebagai putri Nathan?' Clara bertanya-tanya dalam hati, makin pusing dan penasaran. Ugh, semakin banyak masalah yang seperti harus dia selesaikan.

___

Michael merasa lapar dan terpaksa meninggalkan Casey bersama suster. Dia berjalan menuju dapur, melintasi ruang tengah yang tampak hening hingga tidak sengaja bertemu dengan Mia yang terlihat baru selesai mandi karena hanya memakai bathrobe putih dan rambutnya pun masih terlihat agak basah.

"Michael," sapa Mia.

"Hi, kamu baru mandi," sahut Michael dengan santai.

"Yeah ... aku berendam air hangat tadi." Mia sedikit memperbaiki rambutnya yang memang berantakan, bahkan dia belum memakai make up samasekali namun kecantikannya terlihat natural. "Kamu mau ke mana?"

"Aku lapar. Aku ingin mencari makanan di dapur, tapi jika tadi ada aku akan pesan via food delivery saja," jawab Michael sambil melirik ke arah menuju dapur.

"Oh, di dapur ada banyak makanan karena mama dan papa sudah pergi sebelum makan malam, lalu Oskar juga sedang keluar kota. Maid memasak menu cukup lezat hari ini," ucap Mia dengan senyum ramahnya.

"Jadi, paman dan bibi tidak ada? Mereka ke mana? Kapan mereka kembali?" Michael bertanya-tanya.

"Mereka sedang ke rumah kerabat untuk menghadiri suatu acara. Mereka mengajak aku tapi aku tidak mau ... aku tidak bisa membiarkan Casey sendirian," jelas Mia masih saja berlagak baik.

"Baiklah kalau begitu. Aku yang akan menjaga Casey malam ini. Kamu istirahat saja," seru Michael kemudian segera berjalan menuju dapur.

Mia terdiam, melihat Michael yang tampak fresh mengenakan celana pendek hitam dipadu dengan t-shirt biru dan menyisir rambutnya dengan style spiky yang membuatnya terlihat keren agak berantakan.

'Sepertinya ini adalah malam yang tepat untuk membuatnya terjebak bersamaku,' batinnya dengan tersenyum licik. Ah, apa yang akan dia rencanakan? Apa dia akan memperkosa Michael? atau menggodanya?