Michael baru saja selesai makan dan bersantai sebentar di ruang makan menikmati dessert. Di sana, dia memainkan ponselnya sekedar melihat postingan-postingan akun yang diikuti olehnya.
"Semua merayakan valentine ... Tapi tidak denganku," ucapnya saat melihat postingan salah satu temannya yang memperlihatkan kemesraan di sebuah kamar mewah bersama kekasih. Pria itu pun menghembuskan nafas kasar kemudian mematikan ponselnya dan menyimpannya kembali ke saku celana.
"Awh ...!"
Michael mengerutkan keningnya saat mendengar suara rintihan dari arah lantai atas. Dia pun segera beranjak dari kursi kemudian berjalan menuju ruang tengah hingga melirik ke arah tangga, melihat Mia yang duduk di pertengahan tangga sambil memijat pergelangan kaki nya sendiri.
"Mia, kamu kenapa?" tanya Michael sambil berjalan menghampiri Mia.
"Aku kesleo dan kaki ku seperti terkilir," jawab Mia dengan tatapan tidak nyaman.
Michael tiba di dekat Mia, lalu berjongkok dan melihat kakinya yang agak memar.
"Aku tidak bisa jalan ke kamar. Apa kamu bisa membantuku?" tanya Mia dengan sendu.
"Tentu saja," jawab Michael kemudian beranjak berdiri. Dia membantu Mia berdiri dan memapahnya menuju lantai atas lanjut ke kamarnya yang tidak jauh dari kamar pribadi Casey.
"Awh ... Sialan ... Kenapa sakit sekali?"
"Lain kali kamu harus hati-hati, Mia. Terkilir seperti ini memang menyakitkan, dan sepertinya aku harus memanggil dokter untuk memeriksa mu," ucap Michael dengan tatapan iba pada Mia.
"Tidak perlu, aku hanya perlu istirahat saja," sahut Mia masih berjalan dengan pincang dan dibantu oleh Michael yang merangkulnya dari samping.
Setibanya di kamar, Michael segera mendudukkan Mia di atas ranjang dengan kaki selonjoran. Dia pun duduk d tepi ranjang dan memijat kaki gadis itu dengan sangat hati-hati.
"Apa masih sakit?" tanya Michael.
"Eh .. sedikit," jawab Mia.
"Baiklah, aku akan terus memijat. Siapa tau ini akan membuatmu semakin membaik," ucap Michael lanjut memijat kaki Mia dengan santai. "Apa kamu punya minyak pijat?" tanyanya.
"Ehh ... Aku punya tapi di ruang ganti. Kamu bisa ambil di dalam laci," jawab Mia dengan tatapan tidak nyaman.
"Baiklah. Aku akan mengambilnya."
Michael segera berjalan menuju ruang walk in closet, sementara Mia merubah posisinya menjadi berbaring dan sedikit melonggarkan tali bathrobe nya hingga sebagian dadanya terlihat. Dia juga menaikkan bagian bawah bathrobe itu hingga memperlihatkan pahanya yang sexy.
"Aku akan membuatmu tidak bisa menolak ku malam ini," ucapnya dengan tersenyum licik.
__.
Di ruang walk in closet yang bernuansa metalik, Michael melihat beberapa lemari dimana tersedia berbagai jenis tas dan high heels koleksi Mia. Dia mencari di mana letak laci hingga menemukannya dan segera membukanya.
Michael mengerutkan keningnya saat sudah membuka laci itu dan melihat ada sebuah botol minyak pijat, dan di sampingnya ada banyak foto dan ternyata itu adalah fotonya yang seperti diambil dari media sosial.
'Kenapa Mia menyimpan fotoku? Apa dia sengaja menyimpan foto ini atau Casey menitipkan foto-foto di sini?' Michael bertanya-tanya dengan perasaan aneh. Mengambil salah satu foto dan melihat di bagian belakang foto itu tercepat sebuah tulisan. "My ideal man".
"Michael, apa kamu berhasil menemukannya?"
Seseorang berteriak dari arah kamar. Michael segera mengambil botol minyak itu dan menutup laci kembali. Dia bergegas kembali ke kamar dan menghampiri Mia dengan tatapan yang aneh dan pikirannya kemana-mana, ada banyak hal yang mengganggunya kini karena foto itu. Dia jadi gugup dan tidak bisa menatap wajah Mia seperti sebelumnya, seharusnya dia bisa saja cuek dan mengabaikan hal itu, tapi... Catatan idaman mengganggu perasaannya sebagai pria. Apakah itu artinya Mia menginginkannya?
"Maaf, aku harus berbaring karena punggungku agak ngilu," ucap Mia dengan tersenyum malu-malu.
"It's okay," sahut Michael dengan agak canggung.
"Kamu lama sekali."
"Eh ... Tadi aku sedikit kebingungan mencari minyak ini," jelas Michael kemudian duduk dan segera memijat kaki Mia. Dia terus memijat kaki itu dengan lembut, terlihat indah dan matanya tidak bisa memungkiri bahwa dia melihat keseksian pahanya. 'Oh, sialan!' batinnya.
"Michael," lirih Mia.
"Ya," sahut Michael dengan tatapan tidak nyaman.
Mia menarik napasnya dalam-dalam, kemudian menghembuskan perlahan. Dia melirik Michael yang sedang fokus memijat kakinya, kemudian menyibakkan rambutnya yang menutupi dada. Ugh, dia makin terlihat sexy.
"Apa kamu melihatnya?" tanya Mia.
Michael mengerutkan keningnya, lalu balik bertanya, "apa maksudmu?"
"Foto itu, fotomu ... Apa kamu melihatnya di laci tadi?" tanya Mia dengan sangat lembut.
"Iya," singkat Michael.
"Maaf ... Aku tidak bisa berhenti mengagumimu," ucap Mia dengan menekuk wajahnya. "Dan sekarang aku melihat kamu adalah pria yang sangat manis, peduli, dan lembut ... Casey akan menjadi wanita paling bahagia ketika dia sudah bangun dan akan kamu nikahi," lanjutnya dengan sendu.
Michael terdiam, menatap Mia yang mengaku telah mengaguminya. Dia tidak tau harus berkata apa, namun ada rasa iba yang menghampiri hatinya pada gadis itu.
"Kamu juga akan menemukan pria seperti aku. Kamu akan bahagia seperti Casey," ucapnya dengan penuh keyakinan.
"Itu tidak mudah, Michael ... Aku beberapa kali menjalin hubungan dengan pria di luar sana, tapi ternyata mereka hanya menyakitiku, mengambil keuntungan tanpa memberikan kenyamanan ... Selama ini aku tidak pernah merasa nyaman," ucap Mia dengan menekuk wajahnya. "Melihat kamu begitu baik pada Casey, jujur saja aku merasa iri. Aku bahkan ingin merasakan bagaimana menjadi dia yang bisa mendapatkan perhatian dan cinta darimu ... Aku ingin merasakan tapi itu tidak mungkin ... aku tidak mungkin memiliki kamu karena kamu milik Casey, kamu hanya menginginkan Casey," lanjutnya merendah.
"Mia ..."
"Michael, sudahlah ... Lebih baik kamu pergi daripada aku terus menginginkan kamu. Rasa ini sangat menyiksaku," seru Mia dengan mata berkaca-kaca. Dia beranjak duduk, kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang sexy. "Maaf karena aku sempat berpikir untuk menggodamu karena aku sangat menginginkan kamu. Tapi aku sadar, ini hanya akan jadi keinginan yang tak akan pernah aku dapatkan. Pergilah ... Terimakasih sudah membantuku," lanjutnya.
Michael merasa bingung namun juga merasa iba pada Mia yang sangat menginginkannya. Bahkan, keseksiannya juga sudah membuatnya menginginkan akan sentuhan dan keintiman yang tidak dia rasakan lama sekali sebelum Casey kecelakaannya.
"Michael, pergilah ... Casey butuh kamu," seru Mia yang kini berbaring dengan posisi miring dan terdengar seperti menangis. Ugh, itu pasti air mata buaya!
"Lalu kenapa kamu menangis?" tanya Michael.
"Tidak apa-apa. Aku hanya ... Aku hanya lelah saja," jawab Mia dengan sendu.
"Kamu benar-benar menginginkan aku?" tanya Michael.
"Aku tidak hanya menginginkan kamu, tapi aku mencintaimu ... Mungkin lebih mencintaimu daripada Casey," jawab Mia.
Michael menghela napas, memejamkan matanya untuk sesaat kemudian beranjak dari ranjang. Dia berjalan menuju pintu dengan langkah lambat, terlihat sebuah kebimbangan di wajahnya.
'Aku sangat butuh kesenangan ... Aku butuh sentuhan, aku ingin bercinta ... Tapi apa mungkin itu bisa aku dapatkan dari Mia? Tidak mungkin aku bisa menunggu Casey yang entah kapan akan sadar, bahkan aku tidak tau dia akan kembali sadar atau tidak!' Michael bermonolog dengan dirinya sendiri, tak sanggup lagi menahan hasratnya yang telah lama tak tersalurkan. Dia pun mendekat ke arah pintu dan menguncinya, lalu kembali menghampiri Mia.
Mia pun langsung menoleh menatap Michael yang datang menghampirinya. "Michael ..."
Michael tidak mengatakan apapun. Dia naik ke atas ranjang dan mengungkung di atas tubuh Mia, lalu membuatnya berbaring dan menatapnya.
"Michael, apa yang kamu lakukan?" tanya Mia.
Michael terdiam, menatap wajah cantik Mia yang sudah membuatnya tergoda dan kehilangan kendali.
"Mia ... Kamu sudah menghancurkan pertahananku, aku ingin kamu sekarang," ucapnya dengan erangan rendah.
"Tapi ..."
Michael tidak memperdulikan Mia yang berlagak seperti menolaknya. Dia langsung mencium bibir gadis itu dengan agresif sementara tangannya meremas bagian dadanya hingga membuka bathrobe nya. Dia sungguh liar, tidak mengingat apapun selain kepuasan, melupakannya Casey yang sedang koma.
Mia yang memang menginginkan hal ini terjadi pun tersenyum puas dan menerima setiap ciuman dari Michael dengan sangat agresif. Dia bahkan mulai menunjukkan kepiawaiannya dalam memanjakan Michael, termaksud untuk membuatnya kecanduan dan menginginkannya terus-menerus. Ugh, jalang! Mungkin ini yang dimaksud oleh Arion.