Jam 11 malam terbangun karena merasakan hawa dingin menerpa tubuhnya. Dia menoleh ke samping, menata Nathan yang terlelap begitu nyenyak sambil merangkul dadanya. Wanita itu pun mengiringkan posisinya hingga berhadapan dengan suaminya lalu meraba rahangnya.
'Kamu sangat lembut, penyabar dan sangat manis ... Aku tidak habis pikir Bagaimana kamu akan menghadapi duka ketika tubuh ini benar-benar mati,' batinnya sedih.
Merasakan ada yang menyentuh wajahnya, ngeten pun terbangun dan menatap Clara yang begitu dekat dengan wajahnya.
"Hi," ucapnya dengan tersenyum.
"Hmm ... Tidurlah, sekarang masih malam," sahut Clara dengan tersenyum palsu.
"Lalu kenapa kamu bangun? Tidak mungkin aku tidur dengan nyenyak Jika kamu masih terjaga seperti ini ..."
"It's Okay, babe. Aku akan tidur lagi setelah ke kamar mandi," ucap Clara, kemudian menarik Natan untuk bersandar pada lengannya. Dia memeluk suaminya itu lalu mengusap-usap rambutnya dengan lembut. "Sekarang tidurlah ...."
"Kamu cinta aku, kan?" tanya Nathan.
"Tentu saja. Aku mencintaimu lebih apapun kamu tidak perlu khawatir ... Sampai akhir hayatku, aku akan selalu menjadi milikmu dan mencintaimu," jawab Clara, membayangkan bahwa Clara yang sesungguhnya memang mencintai Nathan sampai di hari terakhirnya bernapas.
Nathan mengerutkan keningnya, mendongak menatap Clara. "Kenapa kamu selalu mengatakan tentang sebuah akhir dari kehidupan? Apa kamu akan meninggalkan aku?"
"Tidak, Aku tidak akan meninggalkan kamu tapi kita sebagai manusia memang ditakdirkan untuk meninggalkan dunia ini," ucap Clara, lalu kembali merangkul Nathan. "Aku tidak tahu di antara kita siapa yang akan terlebih dahulu dipanggil oleh Tuhan. Tapi ketika aku lebih dulu maka aku tidak akan bisa melihatmu terluka dan sedih karena kehilangan aku ..."
"Dan ketika kamu mati, maka aku juga akan mati," sahut Nathan dengan santai.
"Hey, jangan bilang begitu," seru Clara.
"Lalu aku harus berkata apa? kalau memang kamu mati lebih dulu daripada aku, maka aku ku akan terasa seperti mati dalam hidupku. Mungkin aku bisa bertahan hidup tapi di hari itu juga aku seperti mati karena tidak ada hal yang lebih berarti daripada kamu," sahut Nathan dengan tatapan kosong. "Kuharap aku tidak pernah menemui saat-saat seperti itu, karena melihatmu sekarang saja aku sudah terasa sangat takut dan hancur."
"Kalau begitu lupakan ketakutan itu ... Kita nikmati waktu yang ada dengan terus bersama dan ... Bahagia," seru Clara, mencium kening Nathan dengan lembut. "sekarang tidurlah ... Aku akan selalu memelukmu."
"Tapi kamu bilang kamu akan ke kamar mandi," sahut Nathan, kembali mendongak menatap ke arah.
"Rencana ke kamar mandi aku batalkan," ucap Clara dengan tersenyum.
"Apa itu karena aku?"
"Yeah ... Karena aku tidak ingin meninggalkan suamiku yang manis untuk sedetikpun ... Tidak akan pernah," ucap Clara dengan penuh keyakinan, lalu mencium bibir Nathan dengan memejamkan matanya.
Nathan pun membalas ciuman itu dengan lembut, lalu menyandarkan wajahnya pada bagian dada Clara sambil memeluknya. Pria itupun kembali memejamkan matanya, lalu perlahan ketiduran karena perasaan nyaman dan bahagia.
Clara menghela napas lega setelah berhasil membuat Nathan tenang dan kembali tidur. Dia melepas pelukannya dengan sangat pelan, kemudian beranjak dari ranjang dan menyelimuti suaminya dengan selimut putih tebal. Wanita itu merengkuh tubuhnya yang naked, lalu melihat pakaiannya dan pakaian suaminya tergeletak di lantai.
Karena dingin dan malas memilih pakaian di lemari, Clara pun mengambil kemeja Nathan dan mengenakannya tanpa memakai bra ataupun underwear. Hmm, itu membuatnya sangat cute.
Clara beralih mengambil buku harian yang dia simpan di dalam tas yang terletak di atas meja dekat ranjang, kemudian membawanya ke sofa. Dia duduk disana Dan mulai membaca buku harian itu di bagian halaman yang dia buka secara random.
__sweet moment
Hi ... Oh my God!!! akhirnya aku kembali ke San Fransisco dan bisa menulis di sini. Asal kalian tau, aku baru saja ke Venice Italia bersama Nathan untuk kunjungan kerja. Di sana aku tidak menduga bahwa akan terjadi hal yang sangat menarik bahkan romantis ....
Di sana, aku mendapatkan kejutan yang begitu manis, mewah, dan yang membuat aku sangat bahagia adalah untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku berkomitmen begitu dalam dengan seorang pria yaitu dia ..!
Kami bercinta di sana ... Dia memperlakukan aku seperti ratu ... Dia membuat aku menyerahkan diriku sepenuhnya tanpa merasa ragu ataupun menyesal. Dia yang pertama untukku, sekarang aku bukan gadis perawan lagi ... But ... It's Okay, karena aku menyerahkan kehormatan ku padanya ... Dia adalah pria yang tepat dan aku akan mencintainya sampai kapanpun.
Yeah ... Sepertinya aku tidak memiliki alasan untuk berhenti mencintainya ... Dia terlalu manis untuk ditinggalkan, dilupakan, disakiti ... Aku yakin dialah takdirku ... aku tidak akan bisa tanpanya, akupun juga tidak akan sanggup jika melihatnya bersama orang lain. Bagiku dia milikku, dia cintaku dan ... Dan dia hanya milikku!
I love you Nathan, pacarku yang tampan dan sangat lembut ___
Clara tercengang saat sudah membaca isi bagian dari buku harian itu. Hatinya terasa sakit mengingat tadi sempat bercinta dengan Nathan dengan sangat gila, lalu sekarang dia tau bahwa Clara yang sesungguhnya tidak akan pernah merelakan Nathan bersama orang lain.
'Maafkan aku, Clara ... Aku tidak bermaksud menyakitimu, tidak bermaksud merebut Nathan darimu ... Aku hanya ... Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan sebagai kamu karena aku tidak ingin membuatnya kecewa,' batinnya sangat sedih.
"Tapi kamu melakukannya dengan gairah yang muncul dari dirimu, bukan sekedar bermaksud untuk membahagiakan Nathan. Kamu sangat suka pada kelembutannya, kan?" Seseorang tiba-tiba berkata dari arah belakang Clara.
Clara pun terkejut dan segera menutup buku harian itu. Dia menoleh ke belakang sambil berdiri, melihat Arion yang datang menghampirinya dengan sangat santai.
"Kamu di sini? Sebaiknya kamu jangan kesini sekarang atau Nathan akan sangat marah dan akan menjadi masalah!" Clara berkata dengan kesal. "Kenapa kamu datang saat ada dia di sini? Apa kamu ingin melihat dia marah lalu aku tidak bisa konsentrasi menyelesaikan misi ku?"
"Lalu apa kamu pikir kamu bisa konsentrasi setelah bercinta?" tanya Arion. "Dan seharusnya kamu tidak perlu panik karena kamu tahu dia tidak akan bisa melihat aku."
"Kupikir begitu," jawab Clara kemudian memalingkan wajahnya dan kembali duduk. "Jika aku tidak membuatnya bahagia selama aku berada di tubuh Clara, maka dia akan sedih maka dia akan menjadikan sikap yang aneh menjadi sebuah masalah ... Tentu saja itu membuat aku terkendala dalam menyelesaikan misi ku."
Arion berjalan sampai kemudian tiba di hadapan Clara. Dia bersedekap tangan, menatap wanita itu dengan santai, namun tatapan itu seperti sedang menyelidikinya.
"Kamu tidak membantu aku samasekali ... Aku kesulitan menemukan apa yang sebenarnya terjadi padaku dan Clara," ucap Clara dengan ketus.
"Sebenarnya kamu sudah melihat satu hal yang tidak baik untukmu sebelum kamu bercinta dengan Nathan," sahut Arion.
Clara terdiam selalu mengingat apa yang terjadi sebelum dia bersama Nathan. "Maksudmu ... Mia?" tanyanya teringat pada Mia yang sekarang mendekati Michael.
Arion mengangguk. "Yeah ..."
Clara jadi tidak tenang, perasaan yang jadi sangat khawatir mengingat Michael sekarang sedang bersama Mia.
"Apa kamu pikir Mia akan membuat Michael dariku?" tanyanya.
"Aku tidak tau," jawab Arion dengan mengendikkan bahunya.
Clara menghela napas, menatap Arion dengan frustasi. "Oh ... Come on. Kamu bilang aku sudah menemukan hal yang tidak baik lalu kenapa sekarang kamu bilang tidak tahu? Kamu jangan membuat aku semakin pusing! Aku bahkan tidak tahu harus memulai semua ini dari mana ..."
"Kamu bisa menemukan banyak hal tentang masalah Nathan dan Clara yang belum terpecahkan dari buku itu," ucap Arion sambil melirik buku harian yang tergeletak di sofa samping Clara duduk.
"Aku sedang membacanya dan mencoba menemukan apa yang terjadi, tapi kamu mengejutkanku dan aku yakin setelah ini kamu akan mendadak menghilang tanpa memberikan aku bantuan," sahut Clara dengan ketus.
"Well ..." Arion menghela napas. "Aku datang ke sini karena aku ingin menuntun mu ke masalah yang harus kamu tau ..."
"Hmm ... Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Clara.
"Besok, pergilah ke kantor Casey ... Eh, maksudku pergilah ke kantor mu karena kamu adalah Casey."
Seketika Clara menatap Arion dengan heran. "Kamu tau sekarang aku adalah Clara, dan aku tidak punya alasan untuk pergi ke sana!"
"Tapi kamu harus ke sana," seru Arion dengan tegas.
"Tapi apa yang akan terjadi di sana?" tanya Clara dengan frustasi.
"Tidak ada ... Tapi kamu akan tau suatu hal yang membuatmu celaka saat kamu memiliki niat untuk ke sana," jawab Arion dengan santai.
Clara yang bingung, tertunduk lesu dengan memegangi kepalanya yang mendadak pusing karena misi ini terasa sangat sulit untuk dia selesaikan sendiri. Bahkan Arion hanya memberikan petunjuk kecil, lalu pergi begitu saja. hmm ... Sebenarnya apa yang akan terjadi besok?