Nathan meletakkan Clara duduk di tepi ranjang, kemudian dia ikut duduk di samping dan menatapnya dengan sangat intens. Dengan gerakan pelan, dia meraba pipi lembut istrinya itu, sesekali mencium pundaknya.
"Sayang," ucapnya lirih.
"Ya ..." sahut Clara dengan suara yang serak, sesekali menelan salivanya dan memejamkan matanya kala merasakan sentuhan Nathan yang begitu lembut dan memabukkan.
"Kamu sangat cantik ... aku rindu melihat tubuh indahmu. Aku ingin melepas gaun ini, lalu kita bercinta dengan gila sampai pagi ... Apa kamu mau?" tanya Nathan dengan erangan rendah. Dia terus memberikan ciuman-ciuman pada pundak dan ceruk leher Clara sementara tangannya menolak diam dan mulai bergerak nakal meraba bagian dadanya yang tidak terlalu besar.
"Umm ..." Clara mencoba untuk tetap rileks. Dia memberanikan diri untuk membuka mata, menatap Nathan dengan intens. 'Jika aku bercinta dengannya ... Apa itu berarti aku mengkhianati Michael dan Clara? Tapi ... tubuh ini tubuh Clara dan Nathan berhak atas dirinya. Aku di sini hanya menumpang ... Aku membuat tubuh ini tetap bertahan seperti hidup ... Dan dengan tubuh ini pula aku bisa menemukan hal-hal yang tidak aku tau selama ini. Sepertinya aku memang harus menuruti semua keinginan Nathan, karena jika aku menolaknya, dia akan marah dan jadi masalah baru dan akan membuatku terkendala untuk menyelesaikan misi ku,' batinnya.
"Sayang ... Apa kamu masih belum ingin bercinta?" tanya Nathan dengan tatapan sendu, seolah kecewa.
"Aku ingin ... aku sangat ingin," jawab Clara kemudian menciumi bibir Nathan, yang semula pelan perlahan berubab agresif, bergerak mundur ke tengah ranjang dan berbaring sambil menarik suaminya yang perlahan merangkak sambil tetap menciumi bibirnya dan berhenti di atas tubuhnya dengan posisi mengungkung.
"Aku mau kamu ... jangan terlalu banyak bertanya ... aku ingin kamu ... buat aku sangat bahagia malam ini, seperti yang selalu kamu katakan," seru Clara sambil menatap wajah dengan sangat intens.
"Kalau begitu, biar aku memanjakan mu terlebih dahulu," sahut Nathan dengan tersenyum kemudian turun dari atas tubuh Clara. Dia berdiri lalu duduk di sampingnya, lalu mulai melepas heels nya dengan pelan sambil menatap wajahnya yang cantik.
Setelah selesai melepas kedua heelsnya, Nathan mengangkat kaki kanan Clara kemudian menciuminya dengan sangat lembut sambil memberikan sentuhan begitu halus.
Clara terdiam, terpaku di tempat, melirik Nathan yang memperlakukannya dengan begitu lembut, membuatnya merasakan sensasi indah, erangan tertahan disertai desahan seketika lolos dari sela bibirnya, membuat bagian bawah tubuhnya seperti basah. Gerakan naik turun pada dadanya begitu cepat, napasnya memburu, dia menelan salivanya sendiri saat suaminya itu memposisikan diri di bawahnya dengan membuka kedua pahanya lalu menyibakkan gaunnya hingga memperlihatkan bagian bawah tubuhnya yang mengenakan lingerie hitam.
"Kamu adalah malaikat cantikku," lirih Nathan, masih menciumi kaki Clara.
Clara hanya diam dengan perasaan tidak karuan. Nathan berhasil memporak-porandakan pertahannya.
Nathan menarik Clara untuk duduk hingga berdiri setengah badan. Dia melepas gaun istrinya itu dengan perlahan sembari sesekali mengecup kulit lembutnya, lalu duduk dan menciumi pinggulnya, perutnya, pahanya, dan mendorongnya pelan untuk kembali berbaring lagi. Dia menunduk, membuka paha istrinya itu kemudian memposisikan kepalanya berada di depan area sensitifnya yang masih tertutup lingeri. Perlahan namun pastu, Nathan melepas lingerie itu dan membuangnya ke sembarang arah.
"Nathan ... ughh!" Clara mendesah saat merasakan bagian bawah tubuhnya mendapatkan sentuhan dari bibir dan lidah Nathan, membuat tubuhnya mengejang nikmat dan merasa sangat panas.
"Ugh.. Nikmat, ini sangat nikmat," desah Clara.
"Kamu sangat indah ..," lirih Nathan.
"Nathan ... ah ..."
"Jangan panggil aku begitu, kamu adalah cintaku dan aku adalah cintamu," seru Nathan kemudian makin gila menjilati area sensitif Clara sementara tangannya meremas bagian dadanya.
Suara kecipak erotis terdengar, Nathan mepermainkan Vagina Clara dengan rakus dan berhasil menciptakan suara kecap lidah yang beradu dengan klitorisnya.
"Ah..."
Clara makin tidak tenang. Napasnya memburu, dadanya membusung dengan tatapan mengarah pada langit-langit kamar, erangan tertahan yang sejak tadi ditahannya kini lolos, Clara mendesah dalam kenikmatan. Dia sudah lupa tentang siapa dirinya yang sesungguhnya, lupa pada Michael yang sekarang bersama Mia.
"Sayang ... aku mau kamu sekarang!" seru Clara.
Nathan beranjak duduk kemudian melepas seluruh pakaiannya dengan tatapan terus mengarah pada Clara yang begitu sexy. Setelah pakaiannya terlepas semua, pria itu memposisikan tubuhnya berada di atas tubuh istrinya, lalu menciumi bibirnya dengan sangat lembut. Perlahan tangannya turun ke bawah, menyusupkan jarinya pada area sensitif istrinya yang sudah basah.
"Kamu sangat basah," ucapnya dengan sensual.
"Hmm ... karena aku ingin kamu sekarang ....come on," sahut Clara merangkulkan tangannya pada leher Nathan. Dia menciumi pipi hingga rahang suaminya itu dengan penuh gairah. "Please ... jangan membuatku terlalu menunggu. Aku ingin sekarang! Aku ingin kamu berada dalam diriku sekarang!"
"Kamu jadi tidak sabaran ..." Nathan tersenyum.
"Karena kamu sudah memancingku!"
"Dan aku mendapatkan mu dengan segala gairahmu," ucap Nathan kemudian memegangi kejantanannya yang sudah sangat tegang, lalu menciumi ceruk leher Clara.
"Ughh ..!" Clara mendesah dan memeluk Nathan dengan sangat erat saat merasakan bagian sensitif tubuhnya sudah dimasuki oleh kejantanan Nathan.
"Kamu sangat nikmat ..." Nathan pun mendesah, perlahan menggerakkan pinggulnya, membuat kejantanannya keluar-masuk area sensitif Clara.
Clara terus mendesah dengan mata terpejam. Sesekali nampak mencengkram lengan Nathan karena tak kuasa menahan nikmat.
Nathan menatap Clara sambil terus bergerak, lalu menciumi bibirnya dengan agresif.
"Sayang, buka matamu," serunya.
Clara membuka mata, menatap manik Nathan dengan bibir tersenyum begitu hangat padanya. Wajahnya yang tampan, perlakuannya yang lembut, seakan membuatnya sangat terpesona. Dia ikut tersenyum, Clara kembali merangkulnya dan menciumi pundaknya, wajahnya, bibirnya dengan penuh gairah. Hmm, dia benar-benar menjadi Clara ... dia seperti bukan Casey yang mencintai Michael.
"I love you ... I love you so much!" ucap Nathan dengan erangan rendah menciumi leher Clara dengan sangat liar.
Clara terus mendesah dan memeluk Nathan. Mereka bercinta dengan begitu panas di sana, dengan alunan musik dari arah balkon yang masih terdengar, dengan pintu yang masih terbuka memperlihatkan rembulan yang bersinar dengan terang, seakan membuat keromantisan mereka semakin terasa.
Sesekali angin bertiup memenuhi ruangan, membuat sepasang kekasih itu bercinta semakim intens.
Untuk beberapa saat, hanya suara kecipak erotis diiringi desahan penuh kenikmatan yang mengisi ruangan.
Hingga beberapa menit berlalu, Nathan makin kuat menggerakkan pinggulnya. Clara terus mendesah bahkan hampir menjerit saat mencapai puncak kenikmatan namun Nathan terus menggagahinya dan akhirnya menumpahkan cairan cintanya ke dalam area sensitifnya.
"I love you ... " Nathan terengah-engah kemudian menciumi bibir Clara. "I just love you ... you are my wife ... my love ..."
Clara hanya diam dengan mata terpejam dan napas yang memburu.
Nathan pun beranjak dari tubuh Clara, berpindah ke samping dan berbaring. Dia merangkul istrinya itu dan memejamkan matanya, sesekali menciumi pundaknya dengan lembut.