Jiraina melangkah masuk ke dalam halaman rumah dari tempat kampus ke daerah rumahnya teryata kalau jalan lumayan dekat saking dekatnya perempuan harus berpikir dua kali kalau mau jalan kaki, sudah dua kali jalan kaki karena sang kakak gak jemput, dua kali juga ia harus merawat kakinya ke spa. Perempuan akan meminta penambahan uang sangu dengan terpaksa, Jiraina melongo saat sang kakak keluar dengan pakaian santai dan tidak sesuai atas apa yang ada dichat whatsapp. Domain mengerut keningnya ketika sang adik tergelak sendiri, "whoa! Gue di tipu! Whoa gila nih gila, gue jalan kaki tumbal doang!" cerocos perempuan itu kesal pada kakaknya yang masih mengerut heran.
"Dek, sehat kan?" tegur Domain yang merasa aneh akan tingkah adiknya sendiri pasalnya perempuan itu tak mau mengatakan apa pun padanya dan malah melengos pergi dengan menghentakkan kakinya kesal, tentu saja lelaki itu merasa aneh dengan adiknya karena tak seperti biasanya perempuan tersebut kaya begini. Apalagi masalah yang dihadapinya tak kunjung selesai, "dek?" panggil laki-laki itu.
"Jangan manggil-manggil!!! Aku marah sama abang!!!" Domain terkejut apa ada yang ia perbuat hingga membuat adeknya marah, di dalam kamar perempuan tersebut menahan tangisnya. Jujur ia sangat kecewa dengan kakaknya yang selalu membuat dirinya sengsara atas perjalanannya dua hari ini, "najis banget gue dua hari jalan gak taunya si kambing libur," isaknya kecil lalu mengusap pelan air matanya, tak lama suara ketukan pintu yang terdengar dari luar sana, Domain benar-benar tak mengerti dengan marahnya adik perempuannya. "Abang tipu aku doangkan? Alesan biar abang gak jemput aku." Domain membeliakkan matanya sesaat tawanya hampir lepas karena mendengar alasan sang adik marah, akan tetapi pemuda itu merasa kasihan karena adiknya tak tau apa pun.
"Dek, kamu marah cuma karena hal ini? Kamu kok koplak banget," Domain menjeda omongannya lalu melanjutkannya. "Abang gak libur. Fyi aja hari ini cuma setengah hari, nanti sore baru berangkat." Jiraina kembali membelalakkan maniknya, jika Bianca liat penampakkan wajahnya pasti sudah dijadikan meme twitter, "kamu marah gak beralasan," jelas pemuda tersebut yang langsung pergi meninggalkan kamar tersebut.
"Dih," hardik perempuan itu yang merasa kesal, "marahnya gue ya beralasanlah. Kan merasa dirugiin sama dia, kenapa gak beralasan? Yang jelas lo jahat bang," gerutu Jiraina yang mendengkus panjang tidak lama ponselnya berbunyi, nampilkan nomor tidak dikenal; perempuan itu mengerutkan keningnya aneh.
"Ji makanannya udah siap!" pekik sang kakak yang lagi melepaskan apron ditubuhnya, Jiraina mengerling kesal sama lelaki itu tetap saja bawaannya mau marah karena sudah ditipu, Jiraina bersungguh-sungguh mendiamkan pria yang baru selesai menyajikan makan. Bahkan setelah permintaan maaf ya tersebut diucapkan tetap saja tak membuat Jiraina merasa lega, "ah, oke-oke besok abang jemput. Janji jangan marah lagi." Perempuan itu berbinar lalu mengangguk dan melahap makanannya dengan riang, Domain mendengkus pelan; Domain tuh vibe yang sangat bisa digapai tetapi itu hanya khayalan saja.
"Bener ya bang! Awas kalo tipu lagi, eh, bang dunia ini udah penuh tipu-tipu gak usah nambah-nambahin. Cuma jadi sampah masyarakat aja nanti," cibir perempuan itu yang meninggalkan ruang makan, tidak berselang lama Bianca datang bersama Biandra kekasih hatinya akan tetapi mereka berdua beramai-ramai. "Weh, ada apa nih? Kok ramai sekeles, rumah gue lagi gak ada syukuran pelepasan jomlo babe," asal Jiraina yang tetap saja tak memedulikan ucapannya itu di depan lelaki tinggi berparas layaknya kartun hidup.
"Gak malu?" Hardik Bianca yang melirik Linggar tengah mengobrol dengan Aruna. Namun Jiraina tak peduli akan lirikan tersebut, "ada gebetan lo di sini!" bisik Bianca yang mengarahkan pandangannya pada Linggar, Jiraina membelalak lalu memukul punggung teman perempuannya itu; keduanya asik membisikan kata yang seharusnya tak mereka bincangkan.
"Wey dia bukan gebetan!" sangkal perempuan itu melangkahkan kakinya ke dapur buat ambilin teman-teman yang lain minum, tiba-tiba Domain memberinya tanda agar berhati-hati dari salah satu teman laki-laki adik perempuannya itu. Jiraina tak paham dengan apa yang dimaksud sang kakak hanya mengangguk patuh saja, terlebih Domain adalah orang yang paling jujur, tadi perempuan ini pikir hanya bualan saja nyatanya semua terbukti benar ketika Linggar berpamitan pulang, Domain tentunya masih membaca artikel tersebut tanpa menyalinnya karena kepenting pekerjaan yang mengharuskan dirinya memberitahu sumbernya. ¹Tentukan tujuan alter ego Anda. Mengapa Anda menciptakan seorang alter ego? Tujuan apa yang ingin Anda capai? Apakah Anda menciptakan alter ego untuk bersenang-senang atau untuk tujuan yang serius? Jawaban pertanyaan-pertanyaan ini akan mempengaruhi keputusan Anda dalam membuat alter ego. Contohnya, bila Anda mencoba membuat nom de plume (alias) identitas Anda tidak tampil pada hasil karya seni yang akan dianggap kontroversial, Anda mungkin perlu menciptakan nama palsu saja. Namun, bila Anda seorang musisi Anda Anda ingin memperluas kreatifitas Anda dengan mengadopsi persona baru yang mengejutkan, Anda mungkin perlu membuat cerita dan kepribadian detil untuk karakter Anda. Bandingkan ambisi Anda pada tujuan Anda saat membuat alter ego. Umumnya, tidak ada alter ego yang direncanakan terlalu berlebihan. Selama Anda tidak mengaburkan garis mental antara alter ego dan diri Anda yang sebenarnya, Anda bebas untuk menciptakan alter ego sedetil yang Anda rasa cocok.
Domain menutup ponselnya lalu memandang sang adik yang lagi bersenda gurau tak lama pandangannya pada Linggar yang juga lagi memerhatikan adik perempuannya entah mengapa rasa tidak suka pada pemuda itu muncul tanpa di dasari perasaan kecurigaan yang kuat. Akan tetapi Jiraina bakal selalu melakukan hal bodoh seperti biasanya, perempuan itu akan selalu melakukan kegiatannya tanpa peduli nasihat sang kakak, Domain sudah bosan mengingatkannya. "Jangan pernah bergaul sama laki-laki ya dek," pesan pemuda itu sebelum pergi meninggalkan rumah. Perempuan itu hanya mengangguk lalu menghela atas perlakuan over dari kakaknya, tak cuma itu perempuan tersebut juga mengabaikan semua ucapan Domain begitu saja.
"Bang lo mau berangkat?" tanya Diwangga yang memandang pakaian rapih dari Domain, "abang lo keren ya. Iri gue," ceplos pemuda tersebut berlalu sembari membawa nasi goreng buatannya begitu saja, Jiraina mendesis kecil pada pemuda itu yang sudah pasti tak kedengaran oleh Diwangga.
Jiraina gak tau maksud kedatangan teman-temannya apa yang sampai detik ini jikalau ditanya tak ada yang mau menjawabnya, sekalipun itu Linggar orangnya, ketika duduk sendirian seseorang mendekat ke arahnya dan menggunakan pakaian sangat modis bahkan Jiraina tak mengenalinya. Perempuan itu mengerjapkan matanya takjub akan hal tersebut, jika saja perempuan itu tau ada pria setampan ini. Sudah dari semester awal ia kencani.