Chereads / You are my hope / Chapter 3 - Chapter 2

Chapter 3 - Chapter 2

" Permisi Pak".

Reina pun memasuki ruangan Dosen dan menghampiri meja Pak Alex.

" Kamu udah datang Reina, kalo begitu Bapak akan mengenalkan kembali kamu dengan Direktur Lee".

Reina pun hanya menganggukan kepala.

" Baik, Ms.Lee ini Reina murid kesayangan saya yang dekat dengan Profesor Sena dia yang akan mengantar anda kepada Profesor. Dan Reina ini Ms. Lee Pengusaha yang berasal dari Korea kamu bisa mengantarnya ke Lab Profesor Sena".

Direktur Lee pun mengulurkan tangan kepada Reina untuk dijabat, dan dibalas jabatan tangan pula oleh Reina.

" Salam Kenal Reina".

" Ia Pak, Salam kenal" Ucap Reina tersenyum ramah.

Presdir Lee pun tertawa " Hahaha, bisakah kau hilangkan panggilan Pak itu? Umur kita hanya berbeda 3 tahun saja,panggil aku kak saja".

Reina pun melirik Dosen nya terlebih dahulu dan Pak Alex hanya menganggukan kepala saja.

" Baik Ka-ak Lee" Kaku Reina.

" Jangan kaku Reina,sepertinya kamu canggung dengan saya" kekehan Lee pun terdengar.

" Kalo begitu mohon bantuanya untuk acara tour dadakan menuju Lab Profesor Sena yah, Reina".

Reina pun menganggukan kepalanya " Baik Kak Lee".

Mereka pun berlalu dari ruangan Pak Alex setelah berpamitan kepada Dosen tersebut.

Dalam perjalanan menuju ke Lab di isi dengan suasana hening karena kecanggungan Reina dan Lee yang sedang mengamati koridor kampus.

" Reina".

Panggilan Lee mengawali kecanggungan tersebut.

" Ia Kak?" tanya Reina.

" Berapa lama kamu kenal dengan Profesor Sena? Ku dengar dari Pak Alex kau cukup dekat dengannya".

" Mungkin 2 tahun yang lalu pada saat Kak Sena kesulitan membawa peralatan untuk Labnya".

" Kak Sena? Apakah kalian sudah sedekat itu?" Ada nada sedikit tak suka dari Lee.

Reina pun tersenyum " Yah bisa dibilang seperti itu karena ternyata Kak Sena adalah teman Abangnya Reina".

Lee pun mengehela nafas "seperti itu ternyata" batin Lee.

" Sudah sampai"

Tok

Tok

Tok

" Masuk!".

" Permisi Kak Sena".

" Oh kamu Na, ada apa dek? Abang mu ngak jemput pulang?" tanya Sena tanpa melihat ada seseorang dibelakang Reina.

" Bukan kok Kak, tapi ada tamu buat Kak Sena. Tadi Reina diminta Pak Alex untuk mengantar tamunya langsung ke sini".

" Siap-".

" Hai Bro, lama tak jumpa".

" –a"

Ucapan profesor Sena pun terpotong dengan sapaan Lee.

" Oh hai mantan calon adik ipar" ucap Sena tak senang.

Reina pun melihat keduanya dalam suasana yang berbeda segera pamit.

" Maaf Kak kalo begitu aku pergi dulu yah".

Keduanya pun melirik Reina.

" Mau Kak Sena antar dek? Abang mu katanya pulang malam" ucap Sena yang ingin menghindari Lee.

" Ngak usah Kak, aku bisa pulang pake taxi" ucap Reina tak enak.

" Ya udah kalo ada apa-apa telpon kakak yah".

Reina pun mengangguk dan segera pamit.

" Makasih Reina udah nganterin kakak" ucap Lee tersenyum.

" Ia Kak"

Sena pun melihat Lee terkejut " apakah Lee mengenal Reina? Kenapa dia memanggil Lee kak" batin Sena.

Lee pun tidak melepaskan senyumannya sampai punggung Reina sudah tidak terlihat pandangan nya. Sena pun segera menutup pintu ruang Labnya.

" Apa mau mu datang ke sini? Dan sejak kapan kamu mengenal Reina? Jangan jadikan Reina sebagai korban selanjutnya dari sikap brengsek mu". ucap Sena geram dan menahan amarahnya.

" Mau ku yah? Kau sudah tahu apa tujuan ku mencari mu Sena, dan untuk Reina sepertinya dia Perempuan yang menarik" Senyum Misterius Lee berikan untuk Sena.

" Tak cukup kah adik ku yang sudah kau sakiti Lee? Jangan mengharapkan ada gadis lain yang kau sakiti terutama Reina. Jika sampai itu terjadi aku takan tinggal diam" Emosi Sena pun keluar.

" Kau lucu Sen, emang ada hubungan apa kau dengan Reina? Apa kau juga menyukai Reina?".

" Dia Adik ku, takan ku biarkan kau menyentuhnya seujung rambutmu kau paham".

" Adik? Yang benar saja adikmu itu mantan tunangan ku Selly bukan Reina".

" Dia juga adikku, dan aku takan biarkan kau menyakitinya camkan itu" ucap Sena yang akan berlalu dari Lab itu.

"Pembahasan kita belum selesai Sen, aku tunggu kamu di Restoran tempat awal pertemanan kita jam 9 malam jika emang kamu mau tahu apa yang aku inginkan".

Sena pun berlalu dengan emosi yang membara,dia pun segera menghubungi Reno kakak Reina.

Tut...

"Hallo..."

"Ren, ini Sena bisa ketemu? Ada keadaan darurat"

"2 jam lagi aku kosong, sekarang ada rapat

Oke! 1 jam lagi aku OTW"

"Hm, nanti langsung ke ruanganku saja"

"Siap Bro"

Tutt...

Panggilan pun ditutup oleh Sena, dan ia pun pergi untuk membereskan peralatannya dan akan segera pergi ke kantor Reno (Kakaknya Reina).

Sementara itu

" Ke kafe dulu deh, dari pada bosen di rumah sendiri, Abang juga bakal pulang malam lagi" gumam Reina.

Reina pun berjalan menuju kafe favoritnya yaitu kafe yang tidak jauh dari kampusnya.

Kring

Suara lonceng kafe yang menandakan bahwa pelanggan memasuki kafe itu.

" Selamat datang" ucap pelayan yang menyambut Reina.

Reina pun tersenyum membalas sapaan pelayan tersebut.

Reina kemudian duduk di tempat biasanya dia berada di kafe itu yaitu dekat dengan jendela yang memperlihatkan pemandangan luar kafe tersebut.

Pelayan pun mendekati Reina dan memberikan buku menu, dan Reina pun memesan makanan seperti biasanya.

" Seperti biasa yah Dit" ucap Reina kepada Adit yaitu pelayan yang sudah Reina kenal dan mereka adalah teman sejak mereka kecil.

" Oke Rainy (hujan)" ucapan Adit jahil dengan memanggil nama yang suka ia pakai untuk mengejek Reina.

Reina pun mendengus " Huh... mau aku lempar pake buku ini hah?" ucap Reina sambil mengangkat buku menu yang tadi di sodorkan Adit.

" Hehehe.. canda, tunggu bentar yah buat pesanannya".

Adit pun berlalu dari hadapan Reina. Setelah kepergian Adit, Reina pun melihat handphone nya untuk mengecheck pesan dari abangnya. Dan tanpa ia sadari ada yang memerhatikan kegiatannya itu.

" Hayo... liatin siapa nih?" dan tanpa diduga seseorang itu dipergok oleh Adit.

" Ngak ada, sok tahu yah. Cepet kerja-kerja nanti potong gaji loh" ucap pria itu gelagapan.

" Yah Boss, janganlah! Kasihan pacar saya nanti mau jajan apa?" mohon Adit dengan muka yang pura-pura sedih.

" Kalo ada maunya manggil Bos, kalo ngak ada mau nya manggil nama, dasar teman laknat" dengusnya.

" Hehehe... kan kita udah jadi teman yang lengket Vin" balas Adit kepada Kevin.

" Ya udah sana balik kerja ajudanku".

" Siap Boss".

Adit pun segera kembali bekerja dan meninggalkan Kevin di ruangannya. Kevin pun kembali memerhatikan Reina.

" Huh... bisakah dia langsung diajak serius yah? Tapi siapa laki-laki kemarin yah? Apa aku tanya Adit aja? Tapi Adit akan meledek ku" helaan nafas keluar dari mulut Kevin.

Tok

Tok

Suara ketukan pintu membuat Kevin tersentak dan dia pun kembali mulai fokus pada pekerjaannya yaitu meneliti pengeluaran Kafenya.

" Masuk".

Pintu pun terbuka dan menampilkan adik Kevin yaitu Dea.

" My Brother.... minta uang jajan dong, Mamih sama Daddy ngak ngasihin uang jajan nih" Dea pun mendekati Kakak kesayangannya.

" Ngak ada, kamu lagi dihukum kan Dek? Mamih dah ngasih tahu Kakak tentang ini".

" Yah... Kakak pelit banget sih, ia sih ini salah Dea yang kemaren terlalu asik main sama temen sampe lupa waktu, tapi ada yang pengen Dea beli ini edisi terbatas Kak... 1 jam lagi pelelangannya, Pliss.."ucap Dea memohon.

" Apa sih yang ingin kamu beli De? Barang-barang kamu dah banyak di rumah Mamih sama Daddy aja udah bosen lihat kamu belanja barang-barang yang ngak berguna terus" Sinis Kevin.

" Ih Kak, kali ini barang berguna buat Dea kok. Kalo Kak Kevin mau beliin nanti Dea bantu cari info tentang Kak Reina deh". Rayu Dea.

Kevin pun kaget " Nih bocah tahu dari mana lagi aku naksir sama dia". Batin Kevin

" Kakak ngak usah kaget deh, aku sering mergokin Kakak lihatin Kak Reina kok setiap Kak Reina datang ke kafe" Ucap Dea enteng.

" Emang kamu kenal Dia De?" tantang Kevin.

" Kenal lah, Kak Reina itu Mahasiswi populer di kampus Dea dan kesayangan Dosen Alex apalagi dia dekat dengan Profesor Sena, yah walaupun sayangnya marga Kak Reina ditutupi tapi banyak yang menebak pasti Kak Reina orang yang berada apalagi dari sikapnya yang terkadang kelewat anggun dan ramah terhadap siapapun"

Kevin pun melongo adeknya sendiri tahu info tentang pujaan hatinya. "sebegitu populernya kah Dia? Sainganku pasti banyak dan berat terutama pria yang waktu itu". Batin kevin.

" Gimana Kak? Masih mau tahu info tentang Kak Reina kan?" Seringai Dea pun terlihat.

" Berikan dalam 1 hari dan konfirmasikan siapa saja saingan Kakak" ucap Kevin saking penasarannya dan ia pun memberikan Black Card nya kepada Dea.

" Oke! Besok Dea kasih besok, dan Dea pun setuju kok kalo Kakak jadian sama Kak Reina ketimbang orang itu". Ucap Dea berlalu dari ruangan Kakaknya.

" Huh... Dia yah?" gumam Kevin lelah.

Sementara itu

" Nih pesenannya Non" ucap Adit kemudian duduk di depan Reina.

" Oke Makasih dit, oh ia kamu udah ngak ada kerjaan?" tanya Reina setelah menerima pesanannya sambil melirik Adit.

" 5 Menit lagi beres kok, mau pulang bareng?" tanya Adit setelah melirik Arlojinya.

" Boleh sih, tapi antar ke toko dulu yuk, ada bahan skripsi yang kurang nih" ucap Reina setelah melahap makanannya.

" Oke! Kebetulan ada yang Adit pengen beli juga, ya udah sambil makan tunggu yah, aku ambil barangku dulu".

Adit pun kemudian berlalu dari hadapan Reina.