Tok
Tok
Suara ketukan pintu terdengar dari luar ruangan Reno.
" Masuk "
Sena pun memasuki ruangan Reno dan duduk di sofa ruangan tersebut.
" Bagaimana? Lee merencanakan hal jahat lagi? "
" Ia, dan ini menyangkut kebahagian Selly dan masa depan anak-anak"
Sena pun menceritakan pertemuannya dengan Lee tadi malam.
" Apa maksudmu panti asuhan itu telah diketahui Lee? Bagaimana bisa? "
" Ia Ren, panti asuhan itu akan Lee hancurkan jika aku tak mengatakan Selly dimana, dan aku pun tak tahu Lee mengetahui panti asuhan itu dari mana "
Reno pun melihat muka Sena yang frustasi dengan iba, ia juga sedikit kaget mendengar berita itu dan bingung untuk memberikan solusi dan tindakan yang terbaik.
" Ren "
Sena pun menepuk bahu Reno sambil tersenyum.
" Tenang aja urusan panti asuhan nanti aku cari solusinya yang terpenting sekarang kedua adik kita selamat, kamu sudah menjaga keamanan Reina kan? "
Reno pun menganggukan kepalanya " Tenang aja Reina aman dan masih dalam pengawasan anak buahku ".
Sena pun menghela nafas " Syukurlah ".
" Sen, Ada yang mau aku tanyain "
" Silahkan Ren tanyakan saja "
" Kamu ingatkan proses pembangunan panti asuhan itu siapa saja yang tahu? apalagi orang terdekat kamu hanya beberapa saja yang tahu. Tapi setahu ku dulu saat Selly pacaran dengan Lee di Korea kamu belum sama sekali bertemu dengannya kan? Kamu cuman tahu biodata singkatnya, apa kamu yakin Lee ini sama dengan Lee mantan adik iparmu? Dan apa kamu yakin Selly mengatakan tenang panti asuhan ini kepada Lee? "
Sena tersenyum " Aku juga semalam memikirkan ini Ren, dan aku sependapat dengan kamu. Selly juga tidak akan sembarang memberikan info tentang panti asuhan ini kepada siapapun, dan ia berjajnji akan memberitahu Lee setelah mereka menikah dan kamu tahu sendiri kan pesta pertunangan mereka hancur tidak jadi. Aku saja sebenarnya belum mengenal Lee hanya sekedar tahu dia orangnya seperti apa dari cerita Selly, tapi memang semalam setelah pertemuanku dengan Lee ada yang jangkal dari orang itu "
" Apa itu soal panti asuhan itu kan? "
" Ia Ren benar, pertama soal panti asuhan itu dan yang kedua aku seperti tak asing dengan obsesinya terhadap wanita, seperti seseorang di masa lalu yang pernah menghilang "
Reno pun berfikir " Seseorang yah? Dan Obsesi terhadap wanita? Hmm sepertinya aku pernah mendengarnya"
Mereka pun berfikir untuk memecahkan teka-teki ini, dan tak lama mereka tersentak dengan pemikiran yang sama.
" Mungkinkah? Dia...."
Sedangkan di tempat lain
Suara tawa masih terdengar di kamar tamu kediaman Reina.
" Hahaha udah Sa, mending kita siap-siap yuk "
" Siap-siap? Mau kemana sih Na? "
" Udah ayo ikut aja "
Reina pun beranjak dari kamar tamu untuk ke kamarnya mengambil keperluannya.
" Ayo, kita makan enak di luar aku yang teraktir karena suasana hati kamu lagi gini "
Raisa pun tersenyum dan langsung mengandeng tangan Reina " Sepuasnya yah!"
Reina menganggukan kepalanya.
Mereka pun pergi keluar dengan kendaraan Reina yang melesat menuju tujuan mereka.
" Kamu mau makan apa Sa? "
" Hmm... aku pengen makan yang manis-manis buat ngembaliin mood aku Na "
" Oke deh, kita ke toko Kue Mba Dewi aja yah? Di sana pasti banyak pilihannya"
" Siip, aku ngikut kamu aja Na, asalkan jadi yah di traktirnya"
Reina pun tersenyum " Ia Sa, jadi kok"
Mobil pun berhenti dikarenakan Lampu lalu lintas berwarna merah.
Ting
Ponsel Reina pun berbunyi menandakan ada pesan masuk.
" Na, jadi kan ketemu hari ini? Aku mau jelasin ke Raisa supaya dia ngak salah paham lagi "
Reina pun melirik Raisa yang sedang senang sambil melihat pemandangan diluar.
" Sore aja Ga, nanti aku chat kamu lagi, soalnya aku sekarang lagi berusaha bikin mood Raisa bagus lagi"
" Oke Na, sebelumnya thanks yah"
" Siip demi sahabat aku Raisa dan hubungan kalian"
Reina pun kembali fokus ke jalan raya setelah lampu lalu lintas kembali hijau, tak lama kemudian mereka pun sampai di tempat yang mereka tuju.
Mereka berdua pun keluar dari mobil dan di sambut oleh Mba Dewi yang kebetulan sedang menyirami tanaman hias yang terdapat di depan tokonya.
" Eh ada dek Reina dan temannya, mari masuk"
" Ia Mba " ucap mereka kompak dan mengikuti Mbak Dewi memasuki toko kuenya.
" Silahkan duduk "
Mereka pun duduk di bangku yang dekat dengan jendela, karena memang itu tempat favorit Reina sebagai langganan di toko tersebut.
" Sudah lama yah dek Reina ngak ke sini, bagaimana kabarnya sekarang? " tanya Mbak Dewi sambil mengangkat tangan untuk memanggil pelayannya.
" Maaf yah Mbak, aku lagi sibuk sama tugas akhir-akhir ini, dan kabar ku baik kok Mbak" Reina pun tersenyum.
" Mbak sendiri bagaimana kabarnya? Oh ia dan kenalkan ini sahabat aku namanya Raisa"
" Mbak sehat kok Dek, oh ia salam kenal saya Mbak Dewi yang punya toko kue ini " Mbak dewi mengulurkan tangannya sambil tersenyum dan di sambut dengan baik oleh Raisa.
" Hai Mbak Dewi, saya Raisa sahabat Reina "
Mbak Dewi pun tersenyum dan mengulurkan buku menu yang telah dibawakan pelayan kehadapan mereka berdua.
" Kalian pilih aja yang kalian mau nanti buat puding-nya Mbak kasih bonus, dan maaf yah Mbak ngak bisa lama-lama temenin kalian soalnya tokonya udah mulai ramai"
Mereka pun menganggukan kepalanya dan mengucapkan terima kasih, Mbak Dewi pun berlalu dari hadapan mereka berdua.
" Mau pesen apa Sa? Kalo aku ngerekomendasiin kue yang bikin aku ketagihan disini tuh raibow cake nya"
" Boleh deh Na, terus aku mau Black forest nya buat di rumah 1, teh hijau 1, sama chocolate sacher nya 2 yah"
" Kalo saya chocolate sacher 1, teh hijau 1 itu aja"
" Ada lagi Kak? "
" Sa, cukup atau masih ada? "
" Cukup deh itu aja"
" Oke Kak, harap ditunggu yah"
Pelayan tersebut meninggalkan meja mereka untuk menyiapkan pesananya.
" Makasih yah Na, mood aku dah agak baik lagi nih dan aku seneng banget kamu emang sahabat aku yang paling pengertian" senyum lebar Raisa menular ke Reina.
" Ia Sa sama-sama"
Mereka pun mengobrol ringan sambil menunggu pesanan mereka. Setelah makanan tersedia di meja mereka pun menyantapnya.
" Na "
Raisa pun mengawali kembali obrolan dengan Reina.
" Ia Sa, Kenapa? "
" Sore ini kayaknya aku siap dengerin penjelasan Angga "
Reina pun tersenyum " Oke, nanti sore kita ketemu Angga di kafe biasanya aja yah "
" Ia Na, kamu temenin aku yah, dan ingatkan permintaan aku Na "
" Kalo emang Angga ngak jujur kamu bakal hajar muka sok gantengnya kan " kekeh Reina.
" Ia Na, eh bukan sok ganteng yah, Angga emang ganteng kok " Raisa mengembungkan pipinya.
" Ia deh yang udah kelewat bucin ma Angga mah beda " goda Reina.
" Berisik ah Na, kamu godain aku mulu"
Reina pun tertawa melihat tingkah Raisa yang malu-malu.
Ting
Suara ponsel Reina menghentikan acara menggodanya terhadap Raisa, kemudian Reina melirik ponselnya yang terdapat pesan dari Angga.
" Gimana Na? Jadikan? "
" Ia Ga, 1 jam lagi ketemu di Kafe biasa yah"
" Oke "
Reina melirik Raisa yang sedang memperhatikannya.
" Siapa Na? " tanya Raisa.
" Bucinya kamu " kekeh Reina
Raisa pun memerah " Terserah "
" Permisi " ucap pelayan yang mendatangi mereka.
" Ia Mbak, ada apa? "
" Ini kak bonus dari Mbak Dewi buat kakak sama temannya " pelayan tersebut menyimpan kedua cup puding di depan mereka berdua.
" Makasih yah Mbak, titip salam buat Mbak Dewi dan ucapan terima kasih yah"
" Ia Kak, nanti saya sampaikan "
Pelayan tersebut meninggalkan mereka yang sedang menyantap pudingnya.
Di Kantor Reno
" Tapi apa kamu yakin Ren? "
" Lebih baik kita cari tahu dulu buktinya Sen, dan harapan kita sebenarnya tinggal Selly, karena dia yang lebih mengenal Lee dari pada kita"
" Kau benar Ren, dan aku akan mencari biodata dia lewat anak buah ku"
" Kalo memang itu benar-benar dia aku tidak kaget lagi melihat sikapnya tapi yang jadi pertanyaannya hampir 80% kita tak mengenalnya"
" yah kita harus mencari tahu dulu semuanya baru nanti kita simpulkan dan mencari solusinya"
" Tapi sekarang kondisi Selly bagaimana Sen?"
" Dia sudah baik-baik saja Ren, dan semoga saja dengan pertanyaan kita nanti Trauma Selly tidak kambuh kembali"
Reno pun menganggukan kepalanya " Ya, semoga saja "
Mereka pun berfikir untuk mencari solusi yang terbaik untuk memecahkan solusi ini demi keselamatan adik-adik mereka dan anak-anak panti.