Kring
Suara lonceng di pintu sebuah kafe terdengar dan menandakan ada yang memasuki kafe tersebut.
" Selamat datang, hei Na! Kalian mau ketemuan sama Angga yah? "
Sapaan dari Adit menyambut Reina dan Raisa.
" Hai Dit, Ia nih! Emang orang nya udah datang? " sapa Reina sekaligus tanyanya.
" Noh nong, di tempat biasa kamu nugas " tunjuk Adit kearah tempat yang berada di dekat jendela.
Raisa melirik ke arah yang di tunjukan Adit dan ia melihat Angga yang duduk tenang di sana sambil menyesapi kopinya.
" Na "
Reina pun melirik ke arah Raisa " Kenapa Sa? "
" Aku pengen ngobrol berdua dulu sama Angga boleh? Tapi kamu tetep awasi kita "
Reina tersenyum " Ia Sa, boleh kok biar kamu bisa lebih leluasa minta penjelasan Angga, dan kalo ada apa-apa kasih kode aja aku ada di belakang meja kalian"
" Makasih Na, aku ke sana duluan"
" Oke "
Raisa pun melangkah ke meja yang di tempati Angga dan di sambut senyuman oleh Angga di tempatnya, sedangkan Reina masih berdiri dengan Adit yang menatap mereka berdua.
" Na "
" Ia Dit? "
" Raisa berantem sama Angga yah? Dari tadi Angga gelisah gitu walau sekarang kelihatan tenang-tenang aja di depan Raisa "
" Ia Dit, sekarang Angga lagi mau jelasin kesalah pahamanya"
Adit menganggukan kepalanya " Mau pesen apa Na? Yuk duduk di sana dulu "
Adit mengantar Reina ke tempat yang berada di belakang Angga dan ia bisa melihat Raisa yang meliriknya.
" Kayak biasa aja Dit, tapi minumannya aja yah soalnya aku masih kenyang habis dari toko Mbak Dewi tadi sama Raisa"
" Oke ditunggu yah"
Reina menganguk dan mulai memfokuskan diri untuk mendengar percakapan sahabatnya.
" Sa "
" Hm "
" Kamu ketemu sama Rian yah kemarin?"
" Hm "
" Kamu pasti salah paham sama sesuatu yang Rian bilang Sa, jujur aja sebelum dia ketemu kamu dia ketemu sama aku dulu makanya dia bikin kamu salah paham gini"
" Kamu bener-bener selingkuh Ga?" tanya Raisa yang udah ngak tahan.
" Ngak Sa " jawab Angga tenang " Boleh aku jelasin? Kamu pliss jangan marah dulu biar semuanya jelas "
Raisa menghela nafasnya kemudian melirik ke arah belakang Angga atau lebih ke arah Reina dan disana ia melihat Reina menganggukan kepalanya.
Raisa pun menarik nafasnya " Jelaskan"
" Sorry sebelumnya aku ngak ngabarin kamu Kak Amel udah pulang dari Jepang, karena sebenernya kak Amel pengen ngasih kejutan buat kamu dan yang kemarin sama aku itu yah itu kak Amel kakak aku, kamu pasti belum tahu aslinya kak Amel karena kak Amel sendiri semenjak kita pacaran belum pulang dari Jepang dan aku cuman ngenalin kamu sekedar lewat telpon sama Video call aja kan? Dan waktu aku kemarin jemput kak Amel yah aku ketemu sama mantan kamu Rian dan dia bilang bakal kasih tahu ini ke kamu walau aku sih ngak nanggepin dia karena aku di bandara jemput kakak aku bukan siapapun" ucap Angga panjang lebar.
Raisa melihat ekspresi Angga dan menelitinya apakah ucapan Angga jujur atau bohong.
" Sa, jangan diem aja kalo mau bukti aku buktiin kok disana juga ada Haris saudara aku kamu dah kenal dia kan "
Raisa mengkode Reina untuk membatu dia, dan Reina pun mendekati meja mereka.
" Kamu masih ragu yah Sa? Coba kamu yakinin hati kamu Sa" pertanyaan itu membuat Angga melirik Reina yang berdiri di sebelah meja mereka.
Raisa hanya menganggukan kepalanya. Tiba-tiba suara wanita menghentikan pembicaraan mereka.
" My Little Brother kenapa lama banget sih, mana adik ipar aku yang kamu bicarakan itu"
Mereka pun melihat seseorang yang mendekati meja mereka, dan tatapan mereka berbeda-beda dua gadis yang dengan muka bertanya dan satu pria yang menutup mukanya.
" Bisakah Kakak cukup memanggil nama ku saja" kesal Angga
" Oh No! Kamu tetap adik kecil ku "
" Astaga" Angga pun menelengkupkan kepalanya dilipatan tangan.
" Wow! Kau sedang bermain dengan dua gadis? Tak ku sangka kau tipe playboy juga " kekeh wanita itu
" Kak! Jangan buat kesalah pahaman ini makin rumit yah " Angga mengangkat kepalanya dan bermuka masam melirik wanita itu.
" Kesalah pahaman? " Wanita tersebut melirik seseorang yang duduk dihadapan adiknya " Wow! ternyata itu calon adik ipar ku, beda yah dengan di ponsel, dia cantik"
Raisa yang mengerti arah tatapan wanita tersebut kedua pipinya bersemu seketika karena panggilan calon adik ipar itu. Wanita cantik itu melirik kembali pada adiknya kemudian tatapannya mengarah kepada Reina.
" Jangan bilang ini simpanan kamu Ga? " tanya nya sambil menunjuk Reina.
Reina langsung melongo di tempat dan Angga hanya menggelengkan kepalanya dengan cepat.
" Gila aja aku ngeduain Raisa, apalagi itu Reina sahabatnya sendiri. Kakak ngomongnya aneh-aneh aja, aku tuh orangnya setia" kesal Angga
" Setia-setia matamu Ga, dahlah kakak laper nih ikut nimbrung aja deh" kemudian wanita tersebut mendudukan dirinya di sebelah Angga.
Angga yang melihat kondisi pacarnya yang masih diam pun mulai kembali membuka percakapan.
" Sa "
Raisa pun melirik Angga dan menarik tangan Reina untuk duduk di sampingnya yang berhadapan dengan wanita tadi.
" Hm "
" Ini Kak Amel, Kakak aku yang kerja di jepang itu dan yang aku jelasin itu aku kemarin sama kak amel" Angga meunjuk ke arah Amel
" Jadi ini belum selesai juga little Brother? " tanya Amel
Angga pun menghela nafas dan melirik Kakak nya itu " Hm "
" Sok dingin yah, udah lah kakak yang jelasin lebih jelas kamu mikirnya lama, mana kakak dah laper lagi" gerutu Amel.
" Hai Sa calon adik ipar Kakak, Sorry yah katanya ada kesalah pahaman tentang kemarinnya gara-gara cowok tak tahu diri yang ngehadang kita kemarin buat bikin kamu salah paham. Sebelumnya salah Kakak juga sih ngak ngabarin Angga bahwa kakak bakal pulang ke indonesia dan Angga yang niatnya mau ajak kamu buat kenalin ke kakak sambil nyambut di bandara eh kakaknya sendiri yang nelpon dadakan pas kakak baru sampe aja di bandara, maaf yah jadi salah paham kan"
Penjelasan dari Amel pun dapat di cerna oleh keduanya dan Angga hanya menganggukan kepala sambil melirik ke arah Raisa untuk meyakinkannya.
Reina memegang tangan Raisa kemudian menganggukan kepalanya untuk meyakinkan Raisa bahwa kata-kata yang di ucapkan oleh Kak Amel dan Angga bukanlah suatu kebohongan dan Raisa pun tersenyum.
" Baiklah, makasih yah kak udah mau ngejelasin ke Raisa supaya Raisa ngak berprasangka buruk sama Angga,dan jujur aku cemburu sebenernya waktu Rian ngasih foto itu ke aku" Raisa mengambil foto tersebut di dalam tas kecilnya.
Amel tersenyum " Sans aja Sa, kalo cemburu wajar sih itu tandanya kamu sayang sama adeknya Kakak ini" ia pun merangkul bahu Angga.
" Dan jujur aja kakak sebel sama mantan kamu saking mau ngasih buktinya itu dia sampe mau baku hantam sama kakak" Amel pun terkekeh " Yang penting sekarang kesalah pahaman ini udah selesai semoga hubungan kalian langgeng terus yah, kakak yakin pasangan yang cocok dan kakak restuin kalian "
Angga tersenyum ke arah kakaknya dan melirik ke arah Raisa yang sudah menundukan kepalanya malu.
" Ga, kamu jagain calon adik ipar kakak jangan sampe dia nangis atau kamu selingkuhin nanti kakak yang turun tangan kalo sampe ada apa-apa sama menantu keluarga kita" ancam Amel dan hal itu semakin membuat Raisa menutup muka merahnya.
" Ia kak ngak kok, kesayangannya aku mana mungkin bakal disakitin ia ngak yang?"
Bukan jawaban yang Angga dapatkan tapi injakan kaki dari Raisa.
" Aduh! sakit yang, jangan nginjek"
Mereka pun terkekeh karena kelakuan dua pasangan itu.
" Gimana Sa, udah tenang kan, untung kamu mau dengerin aku buat dinginin kepala kamu dulu baru bertindak" kekeh Reina dan anggukan kepala Raisa sebagai jawaban yang Reina tanya.
Amel pun melirik Reina dan bertanya " oh ia kita belum kenalan yah?"
Reina tersenyum dan menjabat uluran tangan Amel " Hai kak Amel, aku Reina sahabat Raisa dan teman Angga "
Amel pun tersenyum " Hei Reina jagain pasangan ini yah kalo kakak ngak ada di sini, kakak percaya kok kamu sahabat terbaik mereka berdua"
Reina pun menganggukan kepalanya " Oke kak siap "
" Kita pesan makanan yuk, kakak yang traktir buat hari ini, kalian belum pesen makanan kan?" Amel mulai mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan.
Mereka pun mulai memesan makanan masing-masing dan membahas hal yang ringan diiringi candaan sambil menunggu pesanan datang.
Sedangkan itu
Di sebrang meja seorang pemuda tersenyum ke arah meja mereka dan senyum itu lebih tepatnya mengarah kepada salah satu gadis disana.
" Ohok "
Iapun tersentak dengan suara batuk yang dimainkan oleh anak buahnya.
"Ada yang lagi kasmaran nih" sindir Adit
" Berisik, kembali kerja sana"
" Hehehe siap Bos, asal bos tahu yah sahabat aku itu jomblo kok " Adit pun melangkah menjauhi pemuda itu yang menatapnya kaget karena ia tahu tatapan tadi untuk siapa
" ketahuan orang lagi deh" batinnya.