Chereads / You are my hope / Chapter 9 - Chapter 8

Chapter 9 - Chapter 8

Malam hari yang gelap tanpa bintang dan ditemani rintik hujan itulah yang Reina lihat dibalik jendela kamarnya. Reina mengingat kejadian tadi di kafe saat Angga meminta maaf kepada Raisa dan pertemuan tak terduga mereka dengan Kak Mia,kakaknya Angga.

" Yang ngerasain sahabat sendiri, tapi aku juga ngerasa ikut rumitnya masalah hubungan mereka " Reina menghela nafas dan iai tersenyum.

" Hal ini yang buat aku males buat pacaran itu "

Ia pun menutup tirai jendela kamarnya dan pergi berlalu ke arah dapur untuk menikmati cokelat hangat yang dibuatkan oleh pelayannya.

Tap

Tap

Suara langkah kaki dari arah tangga menghentikan kegiatan pemuda yang sedang fokus dengan laptopnya.

" Mau kemana Dek? " tanya Reno sambil melirik Reina.

" Ke dapur Bang, Abang mau cokelat panas juga? Aku ambilin"

" Ngak Dek, bikinin Abang kopi aja Dek soalnya masih banyak kerjaan nih"

" Oke, tunggu yah "

Reno pun fokus ke laptopnya lagi sedangkan Reina melangkah ke dapur untuk membuat kopi.

" Nih Bang kopinya " Reina meletakan kopi tersebut di meja samping berkas Reno.

" Makasih Dek " tanpa mengalihkan tatapannya ke arah Reina, Reno pun mengambil cangkir kopi tersebut.

" Bang "

" Kenapa? "

" Kerjaan Abang masih banyak? "

Reno pun melirik Reina kemudian mengangguk " Ia Dek, kenapa gitu?"

" Boleh Reina bantu ngak? Sekalian cari pengalaman sebelum magang "

Reno tersenyum kemudian memilih berkas yang ada di hadapannya.

" Yang ini aja Dek, coba kamu check keuangannya terus bandingin sama folder yang ada di Flashdisk ini" Reno menyerahkan satu berkas dan Flashdisk ke hadapan Reina.

" Oke Bang, bentar Reina mau ambil laptop dulu"

Reina kemudian melangkahkan kakinya kembali ke kamarnya untuk mengambil laptopnya.

Drtt

Ketika Reina masih di kamarnya ponsel Reno pun bergetar dan menandakan ada pesan masuk.

" Selamat malam Bos, maaf sebelumnya jika saya mengganggu waktu anda bos, saya hanya akan melaporkan tugas saya tadi selama pengawasan Nona Reina.

Tadi selama Nona Reina dan Nona Raisa ke toko kue tidak ada yang mencurigakan tapi ketika keluar dari toko kue tersebut saya melihat ada mobil hitam yang mengikuti mobil Nona "

" Apa kamu sudah menyelidikinya mobil itu punya siapa? "

" Sudah Bos, dan mobil tersebut punya Presdir Lee, dan sebelum mengikuti nona saya melihat Presdir Lee keluar dari toko sebrang"

" Kerja bagus, kamu nanti terus jaga adik saya dan laporkan kembali jika ada hal yang mencurigakan lagi seperti tadi. Dan jangan lupa untuk lebih jelasnya besok kamu laporkan ke saya"

" Baik bos "

Setelah membaca pesan tersebut kecurigaan Reno akan cerita Sena yang menyangkut Lee pun semakin bertambah, Reno pun mulai mencari jawaban dari teka-teki itu dan ia tak sadar melamunkannya sampai tak mendengar suara Reina yang memanggilnya.

" Bang "

....

" Abang "

....

" BANG RENO "

Suara Reina membuyarkan lamunan Reno.

" Kenapa sih Dek, ngak usah teriak-teriak kali"

" Abang yang kenapa? Dipanggil dari tadi ngelamun aja, kalo sekiranya capek Abang istirahat dulu aja sana biar Adek bantuin kerjaannya"

Reno menghela nafas " Huh,., maaf Dek, ia kek nya abang kecapek-an, ya udah Abang mau pergi ke kamar dulu bentar sekalian mandi"

" Ia sono Abang mandi, bau juga" kekeh Reina.

" Idih walaupun ngak mandi Abang selalu wangi yah, ya udah Dek kalo ada yang susah lewat aja nanti tanya ke Abang" Reno kemudian melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju ke kamarnya.

" Ya udah ia sana, Siap Bos"

Reina yang melihat kepergian Abangnya pun tersenyum kemudian menyalakan laptopnya untuk membantu tugas Reno.

30 menit berlalu dan Reina sudah hampir menyelesaikan tugasnya dan Reno pun sudah kembali dari acara membersihkan dirinya.

" Gimana Dek? Ada yang salah atau sulit ngak? "

" Kalo sulit ngak sih Bang, tapi ada yang ngak sesuai aja, Abang bisa Check ulang " Reina melirik Reno sebentar.

Reno mendekati Reina dan mengarahkan laptop Reina ke arahnya " Banyak yang ngak sesuainya Dek?"

" Ngak sih Bang, cuman di setiap tanggal 20 pemasukan yang ada di berkas ini sama di Flashdisknya beda, terus bedanya juga lumayan banyak Bang. Emang tiap tanggal 20 ada acara yah Bang? Perasaan ngak deh"

Reno yang mendengar itu langsung mengambil berkas yang berada di tangan Reina dan langsung membandingkannya.

" Dek, sebelumnya maksih udah bantu Abang nih, gila ada yang korupsi kayaknya di perusahaan Ayah"

Reina yang mendengar itu langsung melirik Reno.

" Serius Bang?"

" Ia Dek, soalnya ditanggal itu ngak ada acara apa-apa. Abang harus turun tangan ini sebelum Ayah tahu"

" Mau Adek bantu aja Bang? "

" Buat sementara udah cukup Dek, nanti paling kalo Abang minta bantuan lagi kamu mau kan bantuin?"

" Ia Bang nanti bilang aja yah, hitung-hitung buat pengalaman magang nanti dan waktu nanti Adek bantu Abang sama Ayah di Perusahaan"

Reno tersenyum " Ia, kamu harus tambah rajin yah. Ya udah sana tidur besok ada kuliah kan? "

" Ia Bang ada, kalo gitu Reina ke atas duluan yah, Abang jangan malem-malem tidurnya besok ngak fresh ke kantornya"

Reno yang mendengar ucapan Reina pun mengusap kepala Reina " Ia Adek kesayangannya Abang Makasih"

Reina pun merapihkan laptopnya kembali dan beranjak menuju kamarnya.

Reno tersenyum melihat kepergian Reina kemudian menghela nafas " Huh... Astaga banyak sekali masalah di tahun ini, terutama masalaha baru-baru ini dan sebelum Ayah tahu aku harus bereskan semuanya"

Sementara itu

Di sebuah panti asuhan yang terlihat sepi dikarenakan para penghuninya hampir semuanya telah lelap terlihat seorang pria yang sedang bertamu ke panti tersebut.

" Selamat Malam Tuan Sena, sudah lama anda tidak berkunjung kemari " ucap salah satu wanita paruh baya.

" Malam Bu Indah, apa kabar? Ia bu, maaf yah saya jarang berkunjung karena pekerjaan yang menumpuk, Ibu jangan panggil saya seperti itu, panggil nama saya saja sama seperti adik saya"

Bu Indah tersenyum " Semoga tuhan selalu mempermudah urusan nak Sena, maaf sebelumnya Ibu masih belum terbiasa"

Mendengar itu Sena juga tersenyum " Amin, terima kasih doanya Bu,hehehe saya juga kan anak angkat Ibu. Oh ia saya mau bertanya selama saya tidak kesini ada masalah tidak? Dan untuk kebutuhan apakah masih cukup?"

" Masalah tidak ada nak Sena dan kebutuhan Ibu rasa cukup, kecuali untuk beberapa peralatan ada yang harus diganti nak"

" Nanti Ibu catat saja dan kirim ke anak buah saya bu, dan maaf untuk beberapa saat mungkin anak buah saya akan memperketat pengawasan untuk menjaga panti asuhan ini"

Bu Indah bingung dengan perkataan Sena tentang keamanan panti " Maaf nak Sena sebelumnya Ibu mau bertanya?"

" Ia bu, silahkan"

" Apakah ada masalah nak? Kenapa untuk keamanan panti asuhan di perketat yah? Setahu ibu selama ibu berada disini kondisi di daerah sini aman-aman saja"

" Maaf Bu sebelumnya ini termasuk ke urusan pribadi, saya ngak bisa cerita detailnya tapi intinya ada seseorang yang akan merusak panti ini"

Bu Indah pun kaget " Astaga kamu serius nak?"

" Ia Bu, tenang aja saya dan teman saya akan urus semuanya yang terpenting sekarang Ibu dan anak-anak panti aman"

" Baik nak, Ibu percaya kamu tapi apakah ibu boleh meminta satu hal?"

" Ia Bu silahkan!"

" Anak buah nak Sena bisa tidak berpakaiannya di sesuaikan seperti orang yang berkunjung saja, ibu meminta ini tak lain karena kemarin ibu mendapatkan anak baru yang trauma akan orang yang berwatakan seperti Bodyguard"

" Baik bu, untuk itu saya menyetujuinya"

Bu Indah tersenyum " Terima Kasih nak, semoga cepat selesai"

Sena tersenyum dan menganggugkan kepalanya.

" Kalo begitu saya pulang dulu Bu,"

Sena pun berdiri dan diikuti oleh Bu Indah untuk mengantarnya sampai depan pintu.

" Tidak menginap saja nak? Ini sudah larut malam"

" Tidak Bu, saya masih ada pekerjaan besok pagi, kalo begitu selamat beristirahat bu"

" Ia nak kamu juga dan hati-hati di jalan"

Sena pun pergi menuju mobilnya dan melesat dengan kecepatan yang sedang.

Dalam perjelanannya Sena pun menelpon anak buahnya.

Tutt

" Selamat malam Bos, ada yang bisa saya bantu?"

" Kamu ingat rencana saya kan?"

" Ia Bos saya ingat"

" Besok yang mengawasi panti asuhan diusahakan jangan mencolok, berpakaian santai saja seperti tamu, ini untuk penyamaran kalian dan permintaan Ibu panti"

" Baik Bos saya mengerti, nanti saya beritahu yang lain"

" Oke bagus "

Sena pun menutup panggilannya sepihak dan melanjukan mobilnya dengan cepat menuju Apartemennya.