Chereads / You are my hope / Chapter 15 - Chapter 14

Chapter 15 - Chapter 14

*Kediaman keluarga Mahendra

Gelak tawa dari kepala keluarga terdengar di ruang keluarga tersebut.

" Hahaha.... Bunda kalian seperti 10 tahun yang lalu ternyata, apa kalian ingat? Saat Bunda kalian yang asik belanja dan kalian pergi ke timezone untuk bermain dan yah ini kedua kalinya bunda kalian melakukan hal itu ( memanggil kedua anaknya di pusat informasi) Hahaha "

" Ayah, cukup bunda malu, dan wibawa ayah hilang kalo ayah terawa seperti itu" Rose kesal dan mukanya terlihat merah karena malu.

" Udah lah Bun lagian udah kejadian juga" Kekeh Reno.

" Abang ngak boleh gitu, kasihan kan bunda tadi capek juga cariin kita" Reina mencubit tangan reno pelan.

" Hahaha... biarin Dek, ini jadi hiburan buat keluarga kita. Dan Ayah udah ngak heran lagi sih sama bunda kamu, padahal ada ponsel tapi ngak digunain" Roy masih tertawa dan hilang sudah wajah yang penuh kewibawaanya tersebut.

Hal ini sudah biasa bagi mereka karena mereka tahu kewibawaan itu hanya topeng mereka diluar untuk menakuti para musuh, sedangkan bagi keluarga sekonyol-konyol nya hal apapun itu akan mereka lakukan demi memperhangat suasana.

Rose yang mendengar suaminya tersebut gemas dan mencubit perut suaminya " Malam ini, Ayah tidur di luar yah" Rose marah dan berjalan menaiki tangga untuk ke kamar.

" Astaga, Tidak..... Rose, kamu tega sama suami tercintamu? " Roy mengejar Rose menuju kamarnya sambil merujuk dan membuat kedua anaknya menahan tawa.

" Drama keluarga kita lagi" Ucap Reina dan Reno berbarengan sambil terkekeh.

Setelah kepergian kedua orang tuanya Reina mulai memperhatikan Reno, dan Reno yang merasa diperhatikan pun melirik Reina.

" Kenapa De? "

" Ayah belum tahu masalah kemarin di kantor kan? "

Reno menggelengkan kepalanya " Belum kok De, tenang aja sebelum lusa masalah itu bakal Abang selesaikan"

" Perlu Adek bantu lagi bang?"

" Kamu tenang aja De, selagi Abang disini masalah cepet selesai" Reno mengusap pucuk kepala Reina dengan lembut.

" Syukurlah" Reina menghela nafas lega.

" Kamu istirahat duluan sana, Abang mau ketemu Sena dulu"

" Oke Bang, Abang hati-hati di jalannya yah dan titip salam juga buat Kak Sena" Reina memeluk Reno sebentar dan beranjak menuju kamarnya.

Reno yang melihat kepergian Reina pun menghela nafas agak berat ' semoga kamu dijauhkan dari mara bahaya orang itu De' batin Reno.

Reno kemudian berdiri dan melangkahkan kakinya menuju garasi mobil dan pergi untuk menemui Sena.

Dalam perjalanan ia menerima telpon dari sekretarisnya.

Drrt

Drtt

" Ya "

" Selamat malam Pak, maaf mengganggu waktu istirahatnya. Saya mu laporan mengenai seseorang yang korupsi dikantor"

" Lanjutkan"

" Tebakan Bapak benar bahwa orang itu yang korupsi di perusahaan dan ia juga menyuap beberapa karyawan untuk tutup mulut"

" Ada buti lain selain laporan itu? "

" Sedang kami proses pak"

" Dan hal apa itu? "

" Cctvnya Pak, kami menemukan kejanggalan di cctv dan hasil pengamatan anak buah bapak ternyata cctv di setiap tanggal yang sama telah dimanipulasi"

" Bagus, saya tunggu laporan selanjutnya dan usahakan masalah ini jangan dulu sampai terdengar ke telinga Ayah saya"

" Baik Pak"

Setelah itu Reno menutup telponnya dan tak terasa dengan obrolan serius itu ia sudah sampai ditujuannya.

*Sementara itu di kediaman Rahardia

Tak

Tak

Suara langkah kaki dan obrolan heboh kedua perempuan mengalihkan atensi kepala keluarga rahardia yang sedang menonton berita.

" Kalian sudah pulang?" tanya Jason melirik istri dan kedua anaknya.

" Yes Daddy" Jawab Dea senang dan mendekati Daddynya tersebut.

" Sepertinya kamu senang sekali setelah jalan-jalan dengan calon Kakak iparmu" melihat wajah cerah putrinya ia ikut tersenyum.

" Yah awalnya senang, tapi Dad aku benci Kak Kevin" Dea membuat tampang melas.

" Drama lagi " Kevin mendengus dan berlalu menuju kamarnya di lantai atas.

Jason menghela nafas ' Selalu saja ' batinnya.

" Udah De, mending istirahat dulu yah" Jessica mengusap lembut pucuk kepala putrinya sedangkan Dea menggelengkan kepalanya " No Mom"

" Daddy...."

" Yah, Ada apa? Cerita ke Daddy"

" Daddy ngak punya niat buat punya anak lagi kan? " Dea melihat Jason dengan tampang sedih yang membuat Jason melongo gara-gara pertanyaan putrinya dan ia melirik istrinya yang menghela nafas dan bergumam " Astaga"

" Pliss Daddy jawab Dea, Dea ngak mau punya adik dan Dea ngak mau Daddy ngak sayang sama Dea"

Jason melirik Jessica untuk meminta bantuan tapi Jessica langsung beranjak dari sana " Urusi anak ke sayangan mu Beb, aku tidur duluan"

Jason melihat Dea yang masih menatapnya dan ia menghela nafas.

" De, sebelumnya Daddy mau tanya?"

Dea menganggukan kepalanya

" Omongan itu dari siapa? Kalo Dea mau punya adik Daddy akan berusaha"

Hal tersebut membuat Dea melotot dan " Huwee.... Mommy malam ini tidur sama Dea ngak boleh sama Daddy, pokoknya Dea ngak mau sampai punya adik"

Dea pun berlari menuju kamar orang tuanya dan melirik Daddy nya sebentar " Daddy ngak boleh tidur sama Mommy sampai Daddy ngak punya niat buat bikin anak lagi"

Hal tersebut membuat Jason melongo " Astaga, aku terlalu memanjakannya"

Jason berlari mengikuti Dea yang akan memasuki kamar dia dan istrinya untuk menahan Dea supaya tidak tidur dengan istrinya tapi usahanya gagal karena Dea sudah mengunci kamar tersebut.

Sedangkan Kevin yang mendengar teriakan Dea terkekeh di kamarnya " Dasar adik durhaka"

Kevin pun melangkahkan kakinya mendekati jendela kamarnya, ia tersenyum ke arah langit malam yang indah diluar sana untuk malam ini. Yah bagi dia karena dia membayangkan di langit tersebut ada Reina yang tersenyum seperti siang tadi.

" Astaga, aku semakin suka padamu Reina, dan sepertinya rasa suka ini semakin tumbuh menjadi cinta"

" Selamat malam Sayang" ucapnya kemudian menutup gorden kamarnya.

*Kafe Florest

" Reno disini"

Reno mendekati Sena dan duduk dihadapannya.

" Sorry lama Sen, tadi aku anterin Bunda sama Reina pulang dulu"

" Ia Ren, aku juga baru sampai"

Mereka pun terdiam sampai pelayan menyajikan pesanan mereka.

" Jadi, sudah ada info terkait orang itu?" Reno memulai percakapan setelah meneguk kopinya.

" Anak buah ku bilang belum ada pergerakan lagi selama beberapa minggu ini" Sena menghela nafas berat.

" Tapi kamu sudah tahu kebenaran orang itu? "

" Belum Ren, orang itu benar-benar menutupi identitasnya dengan baik"

" Kamu benar Sen, bahkan anak buahku belum menemukan sisi buruk dari orang itu"

Reno berfikir sebentar dan melihat Sena " Sepertinya cuman sisa satu cara Sen"

" Apa maksudmu kita harus menggali dari adik ku?"

Reno mengangukan kepalanya dan menghirup kopinya kembali.

" Yah kamu benar, hanya dengan cara itu kita bakal tahu semua teka-teki tentang orang itu, tapi aku belum bisa meyakinkan kondisi Selly"

Sena melihat muka Reno dengan sendu.

" Kalo begitu selagi mereka belum bergerak kembali kita pantau kondisi adikmu Sen dan jika memungkinkan dia semakin baik baru kita mulai bertindak"

Sena menganggukan kepalanyanya mengerti " Baiklah, semoga adik ku cepat pulih dan masalah ini cepat selesai"

Reno tersenyum " Demi kebaikan kita dan semua orang"

" Yah kamu benar"

Setelah obrolan itu mereka terdiam dengan berbagai fikiran masing-masing.

*Di tempat lain

Seorang pria sedang menghisap sebatang rokoknya sambil duduk santai di kursi kerjanya.

" Sepertinya ada pihak lain yang membantunya" dia bergumam dan melihat ke arah jendela yang menunjukan suasana lampu temaram kota.

" Walaupun kau meminta bantuan rencana ku akan tetap bertahan dan kau tidak bisa menyingkirkan ku sen, selagi aku belum mendapatkan selly dan Reina, aku takan berhenti"

Ia tertawa dan melirik dinding yang penuh dengan bingkai dan di dalam bingkai tersebut banyak foto gadis cantik, tapi ada dua bingkai yang masih kosong dan sepertinya mangsanya belum ia dapatkan.

*di Rumah sederhana yang jauh dari perkotaan

Seorang gadis terbangun dari tidurnya dengan nafas tak beraturan dan ia mulai panik.

" Astaga, jangan lagi"

Ia pun menangis sesegukan sendiri di kamar itu.

Brak

Suara pintu di dobrak dan langkah kaki panik terdengar di pendengaran gadis itu.

" Siapa? " tanya nya sambil bergetar.

" Tenang, Kakak disini" Seorang pemuda mendekati gadis tersebut dan memeluknya dengan lembut.

" Hiks... aku takut Kak" tangisannya pun pecah di bahu pemuda tersebut.

Pemuda tersebut mengusap punggung gadis tersebut perlahan sampai kondisi gadis tersebut mulai tenang dan tertidur di pelukannya.

" Kakak disini, selalu disini dan takan pernah meninggalkanmu" ucap sendu pemuda tersebut dan membaringkan kembali adiknya.

" Kakak akan melindungimu" ia pun mengecup kening adiknya dan berlalu dari sana.