Chereads / You are my hope / Chapter 18 - Chapter 17

Chapter 18 - Chapter 17

Malam semakin larut sebagian mahluk pasti telah mengistirahatkan diri, tapi beda halnya dengan beberapa orang diruangan yang lembab dan gelap.

" Kalian sudah mengkonfirmasi siapa yang mengintip pada saat itu?"

" Untuk wajah kami sudah mengetahuinya dan untuk identitasnya sedang kami selidiki Tuan"

" Bagus, jangan sampai saksi lolos dan anggap mereka sebagai mangsa selanjutnya untuk kita"

" Baik Tuan" Ucap mereka kompak.

Seseorang yang dipanggil Tuan tersebut menyeringai kejam.

" Tak ada yang bisa lolos dari ku" gumamnya.

*Ruangan Kerja Reno

Terlihat Reno sedang duduk bersandar sambil memfokuskan diri ke arah Laptopnya.

" Masalah ini semakin rumit saja, tapi apakah kejadian ini dalangnya sama yah" Dia mendesah lelah.

Reno mengotak-atik Laptonya untuk mengetahui info yang sulit ditemukan tentang kampus yang di tempati oleh Adiknya dengan teliti.

Reno yang sudah lelah pun mulai mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

Tuut

Panggilan tersambung, dan tak lama kemudian si penerima mengangkat telponnya.

" Hei Bro, kamu mengganggu waktu tidurku. Hoam"

Reno tersenyum mendengar suara disebrang telpon tersebut.

" Sorry Gas"

Orang disebrang sana terdengar mendesah dan hal itu membuat Reno terkekeh.

" Aku tahu maksudmu menelponku di malam hari maksudnya apa, kau butuh bantuanku dan hal ini sangat mendesakmu kan?"

" Kamu selalu mengerti perkara ku "

" Astaga, kami mengenalmu cukup lama Bos besar "

" Hahaha " Reno tertawa dengan paggilan orang tersebut " Hentikan itu, kita sudah lama tak berkumpul dengan yang lainya kan?"

" Kamu benar, apakah kau membutuhkan kami untuk masalah ini? " tanya nya.

" Jika mereka tidak sibuk aku sangat terbantu"

" Baiklah aku akan hubungi mereka paling telat lusa kita bisa membicarakan masalahmu dengan yang lain di tempat biasa"

" Oke! Ku tunggu kabarmu dan terima kasih"

" Wow Hahaha, masalahnya saja aku belum tahu apalagi mencari solusinya tapi kau sudah berterima kasih saja " Orang tersebut terkekeh di sebrang sana.

Reno hanya tersenyum.

" Baiklah kalo begitu tunggu kabarku, dan selamat malam Bos besar" sebelum orang tersebut menutup teleponnya masih terdengar suara kekehan di sebrang sana.

Setelah panggilan tersebut berakhir Reno melihat bingkai kecil yang terletak diatas mejanya dan tersenyum.

" Semoga kalian bisa membantuku"

*Kediaman Rahardian

Sena masih di introgasi oleh kepala keluarga Rahardian karena Jason sendiri masih belum yakin akan cerita putrinya dan laki-laki yang mengantarkan putrinya tersebut.

Beberapa saat yang lalu kedatangan Dea dengan mata sembab dan ditemani seorang pria membuat heboh kediaman tersebut dan pada saat itu ntah suatu kebetulan atau apa, Jason sang kepala keluarga baru saja pulang dari kantor.

Jason yang melihat hal itu murka dan salah paham.

" Apa yang kau lakukan pada putriku" Teriakan Jason membuat istrinya yang berada di dalam rumah keluar dan membuat Dea mendekatinya.

" Daddy Stop it, aku akan menjelaskannya dan Kakak ini yang menolong ku"

Jason masih tidak percaya dengan kata yang di ucapkan putrinya dan ia mulai mendekati Sena dan mencekram kerah baju Sena.

Dea pun melirik Jessica " Mom..."

Jessica yang mengerti akan kondisi itu mendekati Jason dan memegang tangannya yang sedang mencekram kerah baju Sena.

" Sayang stop, kita bicarakan baik-baik di dalam dan jangan menyimpulkan hal yang belum tentu benar"

Jason melepaskan cekramannya dan melirik anak istrinya.

" Ck, bawa dia masuk dan kalian berdua jelaskan semuanya"

Jason menahan kemarahannya dan masuk ke dalam rumah, sementara Dea mendekati Sena dan Jessica.

" Kak, maaf yah! Biar Dea yang jelaskan langsung ke Daddy"

" Ngak apa De, Kak Sena juga akan bantu menjelaskannya"

Jessica hanya melihat tingkah mereka berdua kemudian mengusap lengan Dea " sebaiknya kita masuk sebelum Daddy mu semakin marah dan salah paham, walaupun Mommy belum yakin ada apa diantara kalian tapi Mommy berharap ini bukan masalah besar"

" Baik Mom, Ayo Kak Masuk"

Dea mengikuti langkah Jessica yang mulai memasuki rumah, sedangkan Sena mulai membuka ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Reno.

' Aku yang akan menjelaskan sebagiannya ke Pak Rahardian, sisanya kita bahas besok bersama'

Setelah itu Sena ikut masuk ke dalam rumah tersebut.

Saat Sena masuk, ia sudah melihat Kepala keluarga tadi beserta putri dan istinya telah duduk.

" Silahkan duduk Kak"

Dea pun mempersilahkan Sena duduk di sofa yang berhadapan dengan Daddynya.

" Jadi, Jelaskan semuanya sekarang" sang kepala keluarga yang masih kesal pun tak tahan ingin tahu apa yang terjadi kepada putrinya.

Dea melirik Sena yang akan mulai bercerita tapi Dea kemudian menahannya.

" Biar aku yang cerita Kak, karena aku yang lebih tahu kronologinya"

Kemudian Dea pun menceritakan semua kejadian di kampus tadi sampai di selamatkannya ia dan Raisa oleh Reina dan Angga.

Jason menyimak dengan baik perkataan putrinya dan ia memfokuskan diri melihat putrinya untuk mengetahui adakah kebohongan dalam cerita tersebut atau tidak.

Sedangkan Jessica langsung mengusap punggung putrinya yang kembali terisak saat menceritakan kejadian seram itu.

Setelah mendengar semuanya Jason menghela nafas dan melihat Sena yang masih terdiam.

" Jadi, kamu Profesor di Universitas putriku?"

" Betul, Pak"

Jason menghela nafas " Maafkan saya atas pertemuan tak menyenangkan tadi" Jason meminta maaf dengan tulus kepada Sena.

" Tidak apa-apa Pak Rahardian, saya juga jika diposisi bapak akan panik apalagi melihat putrinya dengan kondisi sembab diantar seorang pria"

Jason tersenyum kearah Sena " Kamu pria yang baik yah"

Reno hanya membalas tersenyum memndengar perkataan Jason.

" Daddy"

Panggilan Dea membuat Jason meliriknya.

" Kenapa?"

" Bolehkan Dea dan Kak Sena meminta sesuatu?"

Awalnya Jason curiga apa yang akan diminta putrinya bersama pemuda yang ia baru saja kenal sebagai profesor putrinya tersebut.

" Apa itu?"

Dea melirik Sena dan dijawab anggukan oleh Sena.

" Maaf sebelumnya Pak, mungkin ini permintaan yang tidak sederhana tapi ini berkaitan dengan masalah tadi"

" Baik, lanjutkan"

" Sebenarnya, saya dan Reno putra tunggal Om Roy Mahendra akan mencari bukti untuk kasus tersebut, dan kami butuh bantuan anda dari segi keamanan putri anda dan memecahkan kasus ini"

Jason mengerti dan ia tampak berfikir sebentar.

" Apakah kejadian ini terjadi baru-baru ini?"

Pertanyaan Jason membuat Sena juga berfikir dan mengingat kejadian apa saja yang pernah terjadi di kampus.

" Saya masih belum yakin, akan tetapi jika Bapak berkenan kita bisa membahas ini esok hari dengan Reno juga"

Jason menganggukan kepala dan melirik jam tangannya ' Betul juga, ini sudah tengah malam' batinnya.

" Baiklah saya tunggu kabar darimu ataupun Reno untuk esok"

Sena menganggukan kepalanya " Baik Pak"

"Oh ia, karena kamu dekat dengan keluarga Roy, panggil saya Om saja jangan terlalu formal"

Sena tersenyum " Baik Om"

Jessica yang dari tadi hanya diam saja mulai berbicara.

" Sebaiknya nak Sena menginap disini, ini sudah tengah malam dan nak Sena juga sepertinya lelah"

Dea juga menganggukan kepalanya " Ia Kak, ini buat balas budi Dea karena Kak Sena udah mau anterin Dea selamat sampai rumah"

" Maaf Tante, Dea bukannya saya menolak akan tetapi saya masih ada urusan dengan pekerjaan saya"

Jason yang mengerti pun tak bisa memaksanya " Baiklah nak, terima kasih atas pertolonganmu dan kita bahas lagi ini esok hari"

Sena pun pamit kepada keluarga itu.

" Kalo begitu saya pamit pulang Om, Tante dan juga Dea"

Sena melangkahkan kakinya keluar dari kediaman Rahardian. Setelah ia sampai di mobil ia menghela nafas berat.

" Sepertinya kasus ini sama dengan tahun lalu" ia bergumam dan mulai mengetikan balasan pesan kepada Reno untuk pertemuan mereka dengan Jason besok.

*Kediaman Mahendra ( kamar Reina)

Terlihat disana Raisa yang sedang terlelap tidur, mungkin karena efek lelah atas kejadian tadi.

Sedangkan Reina sedang melihat jendela besar yang ada dikamarnya.

" Aku masih tak mengerti, kenapa banyak masalah yang terjadi dan ini sangat rumit"

Menghela nafas berat itu yang dilakukan Reina.

" Tuhan, jika memang masalah tersebut sebesar ini lindungi kami"

Reina mendekati ranjang dan mulai membaringkan tubuhnya di dekat Raisa.

" Aku selalu percaya engkau ada untuk membantu seluruh umat manusia" Reina terssenyum dan mulai terlelap.

Reno yang masih belum terlelap dan mendengar doa Reina dari balik pintu menghela nafas berat.

" Semoga Doa mu terkabul De, dan Abang akan selalu berusaha menjagamu dari bahaya apapun"

Ia melangkahkan kakinya ke kamarnya untuk beristirahat.

" Selamat datang kembali hari berat"

Reno sebenarnya bersyukur dengan pesan yang dikirimkan Sena tadi menganai kerja sama mereka dengan Jason Rahardian. Tapi, hal ini baru awal dan ia yakin masih banyak mara bahaya yang akan datang.