Chereads / You are my hope / Chapter 16 - Chapter 15

Chapter 16 - Chapter 15

*Apartement Sena

Terlihat Sena sedang melirik ponselnya di meja makan dengan serius.

" Huh... sepertinya aku harus ambil cuti dan mulai menyelidiki sendiri tentang Lee "

Drrt

Drtt

Panggilan telpon dari seseorang membuat Sena membulatkan matanya.

" Hallo Kak? Apa ada yang terjadi? " Sena yang panik dengan telpon itu segera mengangkatnya dan mulai memberikan pertanyaan.

" Tenang Sen, semua baik-baik aja kok"

Sena yang mendengarkan suara pemuda di sebrang sana merasakan lega. Pemuda tersebut adalah Kakak Sena atau Kakak pertama bagi Selly dan ia adalah Samuel.

" Sen "

" Ia Kak? "

" Ada yang mau kakak tanyakan, dan ini menyangkut Selly"

Mendengar nama Selly terucap dari sebrang telpon membuat muka Sena panik kembali.

" Selly baik-baik aja kan Kak?"

Suara helaan nafas terdengar dipendengaran Sena sebelum dijawab Kakanya tersebut.

" huh, kamu tenang Sen kondisi Selly sebenarnya sudah 80% membaik tapi semalam entah mengapa sepertinya Selly bermimpi buruk kembali, dan kamu yakin masih belum tahu orang itu dimana? "

" Sebenarnya Kak, di kampus tempat aku bekerja sekitar 1 bulan yang lalu ada seseorang yang mencurigakan dan ia mengenal aku apalagi Selly, namanya persis dengan laki-laki brengsek yang meninggalkan selly waktu itu tapi untuk 100% yakin apakah orang itu sama atau tidak aku belum bisa meyakinkannya karena anehnya orang tersebut mengetahui perkara panti asuhan keluarga kita Kak"

" Apa kamu yakin dulu Selly tak pernah mengatakannya kepada orang itu? "

" Aku yakin Kak, kita mengenal lama Selly kan Kak? Dia tidak akan membicarakan hal yang berkaitan dengan rahasia bahkan sampai latar belakang keluarga kita kepada orang yang memang belum dia anggap keluarga seutuhnya walaupun dalam hal ini mereka pernah dalam status sepasang kekasih"

" Kakak mengerti Sen, tapi apa kamu sudah mulai menyelidiki orang yang kamu maksud itu?"

" Sudah Kak, mungkin untuk pergerakan mereka belum bergerak kembali tapi untuk identitas masih dalam tahap penyelidikan dan aku akan berusaha untuk ikut menyelidiki, karena orang ini sangat tertutup dengan informasi pribadinya"

" Baiklah, kamu hati-hati dan jika kamu butuh bantuan kamu bisa memintanya"

" Ia Kak terima kasih dan aku akan segera beri kabar setelah ada perkembangan"

" Kakak percaya padamu! Dan apakah ada masalah lain yang menyangkut hal ini? Kudengar kamu meneyelidiki sesuatu bersama putranya paman Roy"

Sena yang mendengar hal itu tersenyum ' walau kakak seperti tak mengawasi ku tapi kakak selalu mengawasiku semenjak kejadian Selly dan kakak tak mau kehilangan kami' batin Sena.

" Yah Kak, kamu benar adiknya Reno juga menjadi ancamannya, dan hal ini yang membuat aku dan Reno bekerja sama"

" Pria itu cukup gila ternyata dan tak kenal takut dengan status Identitas keluarga kita bahkan paman Roy sendiri"

" Kakak benar"

Sesaat ada keheningan yang tercipta diantara mereka.

" Kak"

" Ia kenapa? "

" Aku melupakan sesuatu, tapi aku mau bertanya?"

" Yah dan tentang apa itu?"

" Mengenai kasus ini apakah kita bisa mencari tahu dari Selly? Sebab dia yang lebih mengenal orang itu, dan kakak tahu sendirikan semenjak kejadian itu semua bukti bahkan identitas pria itu hilang"

" Hm, kamu benar Sen jika dengan ingatan Selly kita bisa mengungkapkan identitas orang itu paling kecil 30% namun untuk kesehatan Selly sendiri mungkin kita membutuhkan waktu sebentar lagi Sen"

" Baiklah Kak, selama mereka belum bergerak aku akan menahan pertanyaan ku unutuk Selly "

Setelah pangilan tersebut berakhir Sena menghela nafas berat, ia bingung dengan cara apalagi yang harus ia lakukan untuk penyelidikan tersebut.

Selama ia tenggelam dalam fikirannya ponselnya kembali berbunyi.

Ting

Sebuah pesan yang Sena dapat dari Reno.

" Sen, aku tahu sedikit titik terang permasalahan ini"

Sena yang membaca itu mengernyitkan dahinya.

" Apa itu?"

" Sahabat Selly di Korea"

Sena pun melebarkan matanya dan tersenyum dengan info tersebut.

" Yah, Hani dan Jihoo " ucapnya tanpa sadar.

*Kampus

Suasana kampus hari ini terlihat ramai apalagi semenjak kedatangan mobil mewah yang menjadi lirikan banyak orang.

" Siapa itu?"

" Bukankah itu mobil Mr. Lee tamu kampus kita?"

" Yah sepertinya kamu benar"

Beda dengan Mahasiswi yang heboh itu, Reina dan Angga sedang mencari keberadaan Raisa yang mengatakan Raisa melihat sesuatu yang mencurigakan tadi di area kampus.

" Ga, gimana udah bisa dihubungi lagi? "

" Ngak aktif Na "

" Kita berpencar aja gimana? "

" Boleh deh, aku ke bagian Timur dan kamu ke bagian Barat "

Mereka berdua pun berpencar mencari keberadaan Raisa yang tiba-tiba menghilang setelah memberitahukan mereka hal yang mencurigakan tersebut lewat pesan.

" Sa kamu dimana? " Reina melirik kanan kiri area kampus bagian Barat dengan resah sambil mulai mencoba menghubungi sahabatnya itu.

Drtt

Drtt

Terdengar suara nyaring ponsel dari arah lorong yang akan dilewati oleh Reina.

" Itu kan suara ponsel Raisa" Reina yang penasaran pun mendekati suara ponsel tersebut dan ia melihat ponsel tersebut tergeletak disana.

" Raisa ngak pernah seceroboh ini, sekarang dimana keberadaannya"

Reina pun mencoba menghubungi Angga.

Tut

Tut

" Hal-"

" Balik arah ke kampus bagian barat Ga, aku nemuin ponselnya Raisa"

" Oke, tunggu aku disana"

Reina pun melirik kanan kiri dan disana sepi, lalu ia melirik arah tadi ia memungut ponsel tersebut dan ternyata ini dekat dengan gudang peralatan olahraga.

" Apa Raisa ada di dalam yah? Apa aku nunggu Angga du aja? "

Bruk

Terdengar bunyi benda terjatuh di ruangan tersebut.

" Apa itu"

Saat Reina akan memasuki gudang peralatan olahraga tersebut ia mendengar suara panggilan Angga yang berlari ke arahnya.

" Hah, hah, Dimana Raisa?" Angga yang masih ngos-ngosan tersebut membuat Reina menunjuk ruangan tersebut.

" Sepertinya aku mendengar suara disana Ga"

" Tunggu disini aku yang check"

Angga pun mulai mencoba membuka Gudang tersebut yang mungkin tidak bisa terbuka dikarenakan ada yang mengganjalnya, dan ia mencoba mendobraknya.

Brak

Pintu berhasil di dobrak dan gagangnya rusak oleh Angga.

" Sa, kamu dengar aku? Ini aku sayang, kamu di dalam?" tanya Angga setelah berhasil mendobrak pintu tersebut.

Angga memasuki gudang tersebut dan di ikuti oleh Reina, mereka mendengar suara isakan kecil dari arah dekat lemari yang ada di gudang tersebut.

" Sa, De? Apa yang terjadi sama kalian?" Reina kaget melihat kondisi mereka yang ketakutan dengan posisi Dea yang menutup kupingnya sambil terisak sedangkan Raisa menutup mulutnya sambil bergetar.

Angga dan Reina mendekati mereka dan mulai menepuk bahu keduanya.

Raisa yang melihat kekasihnya ada di depanya langsung memeluknya. Sedangkan Dea yang masih terisak mulai mengangkatkan kepalanya.

" Kak Rein" ia merentangkan tangannya untuk meminta perlindungan dan Reina memeluknya sambil menenangkannya.

" Suut... kami disini, kalian aman" ucapan Reina tersebut membuat keduanya kembali terisak.

Reina melirik Angga dan mengkodenya untuk mereka dibawa keluar dari gudang ini, Angga yang mengerti pun menggendong Raisa dan Reina mengandeng Dea untuk keluar dari sana.

Setelah sampai diluar gedung barat Reina mengajak Raisa dan Dea duduk di bangku yang disediakan sambil menunggu Angga membawa mobil ke depan gedung tersebut. Mereka pun beruntung karena gedung barat sedang sepi dikarenakan mahasiswa/i nya sedang ada acara dengan dosen mereka.

Sambil menunggu Reina mencoba menanyakan keberadaan orang tuanya kepada kakaknya, karena ia akan membawa mereka ke rumahnya.

Ting

" Bang, Bunda sama Ayah mereka jadi keluar?"

" Ia De, di rumah sedang kosong tinggal para pelayan saja dan 30 menit lagi mereka pulang"

" Oke Bang, aku segera pulang dan sahabatku akan ke rumah".

" Oke hati-hati De"

" Ia Bang"

Reina yang mendapatkan balasan dari Abangnya menghela nafas lega karena kedua orangtuanya tidak ada di rumah, sebab jika kedua orangtuanya di rumah mereka akan menanyakan kondisi Raisa dan Dea.

Ckiit

Suara rem mobil Angga mengalihkan atensi Reina, Angga pun turun dari mobilnya dan menghampiri mereka.

" Gimana? Jadi di rumah kamu Na?"

Reina menganggukan kepalanya kemudian mengandeng Dea untuk memasuki mobil Angga, dan Angga pun mulai mengangkat tubuh Raisa untuk memasuki mobilnya juga.

Mobil tersebut melaju dengan kecepatan sedang menuju kediaman Mahendra.

Tanpa mereka duga terlihat seseorang yang memfoto dan menyeringai ke arah mereka.

" Sedikit lagi usahaku untuk mendapatkanmu"

*Perusahaan M

Terlihat Reno yang sedang fokus dengan pekerjaanya dan ia mulai terganggu dengan notif pada ponselnya

Ting

" Bos, maaf mengganggu. Saya mau melapor! Tadi saat di kampus Nona, saya melihat teman Nona sepertinya terguncang akan sesuatu"

" Apa maksudmu"

" Saya tadi melihat Nona dan teman laki-lakinya seperti mencari teman wanitanya itu dan saat saya mengikuti Nona saya melihat Nona menemukan ponsel didepan Gudang dan tak lama setelah memasuki gudang mereka menemukan teman Nona yang kondisinya terguncang ketakutan seperti telah melihat sesuatu"

Reno yang membaca pesan tersebut ingat dengan pesan adiknya yang akan membawa temannya ke rumah.

" Apa ini berkaitan dengan orang itu? Kudengar dia ada di kampus Reina juga" gumam Reno.

Reno pun membalas kembali anak buah kepercayaannya.

" Selidiki hal itu, jika ini berkaitan dengan orang itu laporkan juga"

" Baik Bos"

Reno pun segera mengambil tas kerja dan jasnya untuk segera pulang dan mengetahui hal itu.

" Sisanya ku surahkan padamu"

" Baik Tuan" Sekretaris Reno menganggukan kepalanya.

Dan Reno berlalu dari sana.