Dengan ekspresi datar, Saga menatap tajam ke arah Ines yang hendak mendaratkan bokong di sebelahnya. Pria itu telah bersiap akan meledakkan amarahnya saat ini juga bak banteng kepanasan.
"Loh, kok kamu bawa HP-ku? Buat apa? Siniin." Ines meraih tangan Saga yang masih menggenggam ponselnya erat. Tampaknya wanita itu belum menyadari ekspresi Saga yang seakan siap menerkamnya hidup-hidup.
Alih-alih memberikan, Saga malah menjauhkan ponsel Ines dari si empunya. Sontak saja Ines tergelak.
"Apa sih?! Balikin HP aku, Ga. Kamu kenapa sih?"
"Kamu tanya aku kenapa?" Gertak Saga. "Kamu yang kenapa?!"
Saga menggeram marah menatap tajam Ines yang kebingungan dengan dirinya.
Wanita itu tak mengerti kenapa tiba-tiba Saga memarahinya seperti ini. Ia ingat tadi mereka baik-baik saja bahkan sesekali masih bersenda gurau.
Tunggu, ada satu nyawa yang terlupakan. Disha melotot mendengar suara Saga yang menggelegar laksana petir di siang bolong. Ia pun tak kalah bingung dari bosnya.
