Ines makan dalam diam. Ia hanya mendengarkan celetukan Sarah di meja itu. Hanya sepatah dua patah kata yang mampu ia ucapkan sebagai respon atas tuturan sang mama. Atmosfer disekitarnya tampak panas padahal cuaca sedang baik. Bahkan angin yang masuk melalui celah jendela pun bisa menyapu lembut kulitnya yang halus.
Wajahnya menunduk, sesekali tersenyum dipaksakan ke arah Sarah ketika wanita paruh baya itu mengajaknya ngobrol.
Suasana rumah Saga tiba-tiba membuatnya ingin lari sekarang. Ines terusik dengan suasana canggung seperti ini.
Jika ia punya kantong ajaibnya doraemon, ia pasti sudah masuk ke sana sekarang juga menuju tempat di mana Saga tak bisa lagi menemukannya.
Ah ya, satu nyawa di sana tak dianggap ada oleh 2 orang wanita di hadapannya. Padahal mereka bertiga berada pada meja makan yang sama, suasana yang sama pula.
Sarah menyeletuk di tengah kunyahannya. "Mama dengar dari Saga, katanya kalian habis berantem ya?"
Ines tersenyum kikuk. Dasar Saga anak mami!