Dua sosok keluar dari dalam hutan dan mereka berdiri di pinggir hutan.
Salah satu dari mereka membawa bendera dan yang satu lagi mengenakan baju pelindung besi dan great sword* di punggungnya.
(great sword* = pedang besar)
Bendera itu kemudian ditancapkan ke tanah dan dikibarkan oleh angin. Terlihat sebuah lambang dua buah pedang dengan posisi menyilang serta palu besar di belakangnya, lalu dikelilingi oleh duri-duri yang membentuk lingkaran.
Kemudian ia mengeluarkan sebuah alat. Bentuknya seperti wajik dengan kristal merah di tengahnya.
Ia meletakkan alat itu di depan mulutnya dan kemudian mulai berbicara.
"Half-beast! kalian berada di wilayah kekuasaan komandan Libhane! tunjukkan bahwa kalian adalah bawahan yang setia!!"
Suaranya menggema dari padang rumput hingga ke pintu masuk desa.
Kristal merah itu menyala ketika ia berbicara. Benda itu menguatkan gelombang suara miliknya dan membuat suaranya menjadi sepuluh kali lebih keras.
"hoo, mereka punya loudspeaker? menarik" Yana tersenyum
Ia kemudian melihat ke arah warga desa.
"kalian dengar? mereka memanggil kalian apa?"
"bawahan katanya..... manusia-manusia itu...."
Barry memperlihatkan ekspresi marahnya.
"sudah sangat jelas, mereka tidak melihat kalian secara setara. Kalian tau kan? kemana arah pembicaraan ini?"
Mereka semua terdiam namun wajah mereka menunjukkan ekspresi setuju dengan apa yang Yana katakan. Sudah sangat jelas, manusia-manusia ini tidak datang untuk niat damai.
"kalian punya alat seperti itu juga?" Yana bertanya kepada warga desa
"maafkan kami savior, alat sihir seperti itu hanya dijual di kota manusia atau di gua para dwarf"
"begitu, tidak masalah. Kalian hanya perlu berteriak.... tunggu aku punya cara yang lebih bagus"
Yana mendekati Barry dan berbisik padanya.
"dimengerti savior" Barry mengangguk
Barry berjalan beberapa meter dari gerbang desa. Ia mengangkat pedang pendeknya dan memukul perisai kayunya.
-tack tack-
Ia memukulnya sekeras mungkin dan berteriak kepada manusia yang ada di depannya.
"kami bukan bawahan siapapun!! tidak tahu siapa Libhane!! tidak ada perjanjian apapun!! kami tidak ingin melukai siapapun, dan kami harap kalian juga begitu!!"
Suara Barry menggema melewati padang rumput hingga ke hutan.
Pria itu menjawab melalui alat sihirnya lagi.
"dengan mengabaikan perintah dari komandan kami, itu berarti kalian adalah ancaman bagi kami!!"
"ancaman..? memangnya apa yang kami lakukan..." Barry berbisik
Ia tetap memukul perisai kayunya.
"kami bukan bawahan siapapun!! kami tidak ingin melukai siapapun!!"
Barry berteriak lagi.
Kali ini, pria dengan baju pelindung besi maju dan mengambil alat sihir itu.
"aku adalah ketua platon pertama, king's guard. Kalian semua tinggal di dalam teritori milik komandan Libhane!! kami harus memastikan bahwa kalian bukanlah ancaman!"
"kami bukan ancaman!! pergilah!"
Ketua tersebut memberikan alat sihir kepada pria sebelumnya dan berbisik kepadanya.
"peringatan terakhir!!! bekerja sama sebagai bawahan komandan Libhane atau kami terpaksa menganggap kalian sebagai ancaman!"
Barry dan warga desa yang lain dapat merasakan bahwa manusia-manusia ini sama sekali tidak ingin mendengarkan mereka.
Yana tersenyum sembari melihat musuhnya.
"sederhana sekali... kebencian, harga diri, ego mereka.. semuanya menunjukkan siapa mereka itu.. manusia akan selalu menjadi manusia ya?"
Yana berdiri diantara Barry dan warga desa. Ia berteriak.
"kalian akan melihat siapa mereka sebenarnya!!"
Semua mata dan telinga mereka berfokus kepada musuh yang berada di depan mereka.
Barry tetap memukul perisai kayunya.
-tack tack-
Ia tidak menunjukkan rasa takut sama sekali.
"3...2..."
Suasana menjadi sangat sunyi, hanya ada suara Barry yang memukul perisai kayunya.
"....1"
-whooosh-
Suara sesuatu terbang dengan kecepatan tinggi dan..
-deeep-
Benda itu dihalang oleh perisai kayu Barry. Sebuah panah terlihat menancap disana.
Saat itu sudah mulai gelap, jadi untuk dapat menghalang sebuah panah hampir tidak mungkin dilakukan oleh mata manusia. Namun tidak dengan Half-beast, mereka sudah terbiasa berburu pada malam hari.
Seluruh warga desa mengerti bahwa ini yang savior mereka maksud sebelumnya.
"TIDAK AKAN KUBIARKAN MEREKA MENYENTUH ANAKKU"
"MANUSIA TERKUTUK.."
Ketua platon berteriak kepada seluruh prajuritnya.
"para prajurit pemberani!! tunjukkan kepada mereka kekuatan komandan Libhane!! tunjukkan bahwa hewan seperti mereka tidak akan menang melawan keagungan manusia!!"
"wooooaaa!!!"
Para prajurit menjadi bersemangat mendengar kata-kata pemimpin mereka.
Barry mulai bersiap.
"kalian membawa begitu banyak senjata.... dan sekarang ini.."
Ia menarik anak panah itu dan membuangnya ke tanah. Lalu ia berjalan mendekati Yana.
"savior... tolong pimpin kami pada perang ini"
Barry berlutut dan diikuti oleh warga desa yang lain.
"ya, serahkan padaku"
Ia melihat ke arah para prajurit yang sedang berlari menuju tempat mereka.
"ayo kita mulai"
-----( Chapter 7 "Ayo kita mulai" )-----