"tetap fokus!! kita lakukan seperti yang savior katakan!"
Barry berteriak agar perhatian mereka semua berfokus padanya.
Mereka berhasil menghadapi barisan pertama dari para prajurit itu, tentunya menghadapi yang selanjutnya tidak akan sulit.
Mereka bersiap namun hal aneh terjadi.
"hm? kenapa serangan proyektil nya berhenti?"
Barry menoleh ke belakang untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
"savior?! Shanti dan Luga?! kenapa mereka kesini?"
Ia terkejut melihat mereka berlari ke arah mereka, sedangkan musuh-musuh mereka datang mendekat.
"kalian semua!! mundur sepuluh langkah!"
Yana berteriak kepada seluruh Half-beast yang ada disana.
"di... dimengerti!"
Mereka merasa bingung, namun kata-kata Yana adalah perintah mutlak untuk mereka. Kata-katanya lah yang telah membawa mereka sejauh ini.
Tepat ketika mereka bergerak mundur, lebih dari dua puluh panah menancap ke dalam tanah. Panah-panah itu seharusnya menembus tubuh mereka jika mereka terlambat menghindar.
"ha..hampir saja"
Barry merasa lega.
"merunduk! cepat!"
Yana kembali berteriak.
Mereka tidak menunggu untuk diperintah dua kali. Setelah mereka merunduk, dua musuh mereka tumbang ke tanah.
-bruuug-
Salah satu prajurit berteriak dengan ekspresi marah di wajahnya.
"maju!! tidak usah pedulikan trik murahan mereka!! demi kejayaan manusia!!"
"semuanya! bersiap!!"
Barry juga memberi perintah kepada rekan-rekannya.
Yana menepuk pundak Barry dan membisikkan sesuatu.
"dimengerti savior"
"ayo, ikuti aku"
Yana memberi tanda kepada Shanti dan Luga.
"dimengerti"
Mereka berdua mengangguk.
"tetap fokus! jumlah mereka lebih sedikit daripada yang pertama!"
Yana kembali mengingatkan mereka.
Barry berlari ke arah kiri barisan dan diikuti oleh Yana dan dua orang lainnya. Beberapa prajurit melihat itu dan berusaha untuk menghentikan mereka.
"tak akan kami biarkan.."
-splaat-
Darah mengucur dari kepalanya dan prajurit itu terjatuh ke tanah. Shanti melempar batu itu sementara Luga mengambilnya dari karung yang ia bawa. Yana memberikan perintah kepada mereka untuk melakukannya ketika musuh mereka lengah.
"dasar Half-beast hina!!"
"jangan! kita harus fokus dengan musuh di depan kita dulu!"
Salah satu rekannya mencoba untuk menghentikannya.
"mereka kan juga musuh!! aku akan membunuh mereka dengan cepat!"
Ia berlari ke arah Yana dan yang lain, sementara prajurit-prajurit yang lain sibuk menghadapi Half-beast lainnya.
"kalian pergi ke arah para pemanah itu. Lakukan seperti yang aku katakan"
Yana memisahkan diri dari mereka.
"dimengerti tuan Yana"
Shanti mengangguk.
Mereka berlari ke arah para pemanah yang berada di barisan belakang.
"kalian pikir kalian mau kemana?!'
Prajurit itu berhenti di hadapan Yana dan terlihat kebingungan.
"kau.... kau bukan Half-beast!! kenapa manusia sepertimu membantu mereka?! apa kau tidak merasa malu!!"
"hah.. aku merasa sangat malu.. sebab aku disamakan dengan kalian"
Yana menggelengkan kepalanya.
"kau.... minggir! aku akan membunuh Half-beast hina itu!"
Ia menghunuskan pedangnya dan mengangkat perisainya.
"menurutmu aku akan minggir?"
"-kggh- kalau begitu, bersiaplah untuk mati"
Ia melangkah maju dan mengangkat tangan kanannya. Musuhnya hanya berjarak dua langkah lagi. Ia mengayunkan pedangnya dan...
-jleb-
Sebuah pisau menusuk lehernya. Matanya terbelalak, ia benar-benar tidak mengerti apa yang baru saja terjadi.
-kggh-
Darah keluar dari mulutnya dan tidak berselang lama, ia terjatuh ke tanah.
"..."
Yana menarik pisau itu dari lehernya.
"jadi begini rasanya membunuh orang.... seperti yang kuduga"
Ia menggosok pisaunya ke tubuh prajurit itu untuk menghilangkan darah yang menempel, kemudian ia berlari menyusul Shanti dan yang lain.
"Barry! kita akan menyerang pemanah-pemanah itu dengan proyektil. Kami butuh bantuanmu untuk melindungi kami. Cobalah untuk sedekat mungkin dengan mereka"
"baik, serahkan padaku"
Barry mengangkat perisai kayunya.
"hei! lihat! ada tiga Half-beast sedang menuju ke sini!"
Salah satu pemanah menyadari kehadiran mereka.
"hah?! kenapa bisa prajurit-prajurit itu melepaskan mereka?!"
"Barry, kau siap?"
"kapanpun. hwaaaah -grrr-"
Ia mengaktifkan mode beast nya, begitu pula dengan Shanti dan Luga.
Luga memberikan lima buah batu kepada Shanti, dan mengambil beberapa untuknya.
"kita tidak boleh meleset"
"ya, aku paham"
Hanya dalam beberapa detik, mereka sudah menghampiri para pemanah tersebut.
Mereka masih sibuk untuk membantu rekan-rekan mereka yang ada di barisan depan, sehingga mereka tidak dapat bereaksi terhadap pergerakan Shanti dan yang lainnya.
"hei! mereka sudah di sini, seseorang, bantu aku! kita bunuh mereka dulu!"
"kalau kita melakukan itu, prajurit yang ada di barisan depan akan kehilangan bantuan.. dan mereka sudah terdesak oleh Half-beast itu"
"kita sendiri akan terbunuh.."
-splaat-
Pemanah itu jatuh ke tanah. Shanti melempar dengan tepat dan diikuti oleh Luga. Mereka bersiap untuk melempar lagi.
"satu orang jatuh! oh dewa, bantu kami!"
Ia mengarahkan panahnya ke arah mereka bertiga dan menembak dengan crossbow nya.
-deep-
Panahnya dihalau oleh perisai kayu milik Barry.
Barry menerjang maju diikuti oleh Shanti dan Luga.
Para Half-beast yang lain menekan mereka dari depan, sedangkan barisan belakang mereka diserang oleh tiga Half-beast. Para prajurit manusia itu diperangkap oleh para Half-beast yang berjumlah kurang dari lima puluh itu.
-----( Chapter 10 "Terperangkap" )-----