"Tapi ... hal apa sih yang bisa bikin lo suka sama Fania. Maksud gue begini ... Fania tuh kalau baru deket sama cowok, apalagi kalau yang mulai deketin adalah si cowok, dia pasti jutek plus judes."
"Dia unik dan ... ya, karena dia Fania."
"Tapi kan cuma jutek sama judes, masih bisa lah ditaklukin." Kali ini Devika yang berbicara.
"Dev denger ya," Elea memberi jeda sembari menelan suapan terakhir lalu berkata, "jutek, judes dan galak itu satu pakket. Jadi ... kalau lo kira itu gampang. I think not!"
Devika mengangguk mengerti. Fandi tidak bertanya kemana perginya Fania, walau dia sudah lama tidak bertemu. Kalau dipikir itu adalah hal yang tidak wajar. Kecuali ... jika dia sudah tidak memiliki perasaan lagi pada Fania.
"Tapi gue rasa lo udah bisa move on, bagi tips dong?"
"Dih, maksud lo gue udah move on?"
Fiona menatap heran. "Kan Fania udah enggak bisa dihubungi lagi. Dan lo enggak pernah tanyain tentang dia sama gue. Apa lagi coba artinya kalau udah move on?"
"Move up gue!"
