"Emang Mama mau Fio nikah muda?"
"Kalau sama Kelvin, kenapa enggak?" ayahnya kali ini masuk tanpa permisi membawakan seporsi martabak manis rasa keju. "Nih, makan, tadi Ayah beliin buat kamu."
Raniesha tersenyum hangat kala melihat kedekatan kedua orang yang dia cintai. Akhirnya setelah sekian lama mereka kembali dekat lagi. Berkali-kali dia membujuk suaminya, akhirnya kini memetik buahnya juga.
Fiona melahap martabak manis itu perlahan. Soal Kelvin ada hal yang sebenarnya ingin dia sampaikan. Akan tidak nyaman akhirnya jika dipaksakan terus-menerus seperti ini. Meski mungkin ayahnya akan membencinya lagi kali ini.
Fiona mengangkat tangannya. "Maaf Ayah, Mama, boleh Fiona bicara serius?"
Raniesha tertegun. Tidak biasanya Fiona begini. Fiona yang biasanya adalah gadis yang pandai memendam perasaan tidak peduli sesakit apa pun.
"Katakanlah, Nak," balas ayahnya dengan serius. "Ayah akan mendengarkan dengan seksama."