"Banci!" balas Wandi kesal.
"Bagus sih, gue emang enggak pernah anggap lo cowok soalnya."
Fiona ini sungguh tidak tahu diri. Dikasih hati minta jantung, bukannya minta maaf malah semakin menjadi-jadi.
"FIONA!"
"I-iya? Astaga, gue kaget!" Teriakan Wandi membuat mata Fiona benar-benar segar kali ini. "Abis lo yang mulai, kan?"
Terdengar suara Wandi yang menghela napas dengan kesal. Mau mendebat bagaimana pun dia tidak akan bisa menang, lawannya adalah Fiona si gadis yang tidak pernah mau mengalah. Mau bagaimana lagi, kan?
"Iya, Fi, gue yang salah maaf ya?" Wandi mengalah.
"Hmm. Udah? Kalau udah gue mau tidur lagi."
Fiona ini entah terbuat dari apa hatinya sebenarnya. Suka sekali seenaknya pada Wandi, padahhal Wandi masih memegang rahasia terbesarnya. Masih banyak yang belum tahu akan hal itu.
"Tunggu dulu, bener bener deh nih anak gadis satu."
"Siapa bilang gue masih gadis?"
