Fania melepas pelukannya. "Aku lagi baik, kamu mau aku berubah jadi apa? Tinker bell, hmm, atau ... wonder woman ... ah! Atau Dora?"
Fandi menjetikkan jari di dahinya kini. "Bukan begitu maksudnya. Tapi ... aku akan selalu senang selama kamu bahagia dan bisa menjadi diri sendiri."
Fania kembali duduk dan meneguk habis susu hangat buatan Fandi. Lalu setelah itu dia dengan aktivitasnya seperti biasa. Scrolling sosial media. Mencari satu dua berita hangat belakangan ini. Untuk setiap fotonya tidak pernah dia upload ke sosial media miliknya. Karena dia tidak ingin siapapun, terutama dari Indonesia mencari tahu tentang dirinya. Dia punya nama populer. Fartaness. Dengan bantuan Fandi yang mengelola. Fania tidak terlalu percaya pada orang lain. Teman? Tentu dia punya, tapi dia tidak mau terlalu dekat.
"Kamu mau ke mana hari ini?"
"Rumah."
"Maksud aku, kamu ada pemotretan atau enggak?"
