Fiona mengangguk membenarkan pertanyaan ayahnya. "Memangnya ada apa, Yah?"
"Kalau bertemu tolong sampaikan salam dari Ayah."
Fiona merasa curiga. Ayahnya bukan orang yang mau peduli dengan siapa dia berteman, tapi kini? Peduli pada Yos? Pasti ada sesuatu yang ayahnya tahu, tapi Fiona tidak.
"Maksud Ayah begini, ayah dari Yos kan juga ayahnya Kelvin, calon tunanganmu kelak. Jadi jelas akan lebih baik, jika Ayah juga akrab sama dia." Ayahnya memberi jeda, sembari menyuapi mulutnya dengan bubur ayam hangat buatan istrinya. "Lagi pula Ayah dengar, dia juga sebentar lagi akan bertunangan dengan salah satu rekan bisnis Ayah."
Fiona nyaris tersedak mendengar hal itu. Masih terlalu pagi untuk membahas hal yang menyedihkan seperti ini, begitu pikirnya. Tidak bisakah dunia sebentar saja membiarkannya akrab dengan Yos? Setelah baru saja dekat, seolah selalu diberi alarm bahwa Yos adalah milik orang lain, dan Fiona harus menjaga jarak dengannya.
***