Chereads / I'm Not Barren / Chapter 16 - Bertemu Chika

Chapter 16 - Bertemu Chika

Tidak terlalu lama bagi Nathan dan Romi menunggu kedatangan orang yang mereka tunggu. Rupanya Chika merupakan pemilik restoran tersebut, saat wanita itu melihat Nathan dan juga Romi dirinya sedikit terkejut tapi berusaha untuk tetap tersenyum dan terlihat tenang di hadapan keduanya.

Chika masih bisa mengajak kedua tamunya untuk minum kopi di sana, Nathan sebenarnya sudah sangat ingin bicara, bahkan jika tidak ingat Chika adalah seorang wanita mungkin sejak wanita itu datang Nathan sudah menghajarnya wajah cantiknya.

Chika duduk dengan tenang tanpa raut gelisah ataupun takut saat menatap Nathan, dia justru tersenyum membalas tatapan intimidasi dari pria tersebut sementara Romi hanya diam memperhatikan gerak gerik Chika.

"Ada keperluan apa Tuan sampai menunggu kedatanganku?" tanya Chika sambil menautkan kedua tangannya.

Nathan melemparkan mapnyang di bawanya, di dalam sana berisi informasi alamat restoran Chika, kartu yang terdaftar atas nama wanita itu dan juga mengirimkan pesan kepada Adelia. Chika membuka dan membacanya sekilas lalu kembali memasukkan kertas tersebut ke dalam map dan mendorongnya dengan perlahan ke arah Nathan.

"Apa maksud dari ini semua, Tuan?"

"Sebelumnya, apa kita saling mengenal?" Nathan balik bertanya dengan intonasi yang membuat siapa saja menelan ludah saat mendengar nada bicaranya. Meskipun Nathan tidak melakukan kekerasan terhadap Chika tapi suara pria itu mampu untuk mengintimidasi wanita di depannya.

"Saya tidak mengenal anda begitu juga sebaliknya," jawab Chika yang sebenarnya dalam hati merasa takut.

"Sialan, dia tampan tetapi menyeramkan," batin Chika sambil menatap netra hitam Nathan.

"Lalu apa maksud anda mengirimkan foto yang jelas-jelas jika itu adalah hasil editan meskipun harus ku akui jika itu sangatlah mulus tanpa cela, jika anda ingin menghancurkan rumah tangga saya apa motif anda? Sementara kita tidak saling mengenal," ujar Nathan yang sudah tidak bisa menahan kemarahannya.

"Foto? Foto apa maksud anda?"

Bukannya menjawab pertanyaan Chika Nathan justru melemparkan foto yang kemarin sempat dirinya kirim ke ponselnya sendiri. Chika lantas meraih ponsel Nathan dan memperhatikan potret pria yang ada di dalam ponsel yang kini dirinya pegang.

"Maaf Tuan, tapi saya tidak mengerti maksud anda," ujar Chika sambil menyerahkan ponsel Nathan.

Pria itu lantas menggebrak meja hingga gelas yang ada di sana sedikit bergeser dari tempatnya. Tatapan Nathan seolah bisa mencabik Chika jika saja Romi tidak berusaha menenangkan Nathan.

"Jangan pura-pura terhadapku, katakan siapa yang menyuruhmu?"

"Maksud anda apa? Saya tidak mengerti," jawab Chika tetap pada pendiriannya.

"Kau!!!" Nathan sudah mengangkat tangannya tinggi dan hendak beranjak dari sana. Untunglah Romi menahan Nathan agar pria itu tidak berbuat jauh dengan melakukan kekerasan terhadap Chika.

"Tenang Tuan!" Romi menahan tubuh Nathan.

"Aku tidak bisa tenang Romi! Di mana ada orang yang ingin menghancurkan kebahagaiaan ku lalu aku harus diam saja? Itu tidak mungkin aku lakukan, aku akan membereskan semuanya hingga ke akar," ujar Nathan.

"Maaf tapi saya tidak tahu apa yang tuan maksud, jika seperti itu saya permisi." Chika meninggalkan Nathan dan Romi.

Wanita itu berjalan sedikit tergesa menuju ruangannya, sementara Nathan menghempaskan tubuhnya dengan kasar sambil menggebrak meja dan menyugar rambutnya.

***

Adelia sedikit kurang fokus saat memberikan penjelasan dari pelajaran yang dia berikan terhadap para muridnya, hingga jam pelajaran berakhir yang langsung membubarkan para siswa siswinya. Adelia berjalan menuju ruangan di mana para guru berkumpul, dirinya menghela napas kasar dan menumpu wajahnya di meja.

"Kenapa Del? Aku perhatikan sejak tadi kamu seperti tidak bersemangat," ujar Lisa sambil menghampiri Adelia yang terlihat lesu.

Adelia menggeleng kecil enggan menjawab pertanyaan temannya tersebut.

"Cerita aja sama aku kalau misalkan punya masalah, jangan dipendam sendiri!"

"Oke, nanti aku cerita. Tapi sekarang kita harus selesaikan kewajiban kita lebih dulu," ujar Adelia sambil membenarkan posisi duduknya dan membuka setiap lembar hasil karya anak muridnya tadi.

"Sudah selesai?" Lisa melongok ke arah meja Adelia, wanita itu mengangguk sambil merapikan mejanya.

"Kita makan di luar saja bagaimana?" tawar Lisa yang kini berjalan beriringan dengan Adelia.

"Oke, boleh. Aku telepon suamiku dulu," ucap Adelia yang kini langsung mengeluarkan ponselnya.

Sementara Nathan yang kini tengah berada dalam mobil yang dikemudikan oleh Romi tengah berusaha menormalkan kembali amarahnya, dadanya yang sejak tadi naik turun perlahan tenang apalagi saat merasakan ponselnya berbunyi dan tertera nama sang istri di sana. Bukan perkara sulit bagi Nathan mengganti ponsel Adelia yang semalam hancur karena ulahnya yang melemparkan benda tersebut ke dinding, bagi Nathan menginginkan benda seperti itu hanya tinggal menjentikkan jari maka semuanya sudah bisa tersedia.

"Halo Sayang," sapa Nathan begitu berbeda dengan dirinya yang saat tadi berada di dalam restoran Chika.

Adelia yang berada di seberang tersenyum saat teleponnya tersambung dan mendengar sapaan suaminya.

"Mas, aku mau makan siang dengan Lisa, boleh?" Adelia tak luput meminta izin suaminya padahal hanya sekedar makan siang itupun dengan temannya sendiri.

"Boleh, Sayang, aku juga baru pulang dengan Romi," sahut Nathan dengan senyum mengambang di bibirnya.

Romi yang melihat perubahan Nathan seperti itu hanya bisa menahan napasnya, dia kagum terhadap boss-nya yang begitu setia terhadap sang istri meskipun dihantam godaan oleh wanita ya g ingin menghancurkan keuutuhan rumah tangga mereka bahkan ibunya sendiri pun ikut campur akan hal itu, sebagai orang yang dekat dengan Nathan tentu saja Romi dibuat geram dengan tingkah ibu dari Nathan.

"Miss you so much, honey, kiss me!" ucap Nathan sebelum panggilan dari Adelia terputus.

Saat sambungan telepon sudah putus wajah Nathan kembali cerah tidak menyeramkan seperti tadi.

"Rom, menurutmu siapa yang sudah menyuruh atau mungkin menggunakan nama Chika? Bisa kamu terus awasi wanita tadi?" pinta Nathan.

"Apa anda mencurigai seseorang?"

"Tentu, selain Marissa aku juga mencurigai mama," sahut Nathan sambil menggenggam erat ponselnya.

"Akan saya selidiki lebih jauh untuk hal ini," ujar Romi membuat Nathan menghela napas panjang.

"Aku tunggu hasilnya, Rom, aku tidak ingin jika kebahagiaan ku dengan Adelia harus rusak hanya karena hal-hal seperti ini."

Romi mengangguk kecil membenarkan ucapan boss-nya. Mereka kembali ke kantor setelah tidak mendapatkan jawaban apapun dari Chika selaku pemilik restoran dan juga sebagai nama orang yang sudah mengirimkan Adelia foto.

Sementara di restoran Chika berusaha menghubungi orang yang sudah menyeret namanya, awalnya dia mah membantu karena tidak tahu dengan jelas apa maksud dari temannya. Tapi ternyata dia tidak menyangka jika bantuannya justru berimbas pada dirinya sendiri dan Chika sudah tidak bisa menyesali hal itu untuk saat ini.