"Sepertinya kalian sedang membicarakan sesuatu yang menarik, ya." Noel akhirnya datang dengan balutan kasual tak terlihat seperti baru kembali dari pekerjaannya.
"Sama sekali tidak menarik!" sahut Luke panik. Ia trauma dengan bullyan kala itu.
Noel tersenyum ramah pada Casey. Hanya melihat wajah Noel saja seketika Casey merasa nyaman dan aman. Seperti seorang kakak yang akan selalu melindungi adiknya. Meskipun hal itu memang benar terjadi untuk adik-adik Noel. "Bagaimana keadaanmu?"
"Lumayan membaik, Tuan," jawab Casey seraya tersenyum. "Saya minta maaf membuat Tuan repot-repot menjenguk."
"Dia mengkhawatirkanmu karena bolos bekerja," ujar Luke memberi info.
Noel terkekeh pelan. "Jangan khawatirkan aku. Aku sudah mempersiapkan untuk hal-hal yang tak terduga sehingga pekerjaanku tak akan terganggu."
"Begitu ya .... " Casey mengangguk tanda mengerti.
Luke menutup buku seraya bangun dari duduknya. Pria itu menepuk bahu Noel. "Karena sudah ada kau, aku pamit duluan."