Jangan khawatir? Tidak terkejut? Bagaimana mungkin! Saat ini pun Yena merasa dadanya seperti dihantam batu ribuan ton.
"Tidak menyukai perempuan itu sebesar dia menyukai? Bah! Tapi tetap saja dia sudah memiliki anak dengannya." Rasa panas di hatinya perlahan menjalar ke wajah.
Untuk sesaat Yena tidak mengerti mengapa dia semarah ini. Apakah dia telah jatuh hati pada Lucifer? Yah memang sih, munafik kalau dia bilang tidak.
"Sejak kapan, sejak kapan kau jatuh cinta padanya?" Tiba-tiba suara Hwa Joon terdengar. Yena tak lantas menengok untuk melihatnya. Dia menekuk punggungnya dan menggelamkan wajahnya di antara kedua lututnya.
Bukan Aeri, kini sekarang dialah yang depresi.
"Aku tidak tau. Aku harap ini bukan cinta, aku harap ini hanya rasa kagum karena dia sangat tampan. Bukankah lebih baik begitu?" Suara Yena terdengar sedikit bergetar. Hwa menyangka dia menangis.