"Gue masih terima ya lu seret gue. Tapi, kenapa harus banget emang gue digendong sama dua bapak-bapak?" tanya Cintya.
"Ya gimana dong. Masalahnya, gue itu udah ngantuk Cin. Ya, maaf deh," kata Vinny.
"Bohong. Gak biasanya lu ngantuk di jam segitu. Biasanya, juga gadang mulu!" celetuk Cintya.
"Kan yang ngerasain ngantuk gue. Kenapa jadi lu yang ngatur?" Vinny tertawa.
"Tau ah, kesel," Cintya pergi ke kamar meninggalkan Vinny.
"Oiya, hapus foto gue yang lagi digendong satpam. Cepet!" pinta Cintya.
"Iya, iya nih udah gue hapus," kata Vinny sambil menunjukkan ponselnya.
Orang tua Cintya akhirnya sudah sampai di kediaman Vinny. Mereka mengetuk pintu rumah Vinny. Tukiyem membukanya.
"Tuan dan Nyonya sedang tidak ada di rumah," kata Tukiyem. Tukiyem mengira jika orang tua Cintya akan menemui majikannya. Ibu dan ayah Cintya menatap satu sama lain. Kemudian menatap Tukiyem lagi.
"Kami, ke sini bukan untuk menemui tuan rumah. Tapi, untuk menjemput anak kami," kata ayah Cintya.