"Aaaaaaaaaa!" Di malam yang gelap, Rayan menjerit. Kenangannya bersama Nindia terus muncul. Apalagi, ketika Nindia dan Farhan terlihat sangat lekat dan mesra.
"Lu gila ya? Berisik tau!" Cintya menyahuti teriakan dari Rayan.
"Lu aja yang gila!" Mereka saling bersahutan satu sama lain.
Merysa dan Vinny hanya bisa mendengarkan tanpa ingin ikut campur. Mereka tidak mau jika Cintya salah paham lagi. Kemudian, suasana menjadi hening.
"Gue mau ke klub. Terserah kalian mau ikut atau enggak." Cintya mencegat taxi yang melintas.
Orang tua Cintya masih terus menghubungi anak perempuannya. Namun, ponsel Cintya tidak dapat dihubungi.
"Gue gak bisa pergi. Vin, lu ikutin si Cintya ya," kata Merysa. Vinny menganggukkan kepala. Ia menyusul Cintya.
Vinny menyarankan agar Cintya tidak terlalu banyak mengkonsumsi alkohol ketika di club nanti, "Cin, lu nanti jangan banyak minum alkohol ya?"
"Gak usah ngatur hidup gue deh!" bentak Cintya dengan mata yang melebar.