Chereads / Disturbed reality / Chapter 3 - Bersembunyi didalam Mimpi ( 3 )

Chapter 3 - Bersembunyi didalam Mimpi ( 3 )

Hari - hari disini lebih menyenangkan dari yang aku kira , sampai aku berpikir bahwa semua yang terjadi disini adalah mimpi yang aku ciptakan .

Semua orang disini dengan perlahan mulai menerimaku . Aku yang tidak pernah berbicara dengan Narisa , sekarang kami sudah lebih akrab dari sebelumnya , dan kami berbicara dengan santai sekarang .

Yah , setidaknya , dia tidak lagi menunjukkan permusuhan terhadap diriku .

Semua hal lebih bersinar sekarang dari sebelumnya .

yah , sebelumnya .

Aku bahkan mulai bermain dengan anak - anak kecil disini , dan semua orang akan menyukaiku dengan perlahan .

Tapi ... , aku masih memiliki pembatas didiriku .

Aku tidak ingin terlalu dekat dengan seseorang . Karena , aku takut ...

Takut hal itu akan terjadi lagi ... , dan mimpiku akan mengacaukannya , membuat aku dengan berat harus memilih .

Sial ..... , aku menjadi Emosional sekarang .

Lebih baik sekarang aku menyiapkan barang - barang yang dibutuhkan untuk masuk Sekolah nanti .

Aku beranjak dari tempat duduk taman itu . Berjalan menuju kamarku , dengan pikiran sedih yang masih berputar dikepala .

" Rania ? , kamu mau kemana ? „

" Sudah kubilang , jangan panggil aku seperti itu , Narisa „

Aku menoleh kearah Narisa , mendapatkan dia yang sedang tersenyum , aku berpikir bahwa ini sangat berbeda dari beberapa hari yang lalu .

Dia yang selalu cemberut saat melihatku , sekarang tersenyum lebar saat memanggil namaku .

" Bukankah itu bagus ? , ini lebih singkat dari pada Raminia „

" Tapi ... , itu terdengar seperti nama perempuan . Dan aku malu saat mendengarnya „

" Hahah ... , tidak apa-apa bukan ? , Rania ? „

" Hentikan itu Narisa „

Dia menggodaku , sial .....

Senyumnya sangat manis , bisa membuat semua orang terhanyut didalamnya .

Tapi aku tidak ..... , karena aku tahu , itu palsu .

Jangan pikir aku bodoh Narisa , aku tahu kau hanya mencoba lebih dekat untuk mengamatiku .

Dia pasti berpikir , bahwa aku itu berbeda dari sebelumnya .

Aku yang kejam saat itu pasti sudah terpaku didalam pikiranya . Dia mungkin berpikir untuk memberitahukan ini kepada ayahnya , tapi mengingat ayahnya yang secara perlahan mulai lebih mempercayaiku , dia pasti merasa itu sulit .

Dia pasti bingung kenapa ayahnya bersikap seperti itu . Bukan hanya dia saja , aku juga belum tahu dasar dari perilaku ayahnya itu kepadaku .

" Aku berpikir ingin bersiap - siap untuk besok Narisa , sampai jumpa „

" Ingin aku bantu ? „

Aku menggelengkan kepala " Tidak „

Narisa membuat ekspresi sedih disana , mungkin dia berpikir bahwa aku sudah sadar dengan apa yang dia lakukan .

Atau ... dia hanya berpura - pura imut agar aku bersimpati ? . Sayang sekali ... , itu tidak akan pernah terjadi .

Lucu sekali jika kamu berpikir bisa membodohiku , karena aku memperhatikan semuanya .

Aku memang tipe orang yang pemikir , jadi aku mendapatkan keuntungan jika aku sedang menganalisis sesuatu secara diam - diam .

•••••••••••••

" Raminia , apa saja yang kamu bawa untuk disekolah nanti ? „

" Ah , aku hanya membawa baju dan beberapa alatku „

" Begitu , apakah ada yang perlu aku bantu ? „

" Tidak Terimakasih Nona Isabel „

" Baiklah kalau begitu , sampai jumpa nanti „

Dia melambaikan tangannya , nampak lucu karena dia tanpa ekspresi .

" Ya , sampai jumpa nanti ... Nona Isabel „

••••••••••

Orang itu berlari dikegelapan , menggunakan jubah bertudung yang mengelilingi tubuh . Cahaya bulan hampir tidak mengenainya .

Ditengah kota yang ramai , dia sibuk berlari diantara gang - gang gelap , melewati setiap orang yang ditemuinya .

Hingga dia berhenti didepan gedung besar yang mencolok , dan masuk kedalamnya .

Sehabis orang itu masuk , dia menaiki satu persatu anak tangga yang ada . Membuat suara hentakan kaki terus menerus terdengar .

Itu terjadi sampai dia masuk kesuatu ruangan dilantai atas . Dan bertemu seseorang disana .

" Pemimpin , sudah dikonfirmasi bahwa besok . Anak Keluarga Wite itu akan kembali ke akademinya „

" Yah ... , aku sudah tahu itu „

" Jadi .... , apakah saya tetap harus bersamanya ? „

" Ya .... , awasi dia . Jangan sampai ada organisasi lain yang mengambilnya . „

" Baik ... , Pemimpin „

Pemimpin , seorang pria bertopeng polos dan suaranya yang disamarkan memakai jubah yang sama dengan orang itu .

Melihat kebawah sambil memandang rendah semuanya , dia terus memberikan perintah .

" Jangan sampai ketahuan , ini akhir dari pertemuan kita , dan tidak ada lagi dimasa depan sampai kamu keluar dari Sekolah itu „

" Dimengerti „

" Sekarang kamu boleh pergi ... „

" Baik „

Setelah orang itu pergi , pemimpin memanggil orang lain kearahnya .

" Ada apa , Pemimpin ? „

" Aku ingin pergi , dan tidak tahu kapan akan kembali . Untuk saat itu , kamu harus mengawasi Organisasi kita , Nina „

" Baik .... , Saya akan melaksanakannya dengan baik selama Pemimpin pergi „

" Bagus .... „

" Kalau begitu , aku pergi „

Pemimpin itu pun pergi kedalam bayang - bayang kota . Seperti Orang itu .

•••••••••••

Malam yang indah , dan bintang - bintang itu , sangat jarang melihat banyak bintang dilangit sekarang .

Ini kejadian langka ....

Dan apa yang harus aku lakukan ? , apakah itu akan baik - baik saja ya ? . Lagipula , aku hanya pergi sebentar . Mungkin tidak ada masalah .

" Kemana saja kamu , Raminia Noter „

Emmm , sudah kuduga , ada yang mengawasiku setiap saat . Itu pasti orang - orang berjas itu , atau mungkin hanya penjaga ? .

Kenapa juga para pengawas itu menunjukkan dirinya ? . Mereka dipekerjakan secara rahasia bukan ? .

Jika mereka menunjukkan dirinya , itu sama saja dengan mengatakan bahwa aku tidak sepenuhnya dipercayai oleh Paman Nico .

Tapi itu lebih masuk akal daripada dipercayai tanpa dasar .

" Ah ... , aku hanya sedang berjalan - jalan sambil melihat langit malam „

" Segera kembali ... , nanti yang lainnya mencari kamu „

" Baik .... „

Hanya suara ? , tidak sopan . Setidaknya kamu harus menunjukkan wajahmu kan saat berbicara ? . Bajingan .....

Tidak banyak berpikir , aku langsung saja kembali kekamarku .

Disana aku juga melihat Isabel yang nampaknya juga baru keluar .

" Nona Isabel ? , kamu dari mana ? „

" Raminia ? , aku hanya berjalan - jalan sebentar , melihat langit malam „

" Oh ... , aku juga , aku tidak bisa tidur Sebelumnya . Jadi aku melihat langit malam „

Aku menoleh ke atas , dan Isabel juga mengikuti menoleh ke atas .

" Kamu suka langit malam ? , Raminia ? „

" Ya ... , aku suka Nona Isabel . Mereka membuat aku tenang setiap aku melihatnya „

" Kenapa ? „

" Bintang itu terang , langit malam itu gelap . Aku suka dengan perpaduan itu . Aku merasa ... , bahwa mereka itu saling melengkapi untuk membentuk keindahan seperti itu . „

" Langit gelap malam yang luas membuatku merasa bebas . Dan bintang terang yang banyak membuatku merasa tidak sendirian . Itu .... , juga membuatku menyadari . Betapa luasnya dunia luar bumi kita ini „

" Setiap kali aku memandang Langit malam yang dipenuhi Bintang . Aku ingin terbang keluar sana , dan melihat semua keindahan luar yang tidak bisa kita lihat saat ini „

" Aku juga terkadang bertanya-tanya . Kenapa kita terjebak disini ? , sedangkan diluar sana itu sangat Luas . Aku ingin keluar ... , aku ingin bebas kemanapun aku pergi . Aku ingin melihatnya ... , melihat keindahan luar angkasa yang tidak tergapai itu „

Setiap kata-kataku diiringi suara penyesalan dan harapan . Wajahku juga dipenuhi kekaguman .... , kekaguman atas keindahan ini .

Keindahan yang tidak dapat dicapai , itu adalah judul yang bagus .

Keinginan itu hanya setengah benar . Setengah harapan , dan setengah kesadaran .

Kesadaran akan kemustahilan ... , dan harapan akan keajaiban . Itulah yang ada dipikiranku .

Yah ... , mungkin aku hanya terbawa suasana .

" Begitu ... , kamu lebih memikirkannya dari pada aku Raminia . Aku tidak pernah sampai berpikir seperti itu „

" Dibandingkan dengan kamu , Aku berpikir ... , bahwa langit malam itu mengingatkanku pada seseorang „

" Siapa itu ? , Nona Isabel „

" Ibuku ... , Langit malam mengingatkan aku pada pelukan ibuku . Pelukan yang hangat ... , kehangatan yang hanya bisa dirasakan saat aku bersama ibuku „

" Apa itu ? „

" Itu keamanan ... , aku merasa aman setiap aku bersama Ibu . „

Entah kenapa ... , nampaknya Isabel juga terbawa suasana .... Karena ekspresi sedihnya sekarang ... , sungguh rapuh untuk dilihat .

" Setiap aku bersama Ibu . Aku merasa tidak perlu untuk khawatir dengan yang lainnya . Aku merasa aku hanya perlu Ibu , aku tidak perlu yang lain . Tapi ... , setiap aku beranjak dewasa ... , aku menyadari bahwa Ibu mulai hilang „

" Senyuman Ibu perlahan menghilang , dan aku tidak bisa melihatnya saat itu . Aku sedih ... , aku frustasi , dan aku putus asa . „

" Sampai .... , tibalah saat-saat Ibu meninggalkan aku „

" Nona Isabel ? „

Aku berniat menyuruhnya berhenti ... , tapi melihat wujud rapuhnya ini , aku rasa dia perlu teman yang mau mendengarkannya .

" Kami miskin saat itu . Ayahku tidak menganggap diriku sebagai anaknya . dia meninggalkan aku dan ibuku ... , dia iblis „

" Aku bingung harus melakukan apa „

Raut wajah berubah sedikit lebih baik saat dia mau melanjutkan ceritanya .

" Tapi ... , Seorang bocah yang tidak dikenal tiba-tiba datang dan mengulurkan tangannya padaku . Aku hanya bingung dan berpasrah dengan harapan yang ada . Jadi ... , aku mengambil tangannya . „

" Anehnya ... , aku merasakan kehangatan yang sama saat aku bersamanya . Kehangatan saat aku bersama ibu , aku merasakan itu darinya „

Wah .. , sungguh cerita yang menarik . Aku juga turut sedih atas kisahmu Nona Isabel .

" Ah ... , maaf , aku jadi terbawa suasana „

Akhirnya ... , dia berhenti .

Tapi .... , melihatnya yang seperti ini , sedikit membuat hati nuraniku sakit dan menjerit , apa yang bisa aku lakukan ? .

Aku berpikir sejenak .

Emmm , baiklah , mungkin aku bisa melakukannya .

" Apakah kamu sedih , Nona Isabel ? . Apakah kamu merindukan pelukan ? , aku bisa memelukmu jika kamu menginginkannya „

" Ti-tidak perlu Raminia ... , kamu tidak perlu melakukan itu „

Dimana wujudnya yang rapuh itu ? , sekarang hanya menyisahkan Isabel yang pemalu .

Sebenarnya aku juga ingin merasakannya .. , pelukan . Karena sudah lama aku tidak merasakan pelukan dari seseorang .

" Maaf jika aku sedikit kurang ajar . Tapi sebenarnya ... , aku juga menginginkan sebuah pelukan „ Kataku .

Sejenak dirinya bingung ... , tapi aku tidak bisa menahan lebih lama . Dan ... , dengan emosional yang berlebihan ... , aku memeluknya .

Aku memeluk Isabel dengan lembut .

" Eh ? , A-apa ? „

" Diam ... , diam , Nona Isabel „

" Um .... „

Dengan sedikit paksaan , dia hanya bisa dengan pasrah menerima pelukanku .

Yang aneh ... , aku melihatnya menangis .

Pembohong ... , kamu pasti juga merindukan sebuah pelukan .

Aku tidak tahu apa yang Isabel pikirkan ... , Tapi dia dengan lembut juga melingkari tangannya di pinggangku .

Sedikit bingung pada awalnya , tapi ya . Bagus ..

Kami berbagi kehangatan yang sama dimalam ini .

Dilangit malam yang dingin , kehangatan tubuh kami melindungi kami satu sama lain dari dingin itu .

Lucu .... , tapi indah .

••••••••••

Semua berjalan lancar sesuai keinginanku , terasa menakutkan jika dipikirkan kembali .

Apakah ini nyata ? .

Aku bisa membuat mimpi apapun yang aku inginkan . Aku juga bisa mengendalikannya dengan sempurna , mirip seperti Tuhan itu sendiri .

Semua yang terjadi adalah kehendakku jika didalam Mimpi .

Apakah aku entah bagaimana menghapus ingatanku , dan memulai hidup baru didalam mimpi ? .

Jika itu terjadi ... , apa yang harus aku lakukan ? .

Tapi ... , aku harus percaya kepada diriku sendiri . Karena aku tidak cukup bodoh untuk melakukan hal seperti itu .

Raminia Noter bukanlah orang yang akan lari dari kesedihannya dan bersembunyi didalam mimpi .

Aku bukan orang yang seperti itu ... , karena , aku tidak suka jika aku harus terus menerus bersembunyi .

Aku tidak suka gagasan dimana aku akan terkurung selamanya didunia yang aku ciptakan sendiri .

Dan juga ... , terlalu menakutkan jika aku harus membayangkannya .

Aku harus percaya dengan diriku sendiri . Ya ... , aku harus percaya .

Dan ... , lebih baik sekarang aku tidur nyenyak dan menunggu hari berikutnya .

Sampai ....

" Tok , tok , tok „

Hmmm , apa itu ? . Siapa yang datang malam - malam seperti ini ? .

" Tok , tok , tok „

Berisik .... , siapapun itu , kau menggangguku . Sialan .... apakah kau tahu sopan santun ? .

Dengan kesal , aku berjalan menuju pintu untuk membukanya .

Saat aku membuka pintu itu , aku melihat seorang wanita berdiri disana .

Sial .... , siapa lagi kalau bukan Isabel . Kenapa dia datang malam-malam seperti ini ? . Apakah dia masih kepikiran dengan kejadian tadi ? .

Aku akui itu memalukan jika dipikirkan kembali , tapi ... apa yang dia inginkan ? .

" Ada apa , Nona Isabel ? „

" Ah , ya . Itu ... „

Hmmm , kenapa dengan wajahnya ? . Memerah dan malu seperti itu . Dan dia juga salah tingkah disana sini .

" Hmmmmm ? „

" Itu .... , bolehkah aku me .... „

Yang benar jika kamu berbicara ... , sungguh , kau terlihat sangat berbeda dari biasanya .

" Ada apa , Nona Isabel ? , Katakan itu „

" Bo-bolehkah aku memeluk mu l-lagi ? „

Eh ? . ada apa dengan kepalanya ? . Dia bercandakan ? . Kenapa dia tiba-tiba menjadi seperti ini .... , sadar oi ... , sadar . ini tidak seperti dirimu .

" Ke-kenapa tiba-tiba Nona Isabel ? „

" Ti-tidak , aku hanya ingin saja . Bolehkah ? „

Walaupun aneh ... , aku akui , berpelukan dengan seseorang itu membuat aku bisa merasa lebih nyaman .

Aku juga bisa meredakan emosiku yang tersimpan ini .

Setidaknya itu menguntungkan . jadi , satu pelukan lagi itu bukan sebuah masalah .

" Tidak masalah Nona Isabel , aku bisa memelukmu sepuasnya yang kamu mau „

" Ter-Terima kasih „

Tanganku mulai melingkar di pinggang Isabel . Dan begitupula dengan Isabel , lengan kecilnya itu dengan lembut mulai balas memelukku .

Ah ... , ini nyaman dan menyenangkan .

Kepercayaan yang tidak berdasar , Nona muda yang dengan aneh mulai mendekatiku , dan sekarang , seorang wanita yang tiba-tiba ingin sebuah pelukan .

Apa ini ? .

Ini bukan , mimpi kan ? .

Bagaimana jika ini mimpi ? .

Aku takut .

Aku takut jika itu memang terjadi .

Aku sungguh takut .

Tapi ....

Aku harus percaya .....

Percaya kepada diriku sendiri .....

Bahwa aku , bukanlah seseorang yang akan bersembunyi .....

Bahwa aku , bukanlah seseorang yang akan bersembunyi dibalik mimpiku sendiri ...

iya .... , aku harus percaya .

" Hangat .... sungguh hangat , Raminia „

" Ya ... Nona Isabel . Ini hangat „

Semua yang terjadi kali ini sungguh membuat kepalaku sakit karena bingung .

••••••••••

Mataku terbuka , aku melompat karena terkejut dan syok , Butiran keringat membasahi diriku , dan sekejap aku menyadari .... , bahwa . Semua itu hanya mimpi .

Mimpi ? . Tidak .... , jangan lagi .... Jangan tipu aku lagi .

" Raminia ? „

" Ha ? „

Suara siapa itu ? .

Dan saat aku menoleh kearah suara itu ... , Isabel berdiri disana dengan bingung .

Isabel ? , kenapa dia ada disini ? .

" Nona Isabel , apakah itu kamu ? „

Lalu .. , aku melihat bahwa mulut Isabel mulai melengkung membentuk sebuah senyuman , dan dia berbicara .

" Bukan Raminia ... , aku adalah Mimpimu „

Ha ? , apa ? . Apa yang dia bicarakan ? .

Setelah mendengar perkataan Isabel .

Hanya butuh sepersekian detik untuk Raminia menyadarinya , sekarang dirinya membuat ekspresi yang tidak pernah dia ditunjukkan sampai sekarang . itu Ketakutan ....

Ketakutan akan kenyataan , ketakutan akan kehilangan , dan ketakutan akan ketidaktahuan . Raminia takut akan semua itu .

Dirinya pernah berpikir .

Apakah semua ini hanya mimpi ? , kenapa kalau begitu ? .

Apakah semua ini tidak nyata ? , kenapa kalau begitu ? .

Mungkin saja kalau sebenarnya aku ini tidak nyata , dan aku yang asli hanya sedang bermimpi ....

Dan Kenapa ? ...

Kegelisahan Raminia membuat tubuhnya gemetar , pupilnya mengeluarkan air mata , dan wajahnya menegang .

Raminia sekarang terlihat lebih rapuh dari Isabel yang kemarin .

Isabel yang melihat Raminia ... , bingung .

Ada apa dengan Raminia ? , pikirnya .

" Raminia .. , Raminia , ada apa , Raminia „

Sayang sekali ... , Raminia sudah pingsan sebelum dirinya sadar akan situasi .

Tubuhnya yang gemetar sudah berhenti , dan air matanya sekarang hanya membasahi pipinya .

Raminia pingsan ditengah pelukan yang hangat itu , meninggalkan Isabel yang masih kebingungan .

••••••••••

Sudut Pandang Isabel .

Apa yang terjadi dengan Raminia ? , sampai pingsan seperti itu , dan aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan .

Pertama kalinya aku melihat Raminia seperti ini , dia terlihat lebih menyedihkan daripada yang saat itu .

Dan sejak awal , kenapa dia bisa menjadi seperti itu ? . Bukankah kita hanya berpelukan ? .

Dia terlihat sangat ketakutan .

Sebenarnya apa yang terjadi secara mendadak disaat seperti ini ? .

" Raminia , bangun Raminia „

Huh .. , situasinya sangat aneh kali ini .

Dan aku bingung harus melakukan apa .

Tanpa sadar ..... , aku juga ikut menangis .

Entah kenapa ... , air mata terus mengalir dari mataku . Berjatuhan kearah Raminia yang sedang berada dipelukanku .

••••••••••

Anak kecil itu melompat-lompat dengan tatapan memohon kearah Ibunya .

" Ibu ... , apakah kamu akan tetap disini ? „

Ibunya hanya bisa tersenyum ketika melihat tingkah anaknya yang lucu itu .

" Ya Raminia ... , ibu akan tetap bersamamu , disini „

Si anak memeluk ibunya .. , menyiratkan bahwa si anak tidak akan meninggalkan Ibunya .

" Betulkah ? , Horee .... „

Si Ibu hanya bisa tertawa dan tersenyum .

" Haha .. , kamu anak yang manja ya , Raminia „

Si Anak hanya memperdulikan Ibunya ... , karena itu adalah satu-satunya .

" Aku tidak peduli ... , selama aku bisa terus bersama Ibu „

" Baiklah .... , jika kamu maunya seperti itu . Ibu akan terus bersamamu ..... „

" DiMimpi ini ... „

" Eh ? „

Semua berjalan dengan baik pada awalnya ... , sampai si anak terbangun dari mimpinya .

Semua kebahagiaan dengan kejam disapu bersih oleh kenyataan . Membuat siapapun yang menjadi korban tenggelam ke keputusasaan . Membuat senyum mereka menghilang .... , dan membuat kehidupan mereka menghitam .

Mimpi adalah kesenangan ... , tapi mimpi juga adalah keputusasaan .

Terkadang semua orang bermimpi ingin ini dan itu , berkhayal tentang mendapatkan keinginannya . Tapi ... , semuanya tidak sebagus imajinasinya .

Pikirannya menginginkan terang ... , tapi kenyataan memberikannya kegelapan .

Semua tidak sepenuhnya terjadi sesuai kenyataan . Karena dunia yang berputar tidak membuat dia sebagai pusatnya .

Semuanya ... , tidak sebagus mimpi .

••••••••••

Disaat aku membuka mata , langit - langit familiar kembali terlihat .

Hanya mimpi ? .

" Raminia ... , kau sudah bangun ? „

Sebuah suara terdengar dari samping , memanggil namaku dengan gembira .

" Nona Isabel ? , apa yang sebenarnya terjadi ? „

Aku mengatakannya sambil memegangi kepalaku , karena aku merasa sedikit pusing saat ini .

Aku tidak ingat apa saja yang sudah terjadi ... , tapi aku bisa merasakan kesedihan yang masih tersisa dihatiku .

Membuatku berpikir jika yang terjadi sebelumnya pasti bukan kejadian yang bagus .

" Kamu tidak ingat ? „

" Sebenarnya aku juga tidak tahu , karena aku hanya melihatmu gemetar lalu menangis dan pingsan setelah itu „

Seperti itu ya ? , apakah mungkin jika aku tiba-tiba teringat traumaku ? .

Sejak awal .. , aku tidak pernah mencoba mengingat masa lalu jika sedang berada disekitar orang lain .

Aku hanya suka tenggelam didalam pikiranku jika itu adalah malam hari , dan sendirian .

Besar kemungkinan jika aku saat itu tiba-tiba teringat hal itu .

" Apakah kamu baik-baik saja ? , Raminia „

" Ya , aku baik-baik saja , Nona Isabel „

" Aku ingat Nona Isabel , apakah hari ini adalah hari pertama masuk sekolah itu ? „

" Iya , tapi waktu masuknya dimulai di sore hari , jadi kamu masih memiliki waktu untuk beristirahat „

" Begitu ... , baguslah kalau begitu „

Sore hari ... , lebih baik jika memang seperti itu . karena sekarang aku memiliki suasana hati yang tidak bagus .

Membuat aku tidak sepenuhnya bersemangat untuk pergi .

" Raminia ... , apakah kamu ingin makan ? „

Ughh , benar .... aku lapar sekarang .. , tapi aku tidak memiliki semangat untuk berdiri dan pergi .

" Jika kamu mau .. , aku akan menyuapinya untuk kamu „

Entah kenapa .... , aku merasa bahwa kami menjadi lebih dekat dalam dua hari ini .

Sekarang aku melihatnya tersenyum ... , membuatku juga tanpa sadar ikut tersenyum .

" Jika kamu tidak keberataan Nona Isabel ... , itu pasti sangat membantu aku „

" Ah ... , kebetulan . Aku sudah menyiapkan makanan untuk kamu . Pelayan yang membuatnya „

Apakah ini rasanya bergantung kepada orang lain ? .

Aku menatap Isabel ... , memikirkan kondisiku saat ini . Yang tidak berdaya dan menyedihkan ...

Tapi ... , disaat-saat menyedihkan seperti ini . Ada seseorang yang mau merawatku ...

Itu membuatku bahagia .. , dengan hanya memikirkannya .

••••••••••

Paman Nico dan Narisa juga datang menjengukku . Tapi mereka hanya tinggal sebentar karena ingin kembali menyiapkan semua hal untuk Sekolah Dreamer .

Bagus karena aku tidak perlu melakukan apapun . Tapi aku kembali merasa seperti beban . Yah .... , mau bagaimana lagi ... , aku tidak mengerti apapun tentang sekolah itu .

Mungkin bagus jika aku tetap terus berada disekitar orang seperti ini . Membuat aku mempunyai seseorang untuk diandalkan .

Dan , aku tidak akan pernah sendiri lagi .

" Apakah kamu siap Raminia ? „

Isabel memanggilku dengan senyum tipis diwajahnya .

Dan aku juga tersenyum karena ikut bersemangat .

" Ya ... , aku siap Isabel „

Paman Nico dan Narisa juga mengangguk setuju , mereka juga merasa antusias karena ini .

Kami pun berjalan beriringan dan masuk kekendaraan yang sudah disiapkan .

Didalam , aku berpikir .

Bahwa semuanya sudah berubah dalam beberapa minggu ini . Hidupku semakin ditemani banyak warna lain , dan orang-orang disekitarkulah yang mewarnainya .

Aku dengan tulus berterimakasih kepada mereka yang sudah membuat hari-hariku menjadi seperti ini .

Karena , warna-warna yang mereka berikan tidak akan bisa aku dapatkan sendirian .