Hari - hari disini lebih menyenangkan dari yang aku kira , sampai aku berpikir bahwa semua yang terjadi disini adalah mimpi yang aku ciptakan .
Semua orang disini dengan perlahan mulai menerimaku . Aku yang tidak pernah berbicara dengan Narisa , sekarang kami sudah lebih akrab dari sebelumnya , dan kami berbicara dengan santai sekarang .
Yah , setidaknya , dia tidak lagi menunjukkan permusuhan terhadap diriku .
Semua hal lebih bersinar sekarang dari sebelumnya .
yah , sebelumnya .
Aku bahkan mulai bermain dengan anak - anak kecil disini , dan semua orang akan menyukaiku dengan perlahan .
Tapi ... , aku masih memiliki pembatas didiriku .
Aku tidak ingin terlalu dekat dengan seseorang . Karena , aku takut ...
Takut hal itu akan terjadi lagi ... , dan mimpiku akan mengacaukannya , membuat aku dengan berat harus memilih .
Sial ..... , aku menjadi Emosional sekarang .
Lebih baik sekarang aku menyiapkan barang - barang yang dibutuhkan untuk masuk Sekolah nanti .
Aku beranjak dari tempat duduk taman itu . Berjalan menuju kamarku , dengan pikiran sedih yang masih berputar dikepala .
" Rania ? , kamu mau kemana ? „
" Sudah kubilang , jangan panggil aku seperti itu , Narisa „
Aku menoleh kearah Narisa , mendapatkan dia yang sedang tersenyum , aku berpikir bahwa ini sangat berbeda dari beberapa hari yang lalu .
Dia yang selalu cemberut saat melihatku , sekarang tersenyum lebar saat memanggil namaku .
" Bukankah itu bagus ? , ini lebih singkat dari pada Raminia „
" Tapi ... , itu terdengar seperti nama perempuan . Dan aku malu saat mendengarnya „
" Hahah ... , tidak apa-apa bukan ? , Rania ? „
" Hentikan itu Narisa „
Dia menggodaku , sial .....
Senyumnya sangat manis , bisa membuat semua orang terhanyut didalamnya .
Tapi aku tidak ..... , karena aku tahu , itu palsu .
Jangan pikir aku bodoh Narisa , aku tahu kau hanya mencoba lebih dekat untuk mengamatiku .
Dia pasti berpikir , bahwa aku itu berbeda dari sebelumnya .
Aku yang kejam saat itu pasti sudah terpaku didalam pikiranya . Dia mungkin berpikir untuk memberitahukan ini kepada ayahnya , tapi mengingat ayahnya yang secara perlahan mulai lebih mempercayaiku , dia pasti merasa itu sulit .
Dia pasti bingung kenapa ayahnya bersikap seperti itu . Bukan hanya dia saja , aku juga belum tahu dasar dari perilaku ayahnya itu kepadaku .
" Aku berpikir ingin bersiap - siap untuk besok Narisa , sampai jumpa „
" Ingin aku bantu ? „
Aku menggelengkan kepala " Tidak „
Narisa membuat ekspresi sedih disana , mungkin dia berpikir bahwa aku sudah sadar dengan apa yang dia lakukan .
Atau ... dia hanya berpura - pura imut agar aku bersimpati ? . Sayang sekali ... , itu tidak akan pernah terjadi .
Lucu sekali jika kamu berpikir bisa membodohiku , karena aku memperhatikan semuanya .
Aku memang tipe orang yang pemikir , jadi aku mendapatkan keuntungan jika aku sedang menganalisis sesuatu secara diam - diam .
•••••••••••••
" Raminia , apa saja yang kamu bawa untuk disekolah nanti ? „
" Ah , aku hanya membawa baju dan beberapa alatku „
" Begitu , apakah ada yang perlu aku bantu ? „
" Tidak Terimakasih Nona Isabel „
" Baiklah kalau begitu , sampai jumpa nanti „
Dia melambaikan tangannya , nampak lucu karena dia tanpa ekspresi .
" Ya , sampai jumpa nanti ... Nona Isabel „
••••••••••
Orang itu berlari dikegelapan , menggunakan jubah bertudung yang mengelilingi tubuh . Cahaya bulan hampir tidak mengenainya .
Ditengah kota yang ramai , dia sibuk berlari diantara gang - gang gelap , melewati setiap orang yang ditemuinya .
Hingga dia berhenti didepan gedung besar yang mencolok , dan masuk kedalamnya .
Sehabis orang itu masuk , dia menaiki satu persatu anak tangga yang ada . Membuat suara hentakan kaki terus menerus terdengar .
Itu terjadi sampai dia masuk kesuatu ruangan dilantai atas . Dan bertemu seseorang disana .
" Pemimpin , sudah dikonfirmasi bahwa besok . Anak Keluarga Wite itu akan kembali ke akademinya „
" Yah ... , aku sudah tahu itu „
" Jadi .... , apakah saya tetap harus bersamanya ? „
" Ya .... , awasi dia . Jangan sampai ada organisasi lain yang mengambilnya . „
" Baik ... , Pemimpin „
Pemimpin , seorang pria bertopeng polos dan suaranya yang disamarkan memakai jubah yang sama dengan orang itu .
Melihat kebawah sambil memandang rendah semuanya , dia terus memberikan perintah .
" Jangan sampai ketahuan , ini akhir dari pertemuan kita , dan tidak ada lagi dimasa depan sampai kamu keluar dari Sekolah itu „
" Dimengerti „
" Sekarang kamu boleh pergi ... „
" Baik „
Setelah orang itu pergi , pemimpin memanggil orang lain kearahnya .
" Ada apa , Pemimpin ? „
" Aku ingin pergi , dan tidak tahu kapan akan kembali . Untuk saat itu , kamu harus mengawasi Organisasi kita , Nina „
" Baik .... , Saya akan melaksanakannya dengan baik selama Pemimpin pergi „
" Bagus .... „
" Kalau begitu , aku pergi „
Pemimpin itu pun pergi kedalam bayang - bayang kota . Seperti Orang itu .
•••••••••••
Malam yang indah , dan bintang - bintang itu , sangat jarang melihat banyak bintang dilangit sekarang .
Ini kejadian langka ....
Dan apa yang harus aku lakukan ? , apakah itu akan baik - baik saja ya ? . Lagipula , aku hanya pergi sebentar . Mungkin tidak ada masalah .
" Kemana saja kamu , Raminia Noter „
Emmm , sudah kuduga , ada yang mengawasiku setiap saat . Itu pasti orang - orang berjas itu , atau mungkin hanya penjaga ? .
Kenapa juga para pengawas itu menunjukkan dirinya ? . Mereka dipekerjakan secara rahasia bukan ? .
Jika mereka menunjukkan dirinya , itu sama saja dengan mengatakan bahwa aku tidak sepenuhnya dipercayai oleh Paman Nico .
Tapi itu lebih masuk akal daripada dipercayai tanpa dasar .
" Ah ... , aku hanya sedang berjalan - jalan sambil melihat langit malam „
" Segera kembali ... , nanti yang lainnya mencari kamu „
" Baik .... „
Hanya suara ? , tidak sopan . Setidaknya kamu harus menunjukkan wajahmu kan saat berbicara ? . Bajingan .....
Tidak banyak berpikir , aku langsung saja kembali kekamarku .
Disana aku juga melihat Isabel yang nampaknya juga baru keluar .
" Nona Isabel ? , kamu dari mana ? „
" Raminia ? , aku hanya berjalan - jalan sebentar , melihat langit malam „
" Oh ... , aku juga , aku tidak bisa tidur Sebelumnya . Jadi aku melihat langit malam „
Aku menoleh ke atas , dan Isabel juga mengikuti menoleh ke atas .
" Kamu suka langit malam ? , Raminia ? „
" Ya ... , aku suka Nona Isabel . Mereka membuat aku tenang setiap aku melihatnya „
" Kenapa ? „
" Bintang itu terang , langit malam itu gelap . Aku suka dengan perpaduan itu . Aku merasa ... , bahwa mereka itu saling melengkapi untuk membentuk keindahan seperti itu . „
" Langit gelap malam yang luas membuatku merasa bebas . Dan bintang terang yang banyak membuatku merasa tidak sendirian . Itu .... , juga membuatku menyadari . Betapa luasnya dunia luar bumi kita ini „
" Setiap kali aku memandang Langit malam yang dipenuhi Bintang . Aku ingin terbang keluar sana , dan melihat semua keindahan luar yang tidak bisa kita lihat saat ini „
" Aku juga terkadang bertanya-tanya . Kenapa kita terjebak disini ? , sedangkan diluar sana itu sangat Luas . Aku ingin keluar ... , aku ingin bebas kemanapun aku pergi . Aku ingin melihatnya ... , melihat keindahan luar angkasa yang tidak tergapai itu „
Setiap kata-kataku diiringi suara penyesalan dan harapan . Wajahku juga dipenuhi kekaguman .... , kekaguman atas keindahan ini .
Keindahan yang tidak dapat dicapai , itu adalah judul yang bagus .
Keinginan itu hanya setengah benar . Setengah harapan , dan setengah kesadaran .
Kesadaran akan kemustahilan ... , dan harapan akan keajaiban . Itulah yang ada dipikiranku .
Yah ... , mungkin aku hanya terbawa suasana .
" Begitu ... , kamu lebih memikirkannya dari pada aku Raminia . Aku tidak pernah sampai berpikir seperti itu „
" Dibandingkan dengan kamu , Aku berpikir ... , bahwa langit malam itu mengingatkanku pada seseorang „
" Siapa itu ? , Nona Isabel „
" Ibuku ... , Langit malam mengingatkan aku pada pelukan ibuku . Pelukan yang hangat ... , kehangatan yang hanya bisa dirasakan saat aku bersama ibuku „
" Apa itu ? „
" Itu keamanan ... , aku merasa aman setiap aku bersama Ibu . „
Entah kenapa ... , nampaknya Isabel juga terbawa suasana .... Karena ekspresi sedihnya sekarang ... , sungguh rapuh untuk dilihat .
" Setiap aku bersama Ibu . Aku merasa tidak perlu untuk khawatir dengan yang lainnya . Aku merasa aku hanya perlu Ibu , aku tidak perlu yang lain . Tapi ... , setiap aku beranjak dewasa ... , aku menyadari bahwa Ibu mulai hilang „
" Senyuman Ibu perlahan menghilang , dan aku tidak bisa melihatnya saat itu . Aku sedih ... , aku frustasi , dan aku putus asa . „
" Sampai .... , tibalah saat-saat Ibu meninggalkan aku „
" Nona Isabel ? „
Aku berniat menyuruhnya berhenti ... , tapi melihat wujud rapuhnya ini , aku rasa dia perlu teman yang mau mendengarkannya .
" Kami miskin saat itu . Ayahku tidak menganggap diriku sebagai anaknya . dia meninggalkan aku dan ibuku ... , dia iblis „
" Aku bingung harus melakukan apa „
Raut wajah berubah sedikit lebih baik saat dia mau melanjutkan ceritanya .
" Tapi ... , Seorang bocah yang tidak dikenal tiba-tiba datang dan mengulurkan tangannya padaku . Aku hanya bingung dan berpasrah dengan harapan yang ada . Jadi ... , aku mengambil tangannya . „
" Anehnya ... , aku merasakan kehangatan yang sama saat aku bersamanya . Kehangatan saat aku bersama ibu , aku merasakan itu darinya „
Wah .. , sungguh cerita yang menarik . Aku juga turut sedih atas kisahmu Nona Isabel .
" Ah ... , maaf , aku jadi terbawa suasana „
Akhirnya ... , dia berhenti .
Tapi .... , melihatnya yang seperti ini , sedikit membuat hati nuraniku sakit dan menjerit , apa yang bisa aku lakukan ? .
Aku berpikir sejenak .
Emmm , baiklah , mungkin aku bisa melakukannya .
" Apakah kamu sedih , Nona Isabel ? . Apakah kamu merindukan pelukan ? , aku bisa memelukmu jika kamu menginginkannya „
" Ti-tidak perlu Raminia ... , kamu tidak perlu melakukan itu „
Dimana wujudnya yang rapuh itu ? , sekarang hanya menyisahkan Isabel yang pemalu .
Sebenarnya aku juga ingin merasakannya .. , pelukan . Karena sudah lama aku tidak merasakan pelukan dari seseorang .
" Maaf jika aku sedikit kurang ajar . Tapi sebenarnya ... , aku juga menginginkan sebuah pelukan „ Kataku .
Sejenak dirinya bingung ... , tapi aku tidak bisa menahan lebih lama . Dan ... , dengan emosional yang berlebihan ... , aku memeluknya .
Aku memeluk Isabel dengan lembut .
" Eh ? , A-apa ? „
" Diam ... , diam , Nona Isabel „
" Um .... „
Dengan sedikit paksaan , dia hanya bisa dengan pasrah menerima pelukanku .
Yang aneh ... , aku melihatnya menangis .
Pembohong ... , kamu pasti juga merindukan sebuah pelukan .
Aku tidak tahu apa yang Isabel pikirkan ... , Tapi dia dengan lembut juga melingkari tangannya di pinggangku .
Sedikit bingung pada awalnya , tapi ya . Bagus ..
Kami berbagi kehangatan yang sama dimalam ini .
Dilangit malam yang dingin , kehangatan tubuh kami melindungi kami satu sama lain dari dingin itu .
Lucu .... , tapi indah .
••••••••••
Semua berjalan lancar sesuai keinginanku , terasa menakutkan jika dipikirkan kembali .
Apakah ini nyata ? .
Aku bisa membuat mimpi apapun yang aku inginkan . Aku juga bisa mengendalikannya dengan sempurna , mirip seperti Tuhan itu sendiri .
Semua yang terjadi adalah kehendakku jika didalam Mimpi .
Apakah aku entah bagaimana menghapus ingatanku , dan memulai hidup baru didalam mimpi ? .
Jika itu terjadi ... , apa yang harus aku lakukan ? .
Tapi ... , aku harus percaya kepada diriku sendiri . Karena aku tidak cukup bodoh untuk melakukan hal seperti itu .
Raminia Noter bukanlah orang yang akan lari dari kesedihannya dan bersembunyi didalam mimpi .
Aku bukan orang yang seperti itu ... , karena , aku tidak suka jika aku harus terus menerus bersembunyi .
Aku tidak suka gagasan dimana aku akan terkurung selamanya didunia yang aku ciptakan sendiri .
Dan juga ... , terlalu menakutkan jika aku harus membayangkannya .
Aku harus percaya dengan diriku sendiri . Ya ... , aku harus percaya .
Dan ... , lebih baik sekarang aku tidur nyenyak dan menunggu hari berikutnya .
Sampai ....
" Tok , tok , tok „
Hmmm , apa itu ? . Siapa yang datang malam - malam seperti ini ? .
" Tok , tok , tok „
Berisik .... , siapapun itu , kau menggangguku . Sialan .... apakah kau tahu sopan santun ? .
Dengan kesal , aku berjalan menuju pintu untuk membukanya .
Saat aku membuka pintu itu , aku melihat seorang wanita berdiri disana .
Sial .... , siapa lagi kalau bukan Isabel . Kenapa dia datang malam-malam seperti ini ? . Apakah dia masih kepikiran dengan kejadian tadi ? .
Aku akui itu memalukan jika dipikirkan kembali , tapi ... apa yang dia inginkan ? .
" Ada apa , Nona Isabel ? „
" Ah , ya . Itu ... „
Hmmm , kenapa dengan wajahnya ? . Memerah dan malu seperti itu . Dan dia juga salah tingkah disana sini .
" Hmmmmm ? „
" Itu .... , bolehkah aku me .... „
Yang benar jika kamu berbicara ... , sungguh , kau terlihat sangat berbeda dari biasanya .
" Ada apa , Nona Isabel ? , Katakan itu „
" Bo-bolehkah aku memeluk mu l-lagi ? „
Eh ? . ada apa dengan kepalanya ? . Dia bercandakan ? . Kenapa dia tiba-tiba menjadi seperti ini .... , sadar oi ... , sadar . ini tidak seperti dirimu .
" Ke-kenapa tiba-tiba Nona Isabel ? „
" Ti-tidak , aku hanya ingin saja . Bolehkah ? „
Walaupun aneh ... , aku akui , berpelukan dengan seseorang itu membuat aku bisa merasa lebih nyaman .
Aku juga bisa meredakan emosiku yang tersimpan ini .
Setidaknya itu menguntungkan . jadi , satu pelukan lagi itu bukan sebuah masalah .
" Tidak masalah Nona Isabel , aku bisa memelukmu sepuasnya yang kamu mau „
" Ter-Terima kasih „
Tanganku mulai melingkar di pinggang Isabel . Dan begitupula dengan Isabel , lengan kecilnya itu dengan lembut mulai balas memelukku .
Ah ... , ini nyaman dan menyenangkan .
Kepercayaan yang tidak berdasar , Nona muda yang dengan aneh mulai mendekatiku , dan sekarang , seorang wanita yang tiba-tiba ingin sebuah pelukan .
Apa ini ? .
Ini bukan , mimpi kan ? .
Bagaimana jika ini mimpi ? .
Aku takut .
Aku takut jika itu memang terjadi .
Aku sungguh takut .
Tapi ....
Aku harus percaya .....
Percaya kepada diriku sendiri .....
Bahwa aku , bukanlah seseorang yang akan bersembunyi .....
Bahwa aku , bukanlah seseorang yang akan bersembunyi dibalik mimpiku sendiri ...
iya .... , aku harus percaya .
" Hangat .... sungguh hangat , Raminia „
" Ya ... Nona Isabel . Ini hangat „
Semua yang terjadi kali ini sungguh membuat kepalaku sakit karena bingung .
••••••••••
Mataku terbuka , aku melompat karena terkejut dan syok , Butiran keringat membasahi diriku , dan sekejap aku menyadari .... , bahwa . Semua itu hanya mimpi .
Mimpi ? . Tidak .... , jangan lagi .... Jangan tipu aku lagi .
" Raminia ? „
" Ha ? „
Suara siapa itu ? .
Dan saat aku menoleh kearah suara itu ... , Isabel berdiri disana dengan bingung .
Isabel ? , kenapa dia ada disini ? .
" Nona Isabel , apakah itu kamu ? „
Lalu .. , aku melihat bahwa mulut Isabel mulai melengkung membentuk sebuah senyuman , dan dia berbicara .
" Bukan Raminia ... , aku adalah Mimpimu „
Ha ? , apa ? . Apa yang dia bicarakan ? .
Setelah mendengar perkataan Isabel .
Hanya butuh sepersekian detik untuk Raminia menyadarinya , sekarang dirinya membuat ekspresi yang tidak pernah dia ditunjukkan sampai sekarang . itu Ketakutan ....
Ketakutan akan kenyataan , ketakutan akan kehilangan , dan ketakutan akan ketidaktahuan . Raminia takut akan semua itu .
Dirinya pernah berpikir .
Apakah semua ini hanya mimpi ? , kenapa kalau begitu ? .
Apakah semua ini tidak nyata ? , kenapa kalau begitu ? .
Mungkin saja kalau sebenarnya aku ini tidak nyata , dan aku yang asli hanya sedang bermimpi ....
Dan Kenapa ? ...
Kegelisahan Raminia membuat tubuhnya gemetar , pupilnya mengeluarkan air mata , dan wajahnya menegang .
Raminia sekarang terlihat lebih rapuh dari Isabel yang kemarin .
Isabel yang melihat Raminia ... , bingung .
Ada apa dengan Raminia ? , pikirnya .
" Raminia .. , Raminia , ada apa , Raminia „
Sayang sekali ... , Raminia sudah pingsan sebelum dirinya sadar akan situasi .
Tubuhnya yang gemetar sudah berhenti , dan air matanya sekarang hanya membasahi pipinya .
Raminia pingsan ditengah pelukan yang hangat itu , meninggalkan Isabel yang masih kebingungan .
••••••••••
Sudut Pandang Isabel .
Apa yang terjadi dengan Raminia ? , sampai pingsan seperti itu , dan aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan .
Pertama kalinya aku melihat Raminia seperti ini , dia terlihat lebih menyedihkan daripada yang saat itu .
Dan sejak awal , kenapa dia bisa menjadi seperti itu ? . Bukankah kita hanya berpelukan ? .
Dia terlihat sangat ketakutan .
Sebenarnya apa yang terjadi secara mendadak disaat seperti ini ? .
" Raminia , bangun Raminia „
Huh .. , situasinya sangat aneh kali ini .
Dan aku bingung harus melakukan apa .
Tanpa sadar ..... , aku juga ikut menangis .
Entah kenapa ... , air mata terus mengalir dari mataku . Berjatuhan kearah Raminia yang sedang berada dipelukanku .
••••••••••
Anak kecil itu melompat-lompat dengan tatapan memohon kearah Ibunya .
" Ibu ... , apakah kamu akan tetap disini ? „
Ibunya hanya bisa tersenyum ketika melihat tingkah anaknya yang lucu itu .
" Ya Raminia ... , ibu akan tetap bersamamu , disini „
Si anak memeluk ibunya .. , menyiratkan bahwa si anak tidak akan meninggalkan Ibunya .
" Betulkah ? , Horee .... „
Si Ibu hanya bisa tertawa dan tersenyum .
" Haha .. , kamu anak yang manja ya , Raminia „
Si Anak hanya memperdulikan Ibunya ... , karena itu adalah satu-satunya .
" Aku tidak peduli ... , selama aku bisa terus bersama Ibu „
" Baiklah .... , jika kamu maunya seperti itu . Ibu akan terus bersamamu ..... „
" DiMimpi ini ... „
" Eh ? „
Semua berjalan dengan baik pada awalnya ... , sampai si anak terbangun dari mimpinya .
Semua kebahagiaan dengan kejam disapu bersih oleh kenyataan . Membuat siapapun yang menjadi korban tenggelam ke keputusasaan . Membuat senyum mereka menghilang .... , dan membuat kehidupan mereka menghitam .
Mimpi adalah kesenangan ... , tapi mimpi juga adalah keputusasaan .
Terkadang semua orang bermimpi ingin ini dan itu , berkhayal tentang mendapatkan keinginannya . Tapi ... , semuanya tidak sebagus imajinasinya .
Pikirannya menginginkan terang ... , tapi kenyataan memberikannya kegelapan .
Semua tidak sepenuhnya terjadi sesuai kenyataan . Karena dunia yang berputar tidak membuat dia sebagai pusatnya .
Semuanya ... , tidak sebagus mimpi .
••••••••••
Disaat aku membuka mata , langit - langit familiar kembali terlihat .
Hanya mimpi ? .
" Raminia ... , kau sudah bangun ? „
Sebuah suara terdengar dari samping , memanggil namaku dengan gembira .
" Nona Isabel ? , apa yang sebenarnya terjadi ? „
Aku mengatakannya sambil memegangi kepalaku , karena aku merasa sedikit pusing saat ini .
Aku tidak ingat apa saja yang sudah terjadi ... , tapi aku bisa merasakan kesedihan yang masih tersisa dihatiku .
Membuatku berpikir jika yang terjadi sebelumnya pasti bukan kejadian yang bagus .
" Kamu tidak ingat ? „
" Sebenarnya aku juga tidak tahu , karena aku hanya melihatmu gemetar lalu menangis dan pingsan setelah itu „
Seperti itu ya ? , apakah mungkin jika aku tiba-tiba teringat traumaku ? .
Sejak awal .. , aku tidak pernah mencoba mengingat masa lalu jika sedang berada disekitar orang lain .
Aku hanya suka tenggelam didalam pikiranku jika itu adalah malam hari , dan sendirian .
Besar kemungkinan jika aku saat itu tiba-tiba teringat hal itu .
" Apakah kamu baik-baik saja ? , Raminia „
" Ya , aku baik-baik saja , Nona Isabel „
" Aku ingat Nona Isabel , apakah hari ini adalah hari pertama masuk sekolah itu ? „
" Iya , tapi waktu masuknya dimulai di sore hari , jadi kamu masih memiliki waktu untuk beristirahat „
" Begitu ... , baguslah kalau begitu „
Sore hari ... , lebih baik jika memang seperti itu . karena sekarang aku memiliki suasana hati yang tidak bagus .
Membuat aku tidak sepenuhnya bersemangat untuk pergi .
" Raminia ... , apakah kamu ingin makan ? „
Ughh , benar .... aku lapar sekarang .. , tapi aku tidak memiliki semangat untuk berdiri dan pergi .
" Jika kamu mau .. , aku akan menyuapinya untuk kamu „
Entah kenapa .... , aku merasa bahwa kami menjadi lebih dekat dalam dua hari ini .
Sekarang aku melihatnya tersenyum ... , membuatku juga tanpa sadar ikut tersenyum .
" Jika kamu tidak keberataan Nona Isabel ... , itu pasti sangat membantu aku „
" Ah ... , kebetulan . Aku sudah menyiapkan makanan untuk kamu . Pelayan yang membuatnya „
Apakah ini rasanya bergantung kepada orang lain ? .
Aku menatap Isabel ... , memikirkan kondisiku saat ini . Yang tidak berdaya dan menyedihkan ...
Tapi ... , disaat-saat menyedihkan seperti ini . Ada seseorang yang mau merawatku ...
Itu membuatku bahagia .. , dengan hanya memikirkannya .
••••••••••
Paman Nico dan Narisa juga datang menjengukku . Tapi mereka hanya tinggal sebentar karena ingin kembali menyiapkan semua hal untuk Sekolah Dreamer .
Bagus karena aku tidak perlu melakukan apapun . Tapi aku kembali merasa seperti beban . Yah .... , mau bagaimana lagi ... , aku tidak mengerti apapun tentang sekolah itu .
Mungkin bagus jika aku tetap terus berada disekitar orang seperti ini . Membuat aku mempunyai seseorang untuk diandalkan .
Dan , aku tidak akan pernah sendiri lagi .
" Apakah kamu siap Raminia ? „
Isabel memanggilku dengan senyum tipis diwajahnya .
Dan aku juga tersenyum karena ikut bersemangat .
" Ya ... , aku siap Isabel „
Paman Nico dan Narisa juga mengangguk setuju , mereka juga merasa antusias karena ini .
Kami pun berjalan beriringan dan masuk kekendaraan yang sudah disiapkan .
Didalam , aku berpikir .
Bahwa semuanya sudah berubah dalam beberapa minggu ini . Hidupku semakin ditemani banyak warna lain , dan orang-orang disekitarkulah yang mewarnainya .
Aku dengan tulus berterimakasih kepada mereka yang sudah membuat hari-hariku menjadi seperti ini .
Karena , warna-warna yang mereka berikan tidak akan bisa aku dapatkan sendirian .