Chereads / Disturbed reality / Chapter 5 - Tenggelam dan Menghilang ( 2 )

Chapter 5 - Tenggelam dan Menghilang ( 2 )

Para Korban yang sudah menjadi monster tentakel mengamuk di tempat .

Anehnya , mereka tidak kemana-mana , hanya diam disana dan tidak membiarkan siapapun mendekati mereka .

Jadi semua tamu yang melihat dari jauh tidak terkena serangan Monster itu .

Hanya para keluarga korbanlah yang terus menangis karena melihat anak , kakak , adik , dan keluarga mereka menjadi monster jelek yang bahkan sudah tidak mirip lagi dengan wujud sebelumnya .

Total ada dua puluh empat monster tentakel saat ini yang dapat aku lihat .

Jarak mereka satu sama lain tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat . Dan mereka terus menyerang semua hal yang mendekati mereka .

Perilaku mereka merepotkan dan mengambil banyak perhatian . Cocok sekali untuk mengecoh semua orang , dan membuat semua orang yang merencanakannya bergerak bebas ditempat lain .

Aku membawa Isabel masuk lebih dalam kearah kerumunan .

" Ayo Nona Isabel „

" Iya , ayo „

Isabel mengangguk dan mulai mengikutiku saat aku berjalan .

Senang rasanya melihat dia yang mempercayaiku .

Atau mungkin , dia sudah tahu ? .

Lagipula , dia saat itu tidak melihatku dipertarungan dengan pengejar Narisa , jadi dia pasti bisa menebak dengan hanya melihat aku menggunakan kekuatanku .

Ah , itu tidak penting sekarang . Lebih baik aku pergi dan mencari tempat aman .

Kami berjalan melewati semua orang ditengah aula . Mencari ruangan yang sudah aku tandai sebelumnya .

Ruangan ini dapat mencegah para bawahan Nico menemukan kami , dan melindungi kami saat akhir dari rencana mereka terjadi .

Aku membutuhkan waktu yang lebih lama dari perkiraanku saat mencoba menemukan ruangan ini .

Saat kami tiba didepan pintu masuk . Aku mengeluarkan kunci yang sudah aku dapatkan , dan membuka pintu ruangan itu .

Isabel tersentak karena terkejut melihat aku yang terlihat sudah menyiapkan segalanya .

" Dari mana kamu mendapatkan kunci itu ? „

Daripada berbohong , jujur membuat hati menjadi lebih tenang , jadi aku jujur saja dan berkata kepada Isabel .

" Yah ... , aku mendapatkannya dari orang dalam „

Sebenarnya yah , itu benar . Tapi aku hanya mempunyai orang dalam yang hanya memiliki otoritas untuk mengambil ruangan ini . Tidak ada yang lain .

Tapi itu lebih baik dan cukup .

" Jangan banyak berbicara , ayo masuk , disini berisik „

" Baiklah „

Sumpah ... , kerumunan memang masih berisik dari tadi . Aku ragu apakah mereka semua mempunyai batas untuk berteriak dan menangis .

Saat aku masuk kedalam ruangan , kasur dan sofa terlihat disana . Ini adalah kamar VIP . Kamar tamu VIP , tidak ada yang istimewa untuk itu . Hehehehe .

Kamar ini hanya berbeda lokasi , dan sedikit lebih besar .

Nyatanya , orang dalam itu hanya aku perintahkan untuk mendapatkan kamar ini . Dan mereka adalah salah satu karyawan disini .

Yang aku lakukan hanyalah menyuap mereka dan selesai . Untungnya aku menabung untuk ini .

Karena uang pemberian Nico itu sangat banyak , dan sangat cukup untuk membeli kamar ini .

Mungkin uang tidak berguna bagi mereka . Lihat saja kawasan rumah itu , sungguh besar .

Memikirkan Nico membuat aku kesal , jadi aku memutuskan untuk berhenti memikirkannya dan berencana untuk berdiskusi dengan Isabel .

Anehnya , saat Isabel melihat kekacauan ini , dia hanya sedikit terkejut dan diam disaat-saat selanjutnya .

Aku tidak tahu apa yang dipikirkannya , selalu .

Mungkin dia tidak ingin membuang waktu dan mencari waktu yang tepat untuk bertanya ? . Yah , itu yang paling mungkin .

" Kamar ? „

" Yah , kamar . Kita akan sementara bersembunyi disini „

Kami masuk , dan aku langsung kembali mengunci pintu itu .

Beruntung atau takdir , kerumunan tidak pernah memperhatikan kami saat memasuki ruangan .

Anehnya saat aku berbalik untuk melihat Isabel , aku memperhatikan bahwa wajah dan telinganya memerah .

Pasti dia malu karena berdua dengan lawan jenis ditempat tertutup seperti ini . Apalagi disebuah kamar , kami terlihat seperti sepasang kekasih yang ingin melakukan itu .

Walaupun aku sudah tahu keadaan Isabel , aku tetap bertanya kepadanya .

" Ada apa Nona Isabel „

" T-tidak . Tidak apa-apa „

Sudah kuduga , dia malu . Bentuknya yang seperti itu sangat imut untuk dilihat , sungguh .

" Tenang saja Nona Isabel , aku tidak membawamu untuk melakukan hal-hal aneh disini „

" A-aku tidak berpikir seperti itu „

Lihat wajahnya , sungguh imut . Jika aku memiliki dia sebagai bantal guling . Dan aku dapat memeluknya sesuka hati saat mau tidur , aku pasti akan tidur setiap saat .

Aku terus menggodanya , tapi karena Isabel sudah tidak tahan , dia segera mengalihkan pembicaraan .

" J-jadi , apa yang sebenarnya terjadi di aula ini ? „

Aku ingin menjelaskannya dengan cepat dan segera istirahat , aku segera menjelaskannya kepada Isabel .

" Aku juga tidak tahu Nona Isabel , saat aku datang , pembawa acara hanya mengatakan omong kosong dan membawakan hidangan kepada kami „

" Semua yang menjadi monster itu adalah orang yang memakan hidangan itu . Tapi aku tidak tahu pastinya .... , karena aku yakin , banyak orang lainnya yang ikut makan . Tapi mereka tidak menjadi monster „

" Mungkinkah ada kondisi tertentu ? „

" Aku juga tidak tahu „

" Tapi ada sesuatu yang ingin aku tanyakan terlebih dahulu Nona Isabel „

" Apa itu ? „

" Katamu , Paman Nico yang menyuruhku datangkan ? . „

" Iya , memang orang itu yang menyuruhmu untuk datang „

Dia tidak memanggilnya Tuan lagi , apakah ada beberapa kebencian tertentu ? . Tapi sekarang itu tidak penting .

" Apakah menurutmu dia tahu tentang apa yang terjadi ? . Atau jangan-jangan dia juga ikut terlibat dengan kejadian diaula ini ? „

" Mungkin , aku juga tidak tahu tentang situasinya . Tapi aku yakin bahwa dia tahu tentang kejadian di aula ini . Itulah alasan dia menyuruhmu datang . Tujuannya untuk memisahkan aku dan kamu sementara . Tapi aku tidak tahu tentang keterlibatannya dalam kejadian ini . „

Karena aku sudah pemanasan untuk menanyakan pertanyaan berikutnya dengan pembicaraan ini , itu pasti cocok untuk berbicara sekarang .

" Dan Nona Isabel , kenapa kamu dikejar dan dikepung oleh bawahan Paman Nico , dan juga , kenapa mereka ingin menangkapku ? „

Aku jujur tahu bahwa mereka ingin menyerang dan menangkapku , tapi aku tidak tahu apa alasan mereka .

Mungkin Isabel tahu .

Tapi nampaknya dia tidak memiliki suasana hati yang baik , karena wajahnya terlihat sangat marah dan cemberut .

Untungnya dia menggerakkan mulutnya dan mulai menjawab pertanyaanku .

" Mereka ... , mereka ingin menangkap Raminia karena Raminia bisa dijadikan penjaga untuk Narisa „

Eh ? , bukankah aku sudah menjadi penjaganya ? .

" Maksudnya ? „

" Aku baru tahu tentang ini beberapa waktu yang lalu . Saat itu dia memberi tahu aku tentang rencanannya terhadap Raminia , tapi aku menentangnya „

" Itulah sebabnya kamu dikepung seperti itu , Nona Isabel ? „

" Iya „ Kata Isabel sambil mengangguk .

Aku terkejut dengan situasinya , Isabel belum menceritakan alasan lengkapnya .

Tapi aku dibuat terkejut atas kata-kata Isabel . Dia ... , membelaku ? , Isabel , membelaku ? . Sial ... , dia menunjukkan cinta seperti ini . Membuat aku senang .

" Memangnya apa rencana Paman Nico , padahal akukan sudah menjadi penjaga Narisa , apa yang maksud sebenarnya perkataan Nona Isabel ? „

" Itu .... , mereka akan membuatmu seperti mesin yang akan menuruti semua perintah „

" Pertama-tama , mereka akan menghapus ingatanmu . Lalu memasangkan alat yang akan mengendalikan Raminia , dan membuat kamu sepenuhnya patuh „

" Kenapa mereka merencanakan itu ? , apakah mereka tidak percaya aku ? „

" Iya ... , sebenarnya . Keluarga Wite mempunyai Dreamer peramal disisi mereka , itulah yang dikatakan Orang itu . Dan peramal itu mengatakan bahwa seorang anak bernama Raminia Noter akan datang kekeluarga Wite dan merubah Keluarga itu . „

" Peramal itu bilang , bahwa Raminia bisa menjadi jalan kehancuran Keluarga Wite , atau bahkan bisa menjadi pelindung yang kuat untuk keluarga Wite „

" Tapi karena Nico Wite tidak puas dengan kamu yang hanya berdiri diatas kontrak . Nico Wite ingin membuat kamu menuruti semua perintahnya . Jadi dia menyuruh aku untuk bekerja sama , tapi dia tidak mengharapkan aku tidak setuju „

Peramal ? . Ho ... , menarik . Hanya peramal ... , tidak cocok untuk aku yang memiliki Mimpi Mutlak . Walaupun mimpiku selalu memberikan gambaran yang agak kabur , semua yang terjadi sangat akurat hingga membuat aku merasa semua yang diperlihatkan mimpi itu selalu benar .

Sayang sekali mimpi tidak akan memperlihatkan kejadian dari hari-hari dimasa depan , mimpi hanya memperlihatkan kejadian yang akan terjadi besok .

Aku puas karena aku tahu kenapa Nico menarik aku kekeluarganya .

Tapi aku kepikiran tentang Narisa dan penjaga Albert . Mereka selalu curiga dengan aku , dan terus berusaha untuk mengusir aku dari keluarganya . Pasti mereka tidak tahu tentang ramalan itu .

Aku tersenyum dan berterimakasih kepada Isabel .

" Jadi begitu ... , aku mengerti Nona Isabel . Terimakasih karena membelaku dan memberitahuku . Tanpamu , aku pasti akan tersesat „

Dan Isabel membuat wajah malu yang imut seperti biasanya .

" Ti-tidak . Tidak apa-apa Raminia „

Jadi mungkin Nico tidak suka saat Isabel menentang , dan memiliki firasat buruk tentang itu . Dia pasti berpikir Isabel akan bergerak untuk menyelamatkan aku .

Aku tidak tahu persis kapan Isabel berbicara bersama Nico mengenai ini . Apakah Sebelum Isabel menyuruhku ke Aula ? . Atau mungkin sesudahnya .

Jadi saat aku berlari kearah mereka , Nico kaget lalu mau mencegah Isabel membocorkan rencana dan kabur bersama Aku . Jadi dia berinisiatif menangkap aku dulu lalu bernegosiasi dengan Isabel .

Walaupun aku penasaran dengan alasan Isabel mendukungku , aku tidak akan menanyakannya untuk saat ini .

Mungkin saja jawabannya akan sangat memalukan . Atau mungkin .... , ini juga bagian dari rencana Nico .

Tapi melihat Isabel yang dari awal memang mata-mata yang dikirim ke Keluarga Wite . Itu memiliki kemungkinan yang rendah disana .

Masih ada kemungkinan bahwa Isabel akan nyaman di keluarga Wite dan berbalik melawan aku .

Tapi mengingat kalau dia benci Keluarga Wite , itu juga kurang meyakinkan .

Aku tidak tahu alasan dia benci kepada keluarga Wite , tapi mengingat pertemuan terakhir kami sebagai orang yang berbeda .

Dia tetap patuh pada misinya . Bagus ... , itu bagus menurutku .

•••••••••

Kami berbincang-bincang sebentar sebelum malam .

Keributan nampaknya belum juga ditangani oleh para petugas keamanan . Atau mungkin , para petugas sedang sibuk melawan penyerang ditempat lain . Jadi mungkin informasi tentang aula belum diterima .

Kapal ini memang sangat besar . Bahkan aula ini hanya sedikit dari tempat yang ada .

Jadi apakah pesta diaula tidak diketahui oleh para petugas dikapal ? . Padahal banyak yang datang .

Aku memang tidak bisa memastikan berapa banyak penumpang yang ada dikapal ini . Tapi tamu yang ada diaula sudah cukup untuk murid baru di Akademi Dreamer .

Apakah mungkin ada penumpang lain yang bukan Dreamer ? . Atau mungkin semua penumpang tidak tahu dan tidak datang ke Aula ? .

Entahlah ... , itu tidak penting sekarang . Yang lebih penting adalah istirahat dan mengikuti skenarionya .

Karena juga sedikit lelah , aku memutuskan untuk tidur . Meninggalkan Isabel yang katanya ingin berjaga-jaga .

Akupun berterimakasih , dan perlahan mataku terpejam , kesadaranku menghilang dan tubuhku yang berada disofa , menjadi lemas karena lelah .

Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz

Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz

" Ramin..... „

" Ramini.... „

" Raminia .... , bangun „

" Bangun .... , ada yang meledak „

Ha ... , Apa ? .

Aku terkejut saat tubuhku diguncang oleh gerakan Isabel . Bukan karena dia bilang ada ledakan ... , tapi tangannya membangunkan aku dari mimpi yang indah itu .

Walaupun aku sedikit kesal ... , tapi mau bagaimana lagi . Waktu yang sudah ditentukan tiba .

Aku segera berdiri didepan Isabel yang panik .

Dan berbicara sambil mengumumkan perintah . Atau .. , saran tepatnya .

" Kita keluar , dan ayo kita lompat kelaut „

" Apa ? . Mengapa ? „

Daripada nantinya dia tidak mengikuti , lebih baik aku jelaskan situasinya .

" Berapa jumlah ledakan tadi „

Isabel bingung dengan pertanyaanku , tapi dia segera menjawab karena keadaannya sudah seperti ini .

Selain ledakan , aku sebenarnya juga mendengar teriakan diluar . Itu pasti para tamu aula yang panik akan adanya bahaya baru .

" Suaranya sangat kencang , dan berturut-turut „ Kata Isabel .

Sudah kuduga . Berarti kapal akan terbelah menjadi tiga , jika memang seperti itu .

" Yah , kita harus pergi dan melompat sekarang . Selagi sempat „

" Kenapa ? „

Dia bertanya lagi ...

Karena tidak ada pilihan lagi , aku menjelaskannya . Tapi aku takut jika Isabel menjadi curiga atas informasi aku .

Jadi aku harus menyamarkan informasi

" Ledakan tadi berurutan dan kencang . Kemungkinan besar , ledakan itu akan membelah kapal dan meledakkan sepenuhnya kapal ini . Apalagi dikapal sebesar ini , bahan bakarnya pasti banyak . Jadi lebih baik kita segera melompat dari pada kita ikut terbakar „

Saat aku mengatakan ini , sebuah ledakan super besar terdengar ditelinga kami . Ada juga suara patahnya besi , dan teriakan penumpang lainnya .

Aku menyuruh Isabel untuk cepat , dan mengambil pelampung yang berada dibawah kasur .

Isabel hanya menurutinya .

Dia juga pasti mengetahuinya , bahwa semua harus dilakukan dengan cepat .

Selagi Isabel mengambil pelampung , Aku membuka kunci dipintu kamar kami .

Dan saat aku membukanya , pemandangan yang kacau terpampang dimataku seperti sebuah Film aksi . Itu karena para penumpang dan tamu yang berlarian tidak berarah .

Mereka hanya berlari dengan panik . Tidak tahu harus dimana mereka berlindung . Sedangkan banyak orang yang memiliki keluarga berusaha keras untuk menemukan anggota keluarga mereka dan bersatu .

Ada seorang yang terinjak-injak . Ada seorang anak kecil yang terlempar-lempar . Ada juga seorang anak yang menangis disudut mencari ibunya .

Semua pemandangan ini terlihat dimataku . Hanya menyisahkan tragedi dan kasihan dihatiku .

" Raminia , pelampung kita sudah siap „

" Bagus , lalu gunakan kekuatanmu untuk keluar dari kerumunan ini . Lalu kita berhenti dipinggir kapal „

" Baik „

Isabel mengangguk setuju , lalu tidak lama . Sulur-sulur petir mulai terlihat , dan aku merasakan pandangan duniaku semakin cepat , seperti terjebak didalam ilusi .

Ini membuatku pusing sebenarnya , tapi tidak masalah jika aku bisa sampai dengan sangat cepat .

Pergi ke pinggir kapal setidaknya membutuhkan tiga detik . Dan ledakan itu sekiranya terjadi lima detik lagi . Jika mimpiku itu benar .

Percikan dan ledakan yang mengenai bahan bakar menimbulkan ledakan serta kobaran api yang besar , menyebabkan seluruh kapal menjadi lautan api dan hancur .

Yah ... , sebenarnya itu memang terjadi lima detik lagi .

4

Aku masih berada dipelukan Isabel .

3

Pinggir kapal mulai terlihat dipandanganku yang kabur .

2

Kami sampai .

1

Aku melompat , tapi tidak dengan Isabel .

0

Ledakan besar terjadi , menjatuhkan dan menghancurkan bagian-bagian kapal .

Tapi Isabel berdiam disana . Hanya aku yang melompat .

Ini kejadian akhir yang aku lihat dimimpiku . Tapi karena aku tidak melihat Isabel yang mati , masih ada kemungkinan bahwa aku menyelamatkannya disana .

Karena itulah , aku mengaktifkan kekuatan aku . Mengubah warna mataku menjadi putih .

Dan aku mengupayakan untuk mengendalikan Isabel , membuatnya jatuh bersama aku .

Telekinesis mengendalikan pakaian Isabel , membuatnya melayang , dan menjatuhkannya bersama diriku .

" Ra .. minia ? „

" Pegangan „

Tentu saja , aku menjatuhkannya bersama pelampung yang sudah dia bawa .

Lalu aku merasakan hentakan diseluruh tubuhku , yang disebabkan oleh jatuhnya aku ke air laut .

Mungkin sedikit sakit , tapi tidak membuatku mati .

Air bisa menyelamatkan aku dari ledakan luar kapal , dan juga menyelamatkan Isabel .

Dunia seakan berjalan lambat , semua nampak seperti mimpi .

Isabel yang berada dipelukanku , pelampung yang mengarah ke aku , kapal yang bergetar , serta suara ledakan dan api yang berkobar .

Semua berjalan lambat , sampai aku kehilangan kesadaran .

Tapi sebelum terlambat , aku mengenakan pelampung dan juga memakaikannya ke Isabel .

Beruntung bahwa pelampung ini bukan berupa ransel , tapi seperti ban yang sering dilihat dikolam berenang .

Walaupun terlihat memalukan , tapi kita butuh ini untuk bertahan hidup .

" Raminia ? „

" RAMINIA „ Panggilan Isabel yang aku dengar sebelum aku kehilangan kesadaran .

Bahkan aku tidak tahu kenapa aku pingsan . Ini misterius ...

Mungkin saja ini takdir . Takdir aneh yang dikirim tuhan kepadaku .

Semua memang bisa aneh jika Tuhan yang melakukannya .

Tapi aku tahu ... , selama ini aku sudah kabur dari banyak Kematian .

Entah itu saat aku kecil yang seharusnya aku ditabrak oleh truk . Atau mungkin saat aku tidak jadi saat mau pergi liburan karena mimpiku . Atau mungkin , karena ini .

Aku selalu kabur dari Kematian . Maka dari itu ... , Tuhan mungkin marah .

Saat aku mengalami mimpi dimana aku mati , aku bisa menghindarinya . Tapi jika seseorang didalam mimpiku terlihat mati . Aku tidak bisa menyelamatkannya apapun yang aku lakukan .

Oh ya , aku teringat kata-kataku saat itu .

" Aku tidak berkaitan dengan dunia . Tapi dunia selalu bergerak didalam Mimpiku . Semua yang terjadi kepada aku didunia , bisa aku ubah . Tapi aku tidak bisa merubah apa yang dunia buat kepada orang lain . Aku seperti .... , tidak terikat dengan yang namanya takdir .

Sialan ..... , ini keren . Dan aku bersyukur karena aku memiliki mimpiku „

Semua terjadi begitu cepat , hingga aku Mungkin mulai berpikir bahwa aku mengalami , Klise kematian .

Dimana disaat-saat terakhir , manusia akan teringat dengan semua hal yang pernah terjadi kepadanya dan apa yang sudah dilakukannya .

Tapi aku sedikit yakin , ya .... , sedikit mungkin aku tidak akan mati .

Tapi jika aku mati , setidaknya aku mempunyai seseorang disisiku .

Itu saja .....

••••••••••

[ Sub-Judul : Salju yang indah * ]

Masa lain ....

Ditengah badai salju yang hebat , seorang anak kecil duduk sambil memegangi lututnya disana .

Tubuhnya bergetar hebat karena kedinginan yang menusuk .

Anak itu hanya bisa pasrah pada keadaannya yang mengenaskan itu .

Mata anak itu kosong menatap hamparan salju putih , bahkan air mata sudah beku dipipinya .

Anak itu diam , tanpa suara dia tidak mengeluh atau meminta pertolongan . Dia hanya pasrah ..... , tanpa harapan .

Tapi tiba-tiba , salju-salju disekitarnya mulai beterbangan . Berputar mengelilingi anak itu .

Tanah juga bergetar , air hujan dan petir turun dari langit , tampak abnormal .

Salju-salju lainnya yang jauh dari anak itu mulai bergerak , melayang kesegala arah dan menyebar dengan kecepatan yang tinggi .

Perlahan angin-angin disekitar juga berputar membentuk pusaran . Angin itu setajam silet , yang memotong apapun disekitarnya , termasuk pohon-pohon tanpa daun yang ada disini .

Anak itu hanya diam , tidak bergerak dan masih ada , duduk ditempat yang sama saat ini , menatap kehancuran dengan cuek .

Lalu , sebuah pedang terang turun dari langit , menancap ditanah disebelah anak itu .

Pedang itu dibuat seluruhnya dengan cahaya terang bewarna putih bersih . Terlihat besar jika dibandingkan dengan anak itu .

Melihat pedang cahaya yang turun , anak itu mulai berdiri dari tempatnya , dan mengambil pedang itu dengan tangan kecilnya .

Anak itu bergumam .....

" Akhirnya kamu datang , Fortini „

Dia ternyata memanggil pedang itu .

Sambil mengangkat Fortini , anak itu menatap langit gelap bersalju didepannya .

Tapi pandangan anak itu menatap jauh didepan ....

Dengan pedang yang nampak berat ditangannya , dia mengangkat Fortini dengan mudah , seperti tanpa beban .

Tapi beban sebenarnya bukan ada dipedang itu , beban itu ada dipikirannya . Semua itu terlihat jelas dimatanya .

Menatap semua dengan kosong , mata tanpa cahaya , pandangan yang nampaknya jauh , dan gerakan yang acuh , terlihat tanpa energi .

Semua nampak aneh .....

Seorang anak kecil yang berusia sekitar delapan tahun berada ditengah badai salju , meringkuk kedinginan , dan pedang yang datang kepadanya .

Tampak aneh , tapi tidak mustahil didunia yang penuh misteri ini .

Didunia dimana semua kemungkinan yang tidak terhingga berada , itu tidak nampak aneh .

Melihat anak kecil itu lagi .....

Setelah beberapa saat tenggelam dalam pikirannya , kaki kecilnya mengambil langkah pertamanya , menuju hamparan salju yang lebih luas dibawah .

Sambil berjalan , anak kecil itu melihat langit , menatap bintang disana .

Bergumam sendiri ...

" Mimpi sudah hilang dari diriku , tapi bintang masih sama . Bintang yang memberiku kebebasan dan perasaan ditemani , masih ada disana „

Katanya ...

Melihat jauh dari atas langit , anak itu bagaikan semut dihamparan pasir , yang berjalan tanpa arah . Tampak menyedihkan ...

Seseorang mungkin berpikir ... , siapa yang tega melakukan hal ini ? .

Tapi hal itu sebenarnya adalah hal yang alami untuk manusia . Tidak ada yang benar-benar serius .

Rasa kasihan ada dihati manusia secara alami . Mungkin beberapa kebiasaan bisa menekan perasaan itu . Tapi tentu saja , kasihan selalu datang secara natural dari hati .

Apakah ada seseorang yang benar-benar kasihan dari pemikirannya ? .

Seseorang yang selalu berpikir , : Aku harus membantu dia , aku harus membantu yang kesulitan . „

Apakah ada ? .

Mungkin ada , seseorang yang menanamkan pemikiran pahlawan diotaknya .

Seseorang yang rela berkorban demi orang lain , seseorang yang biasanya dipanggil pahlawan oleh orang-orang , dan melakukan semua perbuatan baik yang bisa dia lakukan .

Bodoh .....

Setidaknya ... , kamu harus membantu orang yang tepat .

Melihat anak itu lagi .....

Dia berbicara sendiri lagi ditengah putihnya salju ...

" Dengan mimpi yang menghilang , aku masuk kedunia nyata sekarang . Dunia dimana semua tidak sesuai keinginanku . Dunia yang kejam „

Kata-kata nyata dari seorang anak kecil ditengah badai salju .... , kata-kata yang akan dibenarkan oleh siapapun yang mendengar .

Tapi sayangnya kata-kata itu bukan kata-kata yang akan dibenarkan atau disangkal oleh seorang pahlawan .

Karena pahlawan tahu ....

Hati mungkin tidak bisa membohongi . Tapi pikiran bisa menentukan .

Semakin seorang pahlawan bermain-main dengan hatinya . Pikirannya akan tercemar , dan logika tidak akan berguna lagi .

Dan juga karena seorang pahlawan tahu .....

Ilusi seperti mimpi hanya ada pada dirinya . Dan tidak akan pernah terwujud bagi orang lain .

Nyata ... , hanya kenyataan yang harus dipandang . Bukan Mimpi .....