Para Korban yang sudah menjadi monster tentakel mengamuk di tempat .
Anehnya , mereka tidak kemana-mana , hanya diam disana dan tidak membiarkan siapapun mendekati mereka .
Jadi semua tamu yang melihat dari jauh tidak terkena serangan Monster itu .
Hanya para keluarga korbanlah yang terus menangis karena melihat anak , kakak , adik , dan keluarga mereka menjadi monster jelek yang bahkan sudah tidak mirip lagi dengan wujud sebelumnya .
Total ada dua puluh empat monster tentakel saat ini yang dapat aku lihat .
Jarak mereka satu sama lain tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat . Dan mereka terus menyerang semua hal yang mendekati mereka .
Perilaku mereka merepotkan dan mengambil banyak perhatian . Cocok sekali untuk mengecoh semua orang , dan membuat semua orang yang merencanakannya bergerak bebas ditempat lain .
Aku membawa Isabel masuk lebih dalam kearah kerumunan .
" Ayo Nona Isabel „
" Iya , ayo „
Isabel mengangguk dan mulai mengikutiku saat aku berjalan .
Senang rasanya melihat dia yang mempercayaiku .
Atau mungkin , dia sudah tahu ? .
Lagipula , dia saat itu tidak melihatku dipertarungan dengan pengejar Narisa , jadi dia pasti bisa menebak dengan hanya melihat aku menggunakan kekuatanku .
Ah , itu tidak penting sekarang . Lebih baik aku pergi dan mencari tempat aman .
Kami berjalan melewati semua orang ditengah aula . Mencari ruangan yang sudah aku tandai sebelumnya .
Ruangan ini dapat mencegah para bawahan Nico menemukan kami , dan melindungi kami saat akhir dari rencana mereka terjadi .
Aku membutuhkan waktu yang lebih lama dari perkiraanku saat mencoba menemukan ruangan ini .
Saat kami tiba didepan pintu masuk . Aku mengeluarkan kunci yang sudah aku dapatkan , dan membuka pintu ruangan itu .
Isabel tersentak karena terkejut melihat aku yang terlihat sudah menyiapkan segalanya .
" Dari mana kamu mendapatkan kunci itu ? „
Daripada berbohong , jujur membuat hati menjadi lebih tenang , jadi aku jujur saja dan berkata kepada Isabel .
" Yah ... , aku mendapatkannya dari orang dalam „
Sebenarnya yah , itu benar . Tapi aku hanya mempunyai orang dalam yang hanya memiliki otoritas untuk mengambil ruangan ini . Tidak ada yang lain .
Tapi itu lebih baik dan cukup .
" Jangan banyak berbicara , ayo masuk , disini berisik „
" Baiklah „
Sumpah ... , kerumunan memang masih berisik dari tadi . Aku ragu apakah mereka semua mempunyai batas untuk berteriak dan menangis .
Saat aku masuk kedalam ruangan , kasur dan sofa terlihat disana . Ini adalah kamar VIP . Kamar tamu VIP , tidak ada yang istimewa untuk itu . Hehehehe .
Kamar ini hanya berbeda lokasi , dan sedikit lebih besar .
Nyatanya , orang dalam itu hanya aku perintahkan untuk mendapatkan kamar ini . Dan mereka adalah salah satu karyawan disini .
Yang aku lakukan hanyalah menyuap mereka dan selesai . Untungnya aku menabung untuk ini .
Karena uang pemberian Nico itu sangat banyak , dan sangat cukup untuk membeli kamar ini .
Mungkin uang tidak berguna bagi mereka . Lihat saja kawasan rumah itu , sungguh besar .
Memikirkan Nico membuat aku kesal , jadi aku memutuskan untuk berhenti memikirkannya dan berencana untuk berdiskusi dengan Isabel .
Anehnya , saat Isabel melihat kekacauan ini , dia hanya sedikit terkejut dan diam disaat-saat selanjutnya .
Aku tidak tahu apa yang dipikirkannya , selalu .
Mungkin dia tidak ingin membuang waktu dan mencari waktu yang tepat untuk bertanya ? . Yah , itu yang paling mungkin .
" Kamar ? „
" Yah , kamar . Kita akan sementara bersembunyi disini „
Kami masuk , dan aku langsung kembali mengunci pintu itu .
Beruntung atau takdir , kerumunan tidak pernah memperhatikan kami saat memasuki ruangan .
Anehnya saat aku berbalik untuk melihat Isabel , aku memperhatikan bahwa wajah dan telinganya memerah .
Pasti dia malu karena berdua dengan lawan jenis ditempat tertutup seperti ini . Apalagi disebuah kamar , kami terlihat seperti sepasang kekasih yang ingin melakukan itu .
Walaupun aku sudah tahu keadaan Isabel , aku tetap bertanya kepadanya .
" Ada apa Nona Isabel „
" T-tidak . Tidak apa-apa „
Sudah kuduga , dia malu . Bentuknya yang seperti itu sangat imut untuk dilihat , sungguh .
" Tenang saja Nona Isabel , aku tidak membawamu untuk melakukan hal-hal aneh disini „
" A-aku tidak berpikir seperti itu „
Lihat wajahnya , sungguh imut . Jika aku memiliki dia sebagai bantal guling . Dan aku dapat memeluknya sesuka hati saat mau tidur , aku pasti akan tidur setiap saat .
Aku terus menggodanya , tapi karena Isabel sudah tidak tahan , dia segera mengalihkan pembicaraan .
" J-jadi , apa yang sebenarnya terjadi di aula ini ? „
Aku ingin menjelaskannya dengan cepat dan segera istirahat , aku segera menjelaskannya kepada Isabel .
" Aku juga tidak tahu Nona Isabel , saat aku datang , pembawa acara hanya mengatakan omong kosong dan membawakan hidangan kepada kami „
" Semua yang menjadi monster itu adalah orang yang memakan hidangan itu . Tapi aku tidak tahu pastinya .... , karena aku yakin , banyak orang lainnya yang ikut makan . Tapi mereka tidak menjadi monster „
" Mungkinkah ada kondisi tertentu ? „
" Aku juga tidak tahu „
" Tapi ada sesuatu yang ingin aku tanyakan terlebih dahulu Nona Isabel „
" Apa itu ? „
" Katamu , Paman Nico yang menyuruhku datangkan ? . „
" Iya , memang orang itu yang menyuruhmu untuk datang „
Dia tidak memanggilnya Tuan lagi , apakah ada beberapa kebencian tertentu ? . Tapi sekarang itu tidak penting .
" Apakah menurutmu dia tahu tentang apa yang terjadi ? . Atau jangan-jangan dia juga ikut terlibat dengan kejadian diaula ini ? „
" Mungkin , aku juga tidak tahu tentang situasinya . Tapi aku yakin bahwa dia tahu tentang kejadian di aula ini . Itulah alasan dia menyuruhmu datang . Tujuannya untuk memisahkan aku dan kamu sementara . Tapi aku tidak tahu tentang keterlibatannya dalam kejadian ini . „
Karena aku sudah pemanasan untuk menanyakan pertanyaan berikutnya dengan pembicaraan ini , itu pasti cocok untuk berbicara sekarang .
" Dan Nona Isabel , kenapa kamu dikejar dan dikepung oleh bawahan Paman Nico , dan juga , kenapa mereka ingin menangkapku ? „
Aku jujur tahu bahwa mereka ingin menyerang dan menangkapku , tapi aku tidak tahu apa alasan mereka .
Mungkin Isabel tahu .
Tapi nampaknya dia tidak memiliki suasana hati yang baik , karena wajahnya terlihat sangat marah dan cemberut .
Untungnya dia menggerakkan mulutnya dan mulai menjawab pertanyaanku .
" Mereka ... , mereka ingin menangkap Raminia karena Raminia bisa dijadikan penjaga untuk Narisa „
Eh ? , bukankah aku sudah menjadi penjaganya ? .
" Maksudnya ? „
" Aku baru tahu tentang ini beberapa waktu yang lalu . Saat itu dia memberi tahu aku tentang rencanannya terhadap Raminia , tapi aku menentangnya „
" Itulah sebabnya kamu dikepung seperti itu , Nona Isabel ? „
" Iya „ Kata Isabel sambil mengangguk .
Aku terkejut dengan situasinya , Isabel belum menceritakan alasan lengkapnya .
Tapi aku dibuat terkejut atas kata-kata Isabel . Dia ... , membelaku ? , Isabel , membelaku ? . Sial ... , dia menunjukkan cinta seperti ini . Membuat aku senang .
" Memangnya apa rencana Paman Nico , padahal akukan sudah menjadi penjaga Narisa , apa yang maksud sebenarnya perkataan Nona Isabel ? „
" Itu .... , mereka akan membuatmu seperti mesin yang akan menuruti semua perintah „
" Pertama-tama , mereka akan menghapus ingatanmu . Lalu memasangkan alat yang akan mengendalikan Raminia , dan membuat kamu sepenuhnya patuh „
" Kenapa mereka merencanakan itu ? , apakah mereka tidak percaya aku ? „
" Iya ... , sebenarnya . Keluarga Wite mempunyai Dreamer peramal disisi mereka , itulah yang dikatakan Orang itu . Dan peramal itu mengatakan bahwa seorang anak bernama Raminia Noter akan datang kekeluarga Wite dan merubah Keluarga itu . „
" Peramal itu bilang , bahwa Raminia bisa menjadi jalan kehancuran Keluarga Wite , atau bahkan bisa menjadi pelindung yang kuat untuk keluarga Wite „
" Tapi karena Nico Wite tidak puas dengan kamu yang hanya berdiri diatas kontrak . Nico Wite ingin membuat kamu menuruti semua perintahnya . Jadi dia menyuruh aku untuk bekerja sama , tapi dia tidak mengharapkan aku tidak setuju „
Peramal ? . Ho ... , menarik . Hanya peramal ... , tidak cocok untuk aku yang memiliki Mimpi Mutlak . Walaupun mimpiku selalu memberikan gambaran yang agak kabur , semua yang terjadi sangat akurat hingga membuat aku merasa semua yang diperlihatkan mimpi itu selalu benar .
Sayang sekali mimpi tidak akan memperlihatkan kejadian dari hari-hari dimasa depan , mimpi hanya memperlihatkan kejadian yang akan terjadi besok .
Aku puas karena aku tahu kenapa Nico menarik aku kekeluarganya .
Tapi aku kepikiran tentang Narisa dan penjaga Albert . Mereka selalu curiga dengan aku , dan terus berusaha untuk mengusir aku dari keluarganya . Pasti mereka tidak tahu tentang ramalan itu .
Aku tersenyum dan berterimakasih kepada Isabel .
" Jadi begitu ... , aku mengerti Nona Isabel . Terimakasih karena membelaku dan memberitahuku . Tanpamu , aku pasti akan tersesat „
Dan Isabel membuat wajah malu yang imut seperti biasanya .
" Ti-tidak . Tidak apa-apa Raminia „
Jadi mungkin Nico tidak suka saat Isabel menentang , dan memiliki firasat buruk tentang itu . Dia pasti berpikir Isabel akan bergerak untuk menyelamatkan aku .
Aku tidak tahu persis kapan Isabel berbicara bersama Nico mengenai ini . Apakah Sebelum Isabel menyuruhku ke Aula ? . Atau mungkin sesudahnya .
Jadi saat aku berlari kearah mereka , Nico kaget lalu mau mencegah Isabel membocorkan rencana dan kabur bersama Aku . Jadi dia berinisiatif menangkap aku dulu lalu bernegosiasi dengan Isabel .
Walaupun aku penasaran dengan alasan Isabel mendukungku , aku tidak akan menanyakannya untuk saat ini .
Mungkin saja jawabannya akan sangat memalukan . Atau mungkin .... , ini juga bagian dari rencana Nico .
Tapi melihat Isabel yang dari awal memang mata-mata yang dikirim ke Keluarga Wite . Itu memiliki kemungkinan yang rendah disana .
Masih ada kemungkinan bahwa Isabel akan nyaman di keluarga Wite dan berbalik melawan aku .
Tapi mengingat kalau dia benci Keluarga Wite , itu juga kurang meyakinkan .
Aku tidak tahu alasan dia benci kepada keluarga Wite , tapi mengingat pertemuan terakhir kami sebagai orang yang berbeda .
Dia tetap patuh pada misinya . Bagus ... , itu bagus menurutku .
•••••••••
Kami berbincang-bincang sebentar sebelum malam .
Keributan nampaknya belum juga ditangani oleh para petugas keamanan . Atau mungkin , para petugas sedang sibuk melawan penyerang ditempat lain . Jadi mungkin informasi tentang aula belum diterima .
Kapal ini memang sangat besar . Bahkan aula ini hanya sedikit dari tempat yang ada .
Jadi apakah pesta diaula tidak diketahui oleh para petugas dikapal ? . Padahal banyak yang datang .
Aku memang tidak bisa memastikan berapa banyak penumpang yang ada dikapal ini . Tapi tamu yang ada diaula sudah cukup untuk murid baru di Akademi Dreamer .
Apakah mungkin ada penumpang lain yang bukan Dreamer ? . Atau mungkin semua penumpang tidak tahu dan tidak datang ke Aula ? .
Entahlah ... , itu tidak penting sekarang . Yang lebih penting adalah istirahat dan mengikuti skenarionya .
Karena juga sedikit lelah , aku memutuskan untuk tidur . Meninggalkan Isabel yang katanya ingin berjaga-jaga .
Akupun berterimakasih , dan perlahan mataku terpejam , kesadaranku menghilang dan tubuhku yang berada disofa , menjadi lemas karena lelah .
Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
" Ramin..... „
" Ramini.... „
" Raminia .... , bangun „
" Bangun .... , ada yang meledak „
Ha ... , Apa ? .
Aku terkejut saat tubuhku diguncang oleh gerakan Isabel . Bukan karena dia bilang ada ledakan ... , tapi tangannya membangunkan aku dari mimpi yang indah itu .
Walaupun aku sedikit kesal ... , tapi mau bagaimana lagi . Waktu yang sudah ditentukan tiba .
Aku segera berdiri didepan Isabel yang panik .
Dan berbicara sambil mengumumkan perintah . Atau .. , saran tepatnya .
" Kita keluar , dan ayo kita lompat kelaut „
" Apa ? . Mengapa ? „
Daripada nantinya dia tidak mengikuti , lebih baik aku jelaskan situasinya .
" Berapa jumlah ledakan tadi „
Isabel bingung dengan pertanyaanku , tapi dia segera menjawab karena keadaannya sudah seperti ini .
Selain ledakan , aku sebenarnya juga mendengar teriakan diluar . Itu pasti para tamu aula yang panik akan adanya bahaya baru .
" Suaranya sangat kencang , dan berturut-turut „ Kata Isabel .
Sudah kuduga . Berarti kapal akan terbelah menjadi tiga , jika memang seperti itu .
" Yah , kita harus pergi dan melompat sekarang . Selagi sempat „
" Kenapa ? „
Dia bertanya lagi ...
Karena tidak ada pilihan lagi , aku menjelaskannya . Tapi aku takut jika Isabel menjadi curiga atas informasi aku .
Jadi aku harus menyamarkan informasi
" Ledakan tadi berurutan dan kencang . Kemungkinan besar , ledakan itu akan membelah kapal dan meledakkan sepenuhnya kapal ini . Apalagi dikapal sebesar ini , bahan bakarnya pasti banyak . Jadi lebih baik kita segera melompat dari pada kita ikut terbakar „
Saat aku mengatakan ini , sebuah ledakan super besar terdengar ditelinga kami . Ada juga suara patahnya besi , dan teriakan penumpang lainnya .
Aku menyuruh Isabel untuk cepat , dan mengambil pelampung yang berada dibawah kasur .
Isabel hanya menurutinya .
Dia juga pasti mengetahuinya , bahwa semua harus dilakukan dengan cepat .
Selagi Isabel mengambil pelampung , Aku membuka kunci dipintu kamar kami .
Dan saat aku membukanya , pemandangan yang kacau terpampang dimataku seperti sebuah Film aksi . Itu karena para penumpang dan tamu yang berlarian tidak berarah .
Mereka hanya berlari dengan panik . Tidak tahu harus dimana mereka berlindung . Sedangkan banyak orang yang memiliki keluarga berusaha keras untuk menemukan anggota keluarga mereka dan bersatu .
Ada seorang yang terinjak-injak . Ada seorang anak kecil yang terlempar-lempar . Ada juga seorang anak yang menangis disudut mencari ibunya .
Semua pemandangan ini terlihat dimataku . Hanya menyisahkan tragedi dan kasihan dihatiku .
" Raminia , pelampung kita sudah siap „
" Bagus , lalu gunakan kekuatanmu untuk keluar dari kerumunan ini . Lalu kita berhenti dipinggir kapal „
" Baik „
Isabel mengangguk setuju , lalu tidak lama . Sulur-sulur petir mulai terlihat , dan aku merasakan pandangan duniaku semakin cepat , seperti terjebak didalam ilusi .
Ini membuatku pusing sebenarnya , tapi tidak masalah jika aku bisa sampai dengan sangat cepat .
Pergi ke pinggir kapal setidaknya membutuhkan tiga detik . Dan ledakan itu sekiranya terjadi lima detik lagi . Jika mimpiku itu benar .
Percikan dan ledakan yang mengenai bahan bakar menimbulkan ledakan serta kobaran api yang besar , menyebabkan seluruh kapal menjadi lautan api dan hancur .
Yah ... , sebenarnya itu memang terjadi lima detik lagi .
4
Aku masih berada dipelukan Isabel .
3
Pinggir kapal mulai terlihat dipandanganku yang kabur .
2
Kami sampai .
1
Aku melompat , tapi tidak dengan Isabel .
0
Ledakan besar terjadi , menjatuhkan dan menghancurkan bagian-bagian kapal .
Tapi Isabel berdiam disana . Hanya aku yang melompat .
Ini kejadian akhir yang aku lihat dimimpiku . Tapi karena aku tidak melihat Isabel yang mati , masih ada kemungkinan bahwa aku menyelamatkannya disana .
Karena itulah , aku mengaktifkan kekuatan aku . Mengubah warna mataku menjadi putih .
Dan aku mengupayakan untuk mengendalikan Isabel , membuatnya jatuh bersama aku .
Telekinesis mengendalikan pakaian Isabel , membuatnya melayang , dan menjatuhkannya bersama diriku .
" Ra .. minia ? „
" Pegangan „
Tentu saja , aku menjatuhkannya bersama pelampung yang sudah dia bawa .
Lalu aku merasakan hentakan diseluruh tubuhku , yang disebabkan oleh jatuhnya aku ke air laut .
Mungkin sedikit sakit , tapi tidak membuatku mati .
Air bisa menyelamatkan aku dari ledakan luar kapal , dan juga menyelamatkan Isabel .
Dunia seakan berjalan lambat , semua nampak seperti mimpi .
Isabel yang berada dipelukanku , pelampung yang mengarah ke aku , kapal yang bergetar , serta suara ledakan dan api yang berkobar .
Semua berjalan lambat , sampai aku kehilangan kesadaran .
Tapi sebelum terlambat , aku mengenakan pelampung dan juga memakaikannya ke Isabel .
Beruntung bahwa pelampung ini bukan berupa ransel , tapi seperti ban yang sering dilihat dikolam berenang .
Walaupun terlihat memalukan , tapi kita butuh ini untuk bertahan hidup .
" Raminia ? „
" RAMINIA „ Panggilan Isabel yang aku dengar sebelum aku kehilangan kesadaran .
Bahkan aku tidak tahu kenapa aku pingsan . Ini misterius ...
Mungkin saja ini takdir . Takdir aneh yang dikirim tuhan kepadaku .
Semua memang bisa aneh jika Tuhan yang melakukannya .
Tapi aku tahu ... , selama ini aku sudah kabur dari banyak Kematian .
Entah itu saat aku kecil yang seharusnya aku ditabrak oleh truk . Atau mungkin saat aku tidak jadi saat mau pergi liburan karena mimpiku . Atau mungkin , karena ini .
Aku selalu kabur dari Kematian . Maka dari itu ... , Tuhan mungkin marah .
Saat aku mengalami mimpi dimana aku mati , aku bisa menghindarinya . Tapi jika seseorang didalam mimpiku terlihat mati . Aku tidak bisa menyelamatkannya apapun yang aku lakukan .
Oh ya , aku teringat kata-kataku saat itu .
" Aku tidak berkaitan dengan dunia . Tapi dunia selalu bergerak didalam Mimpiku . Semua yang terjadi kepada aku didunia , bisa aku ubah . Tapi aku tidak bisa merubah apa yang dunia buat kepada orang lain . Aku seperti .... , tidak terikat dengan yang namanya takdir .
Sialan ..... , ini keren . Dan aku bersyukur karena aku memiliki mimpiku „
Semua terjadi begitu cepat , hingga aku Mungkin mulai berpikir bahwa aku mengalami , Klise kematian .
Dimana disaat-saat terakhir , manusia akan teringat dengan semua hal yang pernah terjadi kepadanya dan apa yang sudah dilakukannya .
Tapi aku sedikit yakin , ya .... , sedikit mungkin aku tidak akan mati .
Tapi jika aku mati , setidaknya aku mempunyai seseorang disisiku .
Itu saja .....
••••••••••
[ Sub-Judul : Salju yang indah * ]
Masa lain ....
Ditengah badai salju yang hebat , seorang anak kecil duduk sambil memegangi lututnya disana .
Tubuhnya bergetar hebat karena kedinginan yang menusuk .
Anak itu hanya bisa pasrah pada keadaannya yang mengenaskan itu .
Mata anak itu kosong menatap hamparan salju putih , bahkan air mata sudah beku dipipinya .
Anak itu diam , tanpa suara dia tidak mengeluh atau meminta pertolongan . Dia hanya pasrah ..... , tanpa harapan .
Tapi tiba-tiba , salju-salju disekitarnya mulai beterbangan . Berputar mengelilingi anak itu .
Tanah juga bergetar , air hujan dan petir turun dari langit , tampak abnormal .
Salju-salju lainnya yang jauh dari anak itu mulai bergerak , melayang kesegala arah dan menyebar dengan kecepatan yang tinggi .
Perlahan angin-angin disekitar juga berputar membentuk pusaran . Angin itu setajam silet , yang memotong apapun disekitarnya , termasuk pohon-pohon tanpa daun yang ada disini .
Anak itu hanya diam , tidak bergerak dan masih ada , duduk ditempat yang sama saat ini , menatap kehancuran dengan cuek .
Lalu , sebuah pedang terang turun dari langit , menancap ditanah disebelah anak itu .
Pedang itu dibuat seluruhnya dengan cahaya terang bewarna putih bersih . Terlihat besar jika dibandingkan dengan anak itu .
Melihat pedang cahaya yang turun , anak itu mulai berdiri dari tempatnya , dan mengambil pedang itu dengan tangan kecilnya .
Anak itu bergumam .....
" Akhirnya kamu datang , Fortini „
Dia ternyata memanggil pedang itu .
Sambil mengangkat Fortini , anak itu menatap langit gelap bersalju didepannya .
Tapi pandangan anak itu menatap jauh didepan ....
Dengan pedang yang nampak berat ditangannya , dia mengangkat Fortini dengan mudah , seperti tanpa beban .
Tapi beban sebenarnya bukan ada dipedang itu , beban itu ada dipikirannya . Semua itu terlihat jelas dimatanya .
Menatap semua dengan kosong , mata tanpa cahaya , pandangan yang nampaknya jauh , dan gerakan yang acuh , terlihat tanpa energi .
Semua nampak aneh .....
Seorang anak kecil yang berusia sekitar delapan tahun berada ditengah badai salju , meringkuk kedinginan , dan pedang yang datang kepadanya .
Tampak aneh , tapi tidak mustahil didunia yang penuh misteri ini .
Didunia dimana semua kemungkinan yang tidak terhingga berada , itu tidak nampak aneh .
Melihat anak kecil itu lagi .....
Setelah beberapa saat tenggelam dalam pikirannya , kaki kecilnya mengambil langkah pertamanya , menuju hamparan salju yang lebih luas dibawah .
Sambil berjalan , anak kecil itu melihat langit , menatap bintang disana .
Bergumam sendiri ...
" Mimpi sudah hilang dari diriku , tapi bintang masih sama . Bintang yang memberiku kebebasan dan perasaan ditemani , masih ada disana „
Katanya ...
Melihat jauh dari atas langit , anak itu bagaikan semut dihamparan pasir , yang berjalan tanpa arah . Tampak menyedihkan ...
Seseorang mungkin berpikir ... , siapa yang tega melakukan hal ini ? .
Tapi hal itu sebenarnya adalah hal yang alami untuk manusia . Tidak ada yang benar-benar serius .
Rasa kasihan ada dihati manusia secara alami . Mungkin beberapa kebiasaan bisa menekan perasaan itu . Tapi tentu saja , kasihan selalu datang secara natural dari hati .
Apakah ada seseorang yang benar-benar kasihan dari pemikirannya ? .
Seseorang yang selalu berpikir , : Aku harus membantu dia , aku harus membantu yang kesulitan . „
Apakah ada ? .
Mungkin ada , seseorang yang menanamkan pemikiran pahlawan diotaknya .
Seseorang yang rela berkorban demi orang lain , seseorang yang biasanya dipanggil pahlawan oleh orang-orang , dan melakukan semua perbuatan baik yang bisa dia lakukan .
Bodoh .....
Setidaknya ... , kamu harus membantu orang yang tepat .
Melihat anak itu lagi .....
Dia berbicara sendiri lagi ditengah putihnya salju ...
" Dengan mimpi yang menghilang , aku masuk kedunia nyata sekarang . Dunia dimana semua tidak sesuai keinginanku . Dunia yang kejam „
Kata-kata nyata dari seorang anak kecil ditengah badai salju .... , kata-kata yang akan dibenarkan oleh siapapun yang mendengar .
Tapi sayangnya kata-kata itu bukan kata-kata yang akan dibenarkan atau disangkal oleh seorang pahlawan .
Karena pahlawan tahu ....
Hati mungkin tidak bisa membohongi . Tapi pikiran bisa menentukan .
Semakin seorang pahlawan bermain-main dengan hatinya . Pikirannya akan tercemar , dan logika tidak akan berguna lagi .
Dan juga karena seorang pahlawan tahu .....
Ilusi seperti mimpi hanya ada pada dirinya . Dan tidak akan pernah terwujud bagi orang lain .
Nyata ... , hanya kenyataan yang harus dipandang . Bukan Mimpi .....