Baiklah ... , mari kita lihat Keluarga ini . Dan bagaimana hal - hal akan berjalan .
" Raminia , untuk sementara , kamu tidur dulu dikamar tamu . Untuk perpindahan kamu dan barang - barang kamu , nanti kita urus nanti „
Um , Tidak buruk .
Aku tersenyum tipis . Sesekali , kita harus berekspresi jika tidak mau dikira sombong . Aku tidak suka itu . Walaupun aku sedikit terpaksa , tanggapan orang lain itu juga penting .
" Baiklah Paman , terima kasih „
Melihat aku yang tersenyum , Yang lainnya juga ikut tersenyum .
Lihat ? , senyuman selalu membawa kebahagiaan .
" Ya , bagus . Nanti kamu ikuti saja Isabel , dia yang akan menuntun kamu ke kamar „
" Dimengerti „
Setelah berpamitan kecil , aku mengikuti asisten Isabel .
" Tempatnya lumayan jauh ya , Nona Isabel „
" Begitulah „
" Dan , kawasan rumah ini juga sangat luas , apakah Keluarga Wite adalah Keluarga teratas yang bersembunyi . Soalnya , aku tidak pernah mendengar soal Keluarga Wite „
" Ya , sebagai Keluarga Dreamer , kami bergerak didunia Dreamer . Wajar jika kami bersembunyi dibelakang layar „
Hmm ? , kenapa kamu tidak basa - basi ? . Sekarang suasananya jadi canggung kan ? .
" Em , Nona Isabel „
" Ada apa ? „
" Saya mau bertanya „
" Apa itu ? „
" Kenapa kalian mau memperkerjakan saya ? , bukankah kalian hanya mengenalku sejak saat itu ? „
Aku memang bertanya , berharap Isabel tahu apa dasar kepercayaan mereka kepadaku .
" Entahlah . Saya juga tidak tahu . Tapi jika Tuan sudah membuat keputusan , keputusan itu pasti sudah dipikirkan matang - matang „
" Kamu tidak perlu khawatir . Kamu akan dirawat disini , dan tugas kamu secara garis besar hanya menemani Nona muda disekitarnya „
Begitukah ? .
" Baiklah , saya mengerti „
Setelah beberapa saat , kami akhirnya sampai didepan kamar yang sudah dipersiapkan untukku .
" Ini kamarmu Raminia , jika kamu butuh sesuatu , pelayan akan mengurusnya untukmu „
Aku tersenyum manis didepannya , berharap mendapatkan reaksi yang bagus .
" Baik , dan terima kasih Nona Isabel „
Anehnya , Isabel hanya sedikit terkejut dan berbalik . Ini tidak seperti yang aku harapkan .
" Tidak apa - apa . Itu sudah tugasku Raminia . Sampai jumpa dan selamat malam „
" Selamat malam juga , Nona Isabel „
Walaupun aku tidak mendapatkan reaksi yang aku inginkan , mendapatkan ucapan selamat malam juga bagus .
Setelah aku melihat punggung Isabel mulai menghilang , aku masuk keruangan itu .
Barang - barang didalam kamar dipenuhi dengan Kilauan indah . Dapat dilihat jika semua yang ada disini itu mahal .
Tapi ... , semua yang disini sebenarnya tidak berguna untukku . Ini hanya pajangan , sialan ....
Tidak apa - apa , mungkin ini memang setelan yang sudah dipersiapkan untuk tamu .
Setidaknya , aku mendapatkan kasur yang bagus dan empuk untuk tidur .
Disini , mungkin aku bisa mendapatkan mimpi - mimpi yang indah . Hehehe ....
Aku berbaring dikasur yang empuk itu , dan sengaja tenggelam didalam pikiranku .
Aku berbicara dengan Monolog .
Walaupun aku masih penasaran dengan alasan aku dipercaya , aku tidak dapat mendapatkan pentunjuk untuk itu .
Isabel juga mengatakan bahwa dia tidak tahu . Dan menilai dari ekspresinya , dia memang tidak berbohong .
Isabel memang orang yang cenderung tanpa ekspresi , jadi aku tidak bisa seenaknya menilai seperti itu .
Dan aku bukan ahli psikologi , pengetahuanku yang terbatas tidak bisa menemukan jawaban yang tepat .
Aku juga bukan ahli gekstur tubuh . Jadi aku tidak mengerti tentang bahasa tubuh .
Bisa dibilang , aku bukan seorang ahli .
Aku memang amatir , sialan ....
Aku tidak suka ini , aku ingin belajar , tapi aku juga malas . Apakah ini bagus ? , yah ini adalah sifat yang sering ditemui saat remaja . Ini Alami , ya , ini alami .
Aku punya Mimpi yang akan melihat jika mereka akan melakukan sesuatu kepadaku . Aku hanya harus tidur teratur untuk melihatnya . Yah ... , aku harus tetap waspada .
Karena aku sebentar lagi akan memasuki dunia yang berbeda , aku harus tetap waspada .
Jangan dengan mudah percaya kepada orang lain , bahkan jika itu temanmu .
Ini adalah Klise yang biasanya ditemui dalam cerita hidup .
Aku tersenyum sejenak , untuk mengatur suasana hatiku yang sedikit bersemangat .
" Terkadang , membaca novel dan film fantasi memang berguna kan ? , heheheh „
••••••••••
Paginya , aku makan pagi bersama ketiga orang kemarin .
Padahal , kawasan rumah ini sangat ramai dengan anggota lainnya . Tapi ? ....
" Permisi , Paman „
" Iya , ada apa Raminia „
" Entah kenapa , Aku merasa disini sangat sepi , padahal banyak orang lainnya diluar „
" Hmmm , aku mengerti Raminia . Keluarga kami memang besar , tapi saat ini , kamu merasa bahwa yang berada disini , hanya kita berempat . Kamu merasa seperti itukan , Raminia ? „
Aku mengangguk " Iya , Paman , seperti itu „
" Yah , itu dikarenakan kita berada di rumah kepala Keluarga . Yaitu rumahku . Dan , bukan hanya kita yang berada disini . „
" Sebenarnya , kita saat ini dikelilingi oleh bawahanku yang bertugas menjaga kita . Memang , kita tidak bisa melihat keberadaan mereka , tapi , mereka sebenarnya ada disekitar kita . „
" Mereka juga yang akan melindungimu , Raminia „
Jadi begitu .
Apakah berarti bahwa aku selalu diawasi ? , apakah ini berarti peringatan ? . Peringatan yang mengatakan bahwa aku tidak boleh berbuat macam - macam ? .
Apakah dia mengancamku ? .
" Jadi begitu , sekarang aku mengerti Paman „
" Tapi , Bagaimana dengan para pelayan ? „
" Ah , kalau itu , aku hanya suka jika aku makan dengan sedikit orang . Jadi aku menyuruh para pelayanku untuk melakukan dengan cepat dan kembali ketika sudah mengerjakannya „
" Hmmm „ Aku mengangguk mengerti .
Kawasan ini sepi , sebenarnya aku juga sepi . Ini sedikit bagus untuk suasana hatiku .
Tapi , membayangkan bahwa setiap gerakanku bisa diawasi setiap saat . Aku merasa kesal .
Diam - diam , aku merasa bahwa kekuatanku melonjak sedikit demi sedikit , mungkin sekarang mataku sudah menjadi putih sepenuhnya .
Ini tidak baik , sial ...
Tapi , aku tidak bisa menahannya .
Sial ...
Aku tidak bisa mendengar suara disekitar , tapi aku yakin , reaksi ini . Sama dengan saat itu . Aku akan meledak ... , sial
Mataku mengeluarkan cahaya putih bersih , benda - benda disekitarku perlahan naik dan melayang .
Debu - debu bercampur diudara berputar dengan cepat mengelilingiku .
Sebelum meledak , sesaat aku melihat wajah ketiga orang didepanku yang terkejut .
Melihat sekelilingku , benar saja , orang - orang berjas hitam sudah bergerak dan siap menuju diriku .
Aku sudah tidak dapat mengendalikan ledakan . Kekuatanku siap untuk meledak .
Tapi ... , aku hanya diam tanpa ekspresi . Berpikir bahwa aku memang sudah tidak dapat melakukan apa - apa .
Aku berpasrah dengan apa yang akan terjadi kedepannya .
Lalu , ruangan tempat ku saat ini , meledak dengan dahsyat kesegala arah , dengan aku sebagai titik pusatnya .
Tiga orang lain sudah menjauh dariku , dengan wajah bingungnya yang masih ada .
Ledakan terjadi selama dua detik , dan menghancurkan semua area ruang makan yang cukup luas .
Sekitarku hancur , tapi aku , masih dengan tenang duduk dikursiku , Dan membuat wajah sedih .
Tiba - tiba , aku merasakan dorongan dipunggungku .
Saat aku menoleh keatas , aku melihat seorang pria berjas yang mengunci gerakanku , seperti polisi yang menangkap perampok bank .
Disekitarku juga dikelilingi oleh kelompok berjas lainnya .
Mereka terlihat seperti petugas kebun binatang yang menenangkan hewan mereka yang menjadi liar .
Semua orang memiliki tatapan waspada , tapi aku mengabaikannya dan tetap membuat wajah sedih .
Aku berperilaku seolah - olah sedang terjebak didalam pikiranku sendiri .
Sampai suara seseorang mengeluarkan aku dari dunia itu .
" Apa yang kau lakukan hah ? , apa tujuanmu ? „
Sedangkan aku , yang tadinya hanya memiliki wajah sedih , sekarang mulai mengeluarkan air mata dan tidak menjawab pertanyaan lelaki itu .
" Jawab brengsek , apa yang kau lakukan . „
Aku masih diam dalam tangisku . Tidak tertarik untuk menjawab .
" Cukup Albert , lepaskan Raminia „
Wow , lihat orang itu , apa yang ada dipikirannya ? . Padahal aku baru saja membahayakan nyawa putrinya . Orang yang aneh .
" Tapi Tuan , dia sudah mencoba untuk menyakiti Nona Muda „
" Tenang dulu Albert , mari kita dengarkan dulu penjelasan Raminia „
Aku memang mendengarnya , tapi aku tetap diam , melanjutkan tangisanku .
Hatiku masih diliputi kemarahan , jadi aku tidak mempunyai keinginan untuk menjawab .
Tapi ... , Si Paman Albert ini masih memaksaku , bahkan sekarang dia menambahkan kekuatannya untuk menekanku.
" Oi , Tuanku berbicara , JAWAB... „
Teriakan tidar sadar pun sampai keluar dari mulutku .
" Arghh „
" Cukup Albert , lepaskan dia „
" Tapi ... „
" Aku bilang , Lepaskan „
Segitunya dia benci kepadaku ? , wajahnya sekarang dengan enggan untuk melepaskanku .
Sungguh , Manusia terkadang bertindak berdasarkan emosinya , seperti binatang .
Sekarang , Si Tuan Rumah yang menanganinya .
Begitu dia maju , dia melewati sisa - sisa ruang makan yang sudah hancur . Bergerak menuju kedekatku .
" Raminia , sebenarnya apa yang terjadi ? „
Sesaat , aku diam , tapi lebih baik untuk meminta maaf lebih cepat .
" Maafkan saya Paman . memang , terkadang kekuatanku akan meledak tak terkendali . Ini juga pernah terjadi beberapa kali Sebelumnya „
" Begitu , sekarang , apakah kamu baik - baik saja ? . Jika ada masalah dengan kesehatanmu , lebih baik kamu tidur dulu dikamar „
" Tuan ? , apakah kamu akan melepaskannya begitu saja ? . Itu berbahaya Tuan , dia bisa saja menyakiti Nona muda dimasa depan . Lihat saja apa yang sudah dia lakukan saat ini. „
Eh .. , kamu tidak setuju ? , apakah dia berani menentang Tuannya .
Tapi , tunggu dulu , benar juga . Kenapa aku dilepaskan begitu saja ? , ini membuat tindakannya menjadi lebih mencurigakan .
Dari mana kepercayaan itu datang ? . Apakah dari kepercayaan diri sendiri ? , atau ada sesuatu yang lain yang dia tahu tentang diriku .
" Tidak ada protes , antar saja Raminia kekamarnya , nanti kita urus saja nanti masalah ini jika Raminia sudah pulih „
Walaupun awalnya mereka menentang , tapi dengan kata - kata Paman pemimpin , semuanya dengan berat hati harus mengikutinya.
Dan akupun dibawa kembali ke kamarku .
Walaupun , sialnya ... diperjalanan aku diancam dan diceramahi .
" Jika kamu mau berbuat hal yang jahat kepada Nona muda , awas kamu „
Dan aku hanya bisa membuat wajah bersalah dan meminta maaf .
" Maaf „
" Hmph..... „
Yah , baik . Setidaknya aku bisa tidur lagi dengan nyenyak . Dan semoga , aku tidak terjadi apa - apa saat aku tertidur .
•••••••••••
Disuatu tempat .
" Tuan , kenapa kamu melepaskannya begitu saja ? , ini tidak seperti dirimu „
" Karena aku sudah menebak ini akan segera terjadi Isabel „
" Apa ? , bagaimana Tuan sudah menebak ? , apakah Tuan mengenal Raminia Noter ? . Dan siapa sebenarnya Raminia ? „
" Sudah cukup bertanya Isabel . Selanjutnya , kamu datang kekamar Raminia , rawat dan hibur dia . Mungkin kamu juga akan tahu kenapa dia tiba - tiba meledak „
" Tapi Tuan , aku tidak cocok dengan pekerjaan seperti itu „
" Jalankan saja perintahku Isabel „
" Baik Tuan „
Aku berbalik , duduk dikursi kerjaku dan berpikir tentang kejadian hari ini .
Raminia , walaupun dia terkadang suka meledak . Tapi dia tetap dibutuhkan untuk Narisa .
Aku tidak bisa langsung membuangnya begitu saja .
Aku juga tidak bisa menebak sepenuhnya apa yang akan terjadi dimasa depan .
Tapi aku yakin ... , itu adalah hal yang baik .
••••••••••
Aku terbangun dari tidur nyenyakku , hanya mendapati Nona Isabel yang sedang duduk disamping tempat tidurku .
" Nona Isabel „
" Oh , kau sudah sadar „
" Kenapa Nona Isabel ada disini ? „
" Saya ditugaskan untuk merawat Raminia oleh Tuan „
" Begitu ya „
Lihat , wajah terpaksamu itu . Jika kamu memang tidak ingin merawatku , pergi sana . Jangan anggap aku sebagai beban yang harus disalahkan .
" Maaf Nona Isabel , membuatmu harus melakukan ini „
" Tidak apa - apa , karena memang saya yang ditugaskan oleh Tuan untuk melakukannya . „
Keadaan hening , tidak ada pembicaraan yang terjadi sejak saat itu . Suasananya sungguh tidak enak untuk dirasakan .
" Raminia „
" Iya , Nona Isabel ? „
Keajaiban ... , sungguh keajaiban , seorang seperti Isabel yang seperti Koala berinisiatif untuk memulai pembicaraan .
" Kalau boleh tahu , kenapa kekuatan kamu bisa kehilangan kendali seperti itu ? „
Sial .... , ternyata dia bukan hanya ingin berbasa - basi .
Tidak apa - apa , aku akan jujur kali ini untuk Nona Isabel kita .
" Kamu ingin tahu Nona Isabel ? „
" Iya , seperti itu „
" Begini .... „
Aku harus bersiap terlebih dahulu untuk bercerita . Buat cerita ini se dramatis mungkin .
Walaupun aku tidak berpengalaman .
Memasang ekspresi sedih , aku mulai bercerita .
" Terkadang , jika emosi saya naik atau turun dengan secara dratis . Kendali akan kekuatan saya biasanya akan lepas dan meledak seperti tadi , Nona Isabel „
" Terus , kenapa kamu menjadi Emosional saat sarapan tadi . Saya rasa , kami tadi hanya makan dan berbincang secara biasa saja „
Sial ... , Saatnya mulai .. Hahahah
" Oh ... , itu . Entah kenapa , saat kita makan bersama dimeja makan itu . saya merasa seperti , makan bersama keluarga saya kembali . Saya teringat , ketika saya masih kecil , Saya dengan gembiranya makan masakan ibu saya , Bercerita tentang hari - hari sekolah , bagaimana sulitnya pelajaran , Dan bagaimana teman - teman saya disana „
" Juga , bercerita rencana masa depan tentang mau berlibur kemana kita nanti . Dan bagaimana kami dengan bahagianya tertawa „
" Saya mengingat itu kembali tadi , dan saya merasa sedih karena hari - hari seperti itu sudah berakhir sejak lama „
" Begitu .... , maaf sudah membuatmu bercerita hal sedih , Raminia „
Sejujurnya , aku juga rindu dengan saat - saat itu . Saat dimana aku membayangkan dan berhalusinasi bisa menikmati masa kecil seperti itu .
Saat dimana aku dengan bodohnya terus berharap bisa seperti itu . Saat dimana aku
mulai bisa membuat mimpi seperti itu .
Sial ..... , aku jadi emosional .
" Tidak apa - apa Nona Isabel . Saya yang harusnya berterimakasih kepadamu karena sudah merawatku . Sudah lama sejak Saya bisa merasakan dirawat seseorang „
" Sekali lagi , Terima kasih Nona Isabel „
Wajah Isabel mulai menjadi santai , dengan rasa bersalah serta kasihan yang terlihat dimatanya .
Sesaat , dia ragu untuk melakukan sesuatu . Tapi .... , dengan tekad dimatanya . Dia mulai bergerak .
Aku tidak tahu apa niatnya , tapi .....
Aku melihat tangan kanannya bergerak kearahku , dan berhenti di kepalaku . Mengelus - ngelus setelahnya .
" Tidak perlu bersedih lagi Raminia , kamu tidak perlu bersedih lagi „
Aku menatap kosong kearahnya , bertanya , apa yang dia lakukan ? .
Tapi tangannya masih mengelus - ngelus rambutku dengan lembut .
Untuk beberapa saat , aku bisa melihat Kilauan dari wajah cantik Isabel .
Mata birunya , dan rambut pirangnya yang jatuh . Serta tubuh anggunnya yang sedang memakai jas .
Walaupun dia mengelusku dengan tanpa banyak ekspresi . Tapi aku bisa merasakannya..... , itu Kehangatan .
Tanpa sadar , aku tersenyum hangat atas perlakuan Isabel itu .
Saat Isabel melihat senyumanku , dia berhenti mengelusku dan duduk dengan canggung .
" Ma-maafkan saya Raminia , saya hanya mencoba menghibur kamu „
" Tidak apa - apa Nona Isabel . Saya berterimakasih atas perlakuanmu , dan sejujurnya , Saya bahagia karena bisa diperlakukan seperti itu „
Senyumanku masih ada , dan Isabel hanya bertambah malu atas perilakunya tadi . Pipinya bahkan memerah saat ini .
" Terima kasih jika kamu berpikir seperti itu . Dan sebaiknya , kamu kembali tidur saja „
Nampaknya dia sudah tidak tahan atas suasana ini . Kebetulan juga aku mengantuk saat ini dan ingin tidur lagi .
Mungkin juga lebih baik untuk tidur .
" Baiklah , saya harus beristirahat agar cepat pulih „
" Bagus , kalau begitu . Selamat tidur , Raminia „
" Iya „
Lalu , aku merasakan , selimut yang tadinya berada dikakiku , naik sampai kedadaku .
Bisa ditebak jika sebenarnya Isabel yang melakukannya .
Hehe ... , Lucu .
Aku hanya bisa terkekeh atas kelakuannya . Mungkin dia juga tidak sering berinteraksi dengan orang lain .
Karena tuntutan pekerjaannya , dia harus terlihat profesional dan tegas .
Jadi wajar jika orang lain menganggapnya sulit untuk didekati .
Dan jika aku bisa dekat dengan orang seperti itu . Itu pasti bagus .
Aku kembali tersenyum , dan dia , kembali memerah karena malu .
Hehehe .... , Lucu .
••••••••••
POV : Isabel
Anak itu , memberikan perasaan aneh saat didekatnya .
Ini aneh , dan tidak bisa dijelaskan dengan kata - kata . Apa sebenarnya itu ? .
Yang lebih penting lagi , kenapa Tuan dapat dengan mudahnya percaya kepada Raminia ? .
Dia bilang dia sudah menebak akan terjadinya ledakan itu . Agak mencurigakan jika bisa menebak tanpa informasi terlebih dahulu tentang seseorang yang bernama Raminia Noter .
Jika yang kita bicarakan itu adalah anak kecil yang berusia delapan sampai sepuluh , atau seseorang yang belum bisa sepenuhnya mengendalikan kekuatannya , itu akan masuk akal jika mereka kehilangan kendali dan bisa dengan mudah ditebak seperti itu .
Tapi .... , kami baru mengenalnya selama hampir dua hari saja .
Ini aneh ..... , tapi aku harus percaya kepada Tuan . Karena , dia pasti tidak membuat keputusan yang berbahaya dan tidak berguna seperti itu .
Dan juga .... , jika dipikir - pikir , seberapa sedihnya Raminia saat dia tiba - tiba teringat kenangan seperti itu .
Jika itu aku , aku juga pasti akan menjadi sedih juga .
Aku sedikit bersimpati kepadanya . Walaupun aku tidak sepenuhnya mengerti bagaimana perasaannya , aku tetap ingin menjadi lebih mengerti tentang Raminia .
Saat itu , dia berterimakasih kepadaku .
Pertama kalinya , aku mendapatkan perasaan terimakasih semacam itu .
Selama ini , aku kira orang berterimakasih karena aku melakukan pekerjaan dengan baik . Dan aku terbiasa dengan itu .
Tapi entah kenapa , perasaan yang diberikan oleh Raminia berbeda .
Aku merasa seperti masuk kedunia persahabatan yang indah dan tulus .
Dan senyumnya bisa menghilangkan ketegangan yang ada . Aku rasa dia berbakat sebagai seorang penengah saat perdebatan .
" Hihi .... , Lucu „
••••••••••
POV : Narisa
Menakutkan , Raminia itu , menakutkan .
Sifatnya berbeda dari hari itu dimana dia dengan kejamnya menusukkan puluhan pisau ketubuh seseorang .
Bagaimana dia bisa dengan mudahnya berubah menjadi seorang remaja yang polos ? .
Dan apa yang dipikirkan ayah ? , kenapa dia memperlakukan Raminia seperti sudah mempercayainya ? .
Ini aneh , Isabel juga sudah mengurangi kewaspadaannya kepada Raminia .
" Apa yang dilakukan Raminia ? „
Masih butuh dua Minggu untuk aku kembali kesekolah Dreamer . Ayah juga pasti sudah merencanakan kepindahan Raminia kesekolah Dreamer .
Dan aku harus bersamanya setiap saat ? , bukankah itu berbahaya ? .
Aku memang tidak sepenuhnya tahu sifat atau kebiasaan Raminia .
Tapi .... , diri sopannya yang sekarang terlihat berbeda dari sisi kejamnya saat itu .
Aku tidak tahu apa yang direncanakan dan apa yang akan dilakukannya dimasa depan .
Tapi aku harus lebih memahami Raminia , dan menemukan kesalahannya .
Agar ayah tahu , jika Raminia itu tidak sepenuhnya baik .
Agar ayah juga tahu , bahwa Raminia yang dia lihat dan yang asli itu berbeda .
••••••••••
Aku sudah pulih sepenuhnya sekarang , tapi lebih enak jika dibilang bahwa aku tidak pernah terluka sama sekali sejak saat itu .
Entah kenapa mereka melihat bahwa aku itu sedang sakit .
Memang , aku sudah bertujuan untuk pura - pura sakit saat itu . Tapi kepercayaan Paman Pemimpin keluarga itu , terasa lebih mencurigakan dari waktu ke waktu .
Mungkin saja dia hanya ingin mendinginkan situasi agar aku merasa lebih nyaman berada disini .
Lagipula.... , berada ditempat dimana kamu dibenci itu terasa sangat tidak nyaman .
Aku mengerti .... hmmm , aku mengerti , jadi dia ingin membuat aku setidaknya nyaman hingga situasi menjadi lebih baik .
Terimakasih Paman , jika kamu memang memiliki maksud seperti itu . Dan kau berhasil membuat aku mengucapkan Terimakasih , itu bagus . Sungguh .....
" Raminia , aku sudah mendengarnya dari Isabel . Dan aku harap , kamu tidak menjadi terlalu sedih dan terus kepikiran „
" Ah ... , tidak apa - apa Paman , dan terima kasih karena begitu perhatian kepada Saya „
" Hahah , Sama - sama , kamu juga sekarang jangan terus menerus memakai bahasa formal seperti itu , kita keluarga bukan ? „
" Eh ... , Iya , terimakasih lagi Paman , sudah mau menerima orang sepertiku „
" Iya „
Kami terus berbincang - bincang tidak penting , Tapi aku merasakan kesenangan didalam pembicaraan itu .
Yang anehnya , Isabel juga ikut dalam pembicaraan itu .
Apakah ini sifat aslinya ? . Entahlah ... , lebih bagus jika dia bisa lebih santai jika ada disekitarku .
Yang lebih aneh itu Narisa . Dia hanya diam sepanjang waktu .
Matanya tidak menunjukkan semangat , tangannya lesu , dan wajahnya cemberut .
Apakah dia berpikir bahwa aku sudah mengambil tempatnya ? .
Bahkan sampai kami selesai makan , Narisa tetap diam seolah - olah tidak tertarik dengan kehidupannya saat ini .
Apa yang dipikirkannya ? .
Tapi ... , walaupun dia diam sepanjang waktu , tatapan menganalisanya itu masih bisa aku rasakan .
Seolah - olah , dia sedang mengawasi seorang wanita yang bisa saja merebut ayahnya dari ibunya .
Setelah kami selesai makan ... , tiba - tiba Paman Nico ingin mengumumkan sesuatu yang penting kepadaku .
Kamipun pindah keruangan tamu untuk membicarakannya .
Padahal kami bisa berbicara diruang makan Sebelumnya , kenapa harus repot - repot berpindah ruangan ? . Merepotkan ...
Hingga kami berempat tiba , aku duduk dikursi yang sudah disediakan .
" Raminia , urusan kami kesini , Paman ingin menyampaikan hal yang penting yang berhubungan dengan kontrak kita „
" Apa itu Paman ? „
" Ya .. , mulai Minggu depan , kamu akan masuk kesekolah Dreamer bersama Isabel „
Wow .. , sekolah Dreamer . Pasti banyak orang seperti aku disana , yang semuanya memiliki kekuatan super Heheh . Pasti menyenangkan berada disana .
" Aku mengerti kenapa aku masuk kesana Paman . Tapi , apakah Nona Isabel juga ikut menjadi siswa disana ? „
" Iya ... , Isabel berumur dua puluh tahun sebentar lagi . Jadi sesuai peraturan , dia masih diizinkan untuk memasuki Sekolah Dreamer „
" Raminia berusia Tujuh belaskan sekarang ? , jadi kamu hanya berbeda dua tahun lebih dari Isabel . Dan juga ... , kelas di sana biasanya dikelompokkan sesuai Tahun masuknya . Kebetulan minggu depan adalah Tahun ajaran baru Sekolah Dreamer „
" Begitu , Aku mengerti Paman „
Tunggu - tunggu , Isabel berusia Dua puluh ? , apakah itu logis ? , bukankah ini pemalsuan identitas ? . Aku pikir dia berusia Dua puluh lima keatas .
Tidak terbayangkan jika sebenarnya dia belum berusia Dua puluh Tahun .
" Yah , begitu saja Raminia . Kamu hanya tinggal diam dan tunggu harinya tiba „
" Baik , Paman „
" Lebih baik kita segera tidur karena sudah malam . Selamat malam Kalau begitu , dan sampai jumpa besok „
" Selamat malam „
" Selamat malam „
.....
Aku sekarang dalam perjalanan untuk kembali ke kamarku .
Oh , ini bukan lagi kamar tamu yang aku gunakan Sebelumnya . Ini berbeda ...
Dan kebetulan juga , kamarku berdekatan dengan kamar Isabel , jadi kami berjalan bersama sekarang .
" Nona Isabel , bagaimana menurutmu tentang Sekolah Dreamer ? „
" Aku tidak punya pendapat khusus tentang itu , tujuanku hanya ikut melindungi Nona muda disana „
" Begitu . kalau boleh aku berbicara , apakah Nona Isabel memperhatikan Nona Narisa belakang ini . Sepertinya dia tidak suka kepadaku , karena dia terus memasang wajah cemberut setiap kali aku melihatnya „
" Jangan sedih Raminia , Nona Muda mungkin hanya tidak suka dengan perubahan mendadak seperti ini . Jadi sebaiknya kamu tidak terlalu memikirkannya „
" Begituya ... , baiklah , Terimakasih Nona Isabel „
Ayo kita lihat , bagaimana reaksinya kali ini . Senyum hangat , dan ucapan terimakasih , ini kan yang sangat disukai Isabel ? .
" T-tidak apa - apa Raminia , ini sudah tugasku „
Hahaha , lihat wajahnya yang memerah itu . Imut dan lucu , Hahahah .
Aku terus menggodanya sepanjang perjalanan , dan dia mendapatkan tekanan karena wajahnya yang terus memerah .
Hingga kami sampai di depan kamar kami , yanh sebenarnya saling berhadapan .
" Selamat malam Nona Isabel , dan Terimakasih „
" A-aku tidak ingat apa yang aku lakukan sampai aku harus mendapatkan terimakasih itu , kamu sungguh terus menggunakan kata itu Raminia „
" Ada Nona Isabel , ada „
" Apa itu ? „
" Terimakasih karena sudah membuat hariku menjadi lebih indah Nona Isabel , dan selamat malam „
" Hi.... ? , ya-ya selamat malam Raminia „
Hahaha , awalnya aku kira aneh karena wanita dewasa malu ketika mendapatkan rasa terimakasih seperti itu .
Tapi mengingat dirinya yang belum mencapai Dua puluh tahun , aku rasa pemikirannya tidak sedewasa itu .
Buktinya , masih ada suatu hal sepele yang bisa membuatnya malu semalu - malunya .
Hahah , aneh , dan lucu .
Hari - hari ini cukup indah sampai aku berpikir bahwa semua ini hanyalah mimpi yang aku ciptakan . Hahahah