Chereads / It's Bad Love / Chapter 28 - IBL 28

Chapter 28 - IBL 28

Tampak Zayn yang sedang menghelakan napasnya dengan kasar mengundang Laszlo untuk mengalihkan pandangannya kepada Zayn.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Laszlo seraya meletakkan berkas yang sedari tadi ia pegang ke atas meja yang ada di depannya.

Saat ini Zayn dan Laszlo sedang berada di perusahaan Aziel dimana sang kakak menghubunginya kalau ia harus pergi ke perusahaannya untuk menyelesaikan beberapa dokumen. Tentu saja kejadian itu terjadi sebelum orang tuanya datang yang otomatis Zayn belum mengetahui kalau orang tuanya datang berkunjung.

Mereka berdua tengah duduk berhadapan dimana Zayn duduk di kursi kebanggaan sang kakak dengan Laszlo duduk di depannya.

"Tidak ada." Jawab Zayn yang kini kembali menatap dokumen yang saat itu berada dalam genggamannya.

"Jangan lupakan kalau kita telah bersama seminggu atau sebulan. Aku sangat tahu bagaimana kau maupun Aziel. Kau tidak bisa membohongiku." Kata Laszlo menatap Zayn dengan serius dan menuntut supaya Zayn mau menceritakan apa yang saat ini ada dalam pikirannya.

Zayn yang mendengar itu hanya menatap Laszlo sejenak yang kemudian ia kembali menghelakan napasnya.

Kali ini Laszlo memilih diam menunggu sampai Zayn mau mengatakan apa yang ada dalam pikirannya saat ini.

"Aku tidak mengerti." Kata Zayn kini menatap ke arah Laszlo yang membuat lawan bicaranya semakin tidak mengerti atas apa yang baru saja dikatakan Zayn.

"Apa yang tidak kau mengerti?" Tanya Laszlo membalas tatapan Zayn.

DUK!

Reaksi Zayn yang tiba-tiba saja membenturkan kepalanya ke meja hingga terdengar bunyi yang begitu nyaring itu membuat Laszlo terkejut sekaligus bingung.

"Aku tidak mengerti apa yang harus aku lakukan pada anak itu." Kata Zayn.

"Anak itu?" Ulang Laszlo mengingat kembali siapa yang dimaksud Zayn sampai dimana ia hanya bisa terperangah saat ia mengetahui siapa yang dimaksud Zayn saat ini.

Ia sungguh tidak mengerti dengan Zayn, ia tidak tahu apa yang terjadi pada Zayn sampai membuatnya gelisah seperti itu.

Ini kali pertama ia melihat Zayn yang seperti itu, pertama kalinya ia melihat seorang Zayn yang sangat memikirkan tentang keberadaan seseorang yang biasanya ia tidak memperdulikan siapapun itu yang berada disekitarnya.

Kali pertama Zayn dibuat seperti orang bodoh hanya dengan memikirkan seseorang yang bahkan belum genap satu hari mereka bertemu.

"Bukankah kau mengatakan pada Aziel kalau kau menginginkannya untuk menjadikannya mainan semata?" Tanya Laszlo yang sedikitnya mengetahui tentang rencana Lansky bersaudara itu.

Zayn yang mendengar itu menatap ke arah Laszlo dan berkata, "Kau benar, itu kenapa aku tidak mengerti. Kau tahu-- aku merasakan sesuatu yang tidak biasa dari anak itu."

"Apa?" Celetuk Laszlo.

"Entah, kalau aku tahu juga aku tidak mungkin seperti ini. Huh! Kenapa anak itu mengacaukan segalanya dalam waktu singkat. Kau tahu kalau aku sudah terjebak dalam pemikiran ini sepanjang malam. Sangat menyebalkan!" Keluh Zayn.

Ok, kali ini Laszlo benar-benar tercengang mendengar pernyataan itu. Ia tahu kalau Zayn dan Aziel memiliki kepribadian yang berbeda dimana Zayn memiliki sisi yang begitu lembut.

Ia bisa menjadi sangat kejam, tapi ia juga bisa menjadi seseorang yang begitu baik bagaikan malaikat.

Berbeda dengan Aziel yang begitu kejam dan sedikit kebaikan yang terdapat dalam dirinya. Ia hanya bersikap manis kepada keluarga atau orang terdekatnya. Ya walau tidak sepenuhnya, kadang kala ia juga bisa berlaku kejam kepada orang-orang yang menurutnya berharga dalam hidupnya.

Untuk itu Laszlo tidak bisa mengeluarkan suaranya untuk menanggapi hal itu.

Oh sungguh itu tidak membuat keadaan Zayn menjadi baik dan ia lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaannya dari pada harus memikirkan hal yang bisa saja membuatnya gila.

-IBL-

Berbeda dengan Zayn dan Laszlo yang saat itu sedang berada di kantor, kini Aziel malah menikmati waktunya bersama orang tuanya di sebuah mall. Lebih tepatnya ia sedang menemani sang Ibu demi membeli sesuatu yang katanya sih penting. Ia harus memiliki benda itu karena hanya ada tiga di dunia yang pasti barang itu sangatlah langka dimana itu sudah pasti memiliki harga yang begitu fantastis.

Vegard sendiri tentunya sudah siap siaga dengan dompet yang sudah berada dalam genggamannya.

Evanthe tampak begitu bahagia dan ia malah membelikan beberapa barang untuk Theodoric yang dimulai dari beberapa gaun sampai asesorisnya untuk memperindah tampilannya.

Jangan lupakan kalau sedari tadi Theodoric berpenampilan layaknya seorang perempuan, jadi tidak heran kalau Evanthe membelikan Theodoric barang perempuan dimana orang yang bersangkutan tidak mempermasalahkannya. Lebih tepatnya Theodoric tidak mengerti sama sekali apa yang saat itu tengah terjadi.

Evanthe begitu semangat sampai ia tidak sadar kalau ia telah membeli terlalu banyak barang dalam satu waktu, tapi ia tidak pernah berhenti. Lihatlah saat ini Evanthe menarik Theodoric bersamanya ke sebut tempat uang menjual beberapa perlengkapan make up yang tentunya Aziel serta Vegard masih setia mengikuti Evanthe.

"Kapan ini berakhir." Keluh Vegard kelelahan, maklum umumnya setiap tahun itu bertambah sampai saat ini ia bahkan cepat lelah walau hanya berdiri sebentar.

Berbeda dengan Aziel yang sangat memahami Ibu nya dimana ia akan memarahi dirinya kalau saja ia mengeluh. Tapi kalau bersama Vegard, oh Evanthe sedikitnya menjadi budak cinta Vegard begitu juga Vegard.

Evanthe tidak mempermasalahkan selama itu Vegard yang mengeluh kepadanya. Huh, padahal Aziel itu anaknya!

Saat itu Evanthe tidak tanggung-tanggung, ia mendatangi setiap tempat yang ada di sana dan setiap kali ia keluar pasti ada aja barang bawaannya.

Kalian ingin tahu apa isinya?

Oh, aku pikir kalian mengetahui hak itu.

Evanthe membeli semua barang yang akan ia berikan pada Theodoric nantinya bahkan ia lupa membeli barang untuknya. Tapi ia tidak melupakan tujuan pertamanya, bahkan benda itu saat ini berada dalam genggamannya.

Kegiatan itu mereka lakukan begitu lama bahkan mereka tidak menyadari kalau mereka sudah berada di sana sekiranya empat jam dimana mereka tentu saja harus segera kembali. Mereka harus segera kembali untuk itu mengapa saat ini mereka sedang berjalan menuju parkiran dimana mereka memarkirkan mobil mereka.

Oh jangan lupakan barang belanjaan Evanthe, tidak, barang belanjaan Theodoric yang begitu banyak dibelikan Evanthe padanya yang dimana hanya Evanthe yang berani memerintahkan Vegard serta Aziel membawakan seluruh barang belanjaannya tanpa harus merasakan sesuatu yang begitu menyeramkan.

Mereka tidak langsung pulang ke penthouse Aziel, melainkan mereka pergi ke perusahaan Aziel dimana Zayn berada. Mereka tidak sabar untuk bertemu dengan Zayn, untuk itu kenapa mereka lebih memilih pergi ke perusahaan dari pada menunggu kepulangan Zayn yang pasti mereka harus menunggu lebih lama lagi.

Untuk itu mengapa mereka saat ini tengah berada dalam perjalanan menuju ke perusahaannya Aziel.