Chereads / It's Bad Love / Chapter 30 - IBL 30

Chapter 30 - IBL 30

Pundak Zayn terjatuh ke bawah seketika saat ia melihat apa yang saat ini ada di depannya saat ini.

Tadi Evanthe mengatakan kepadanya untuk mengangkut semua barang belanjaan yang ada di bagasi mobil mereka dimana ia tidak pernah berpikir kalau barang belanjaan yang dimaksud oleh Evanthe akan sebanyak itu sampai memenuhi bagasi mobil yang bisa dikatakan cukup luas.

Zayn tidak dapat berkata apapun saat melihat semua barang belanjaan itu yang bahkan sampai menumpuk seperti gunung. Barang-barang itu tertimpa satu sama lain.

"Zayn cepat!" Kata Evanthe dari dalam dengan nada sedikit tinggi supaya Zayn dapat mendengar suaranya dan datang menghampirinya yang tentu saja dengan semua barang belanjaan itu.

Zayn menoleh dan mengeluarkan suaranya yang tidak kalah kuat dari suara Evanthe. "INI TERLALU BANYAK, BAGAIMANA AKU BISA MENGANGKAT SEMUANYA?"

"Kau disekolahkan untuk menjadi pintar, bukan menjadi bodoh! Pikirkan sendiri caranya!" Balas Evanthe yang membuat Zayn kembali tercengang atas pernyataan sang ibu.

Mendengar itu ingin sekali rasanya Zayn mengumpat, tapi ia masih mengingat bahwa Evanthe itu ibunya.

"Hah!" Zayn hanya bisa menghembuskan napasnya secara kasar atas nasib yang baru saja ia terima, sedikit berlebihan memang.

Zayn tidak punya pilihan lain selain mengangkat semuanya, menyatukannya menjadi satu yang tentu saja itu memakan waktu yang cukup lama.

Di saat Zayn tengah asik dalam menyatukan semua barang belanjaan itu, terlihat dari arah belakang Zayn satu mobil yang baru tiba dan berhenti tepat di belakang Zayn dengan jarak yang tidak terlalu jauh.

Saking asiknya Zayn dalam kegiatannya, ia bahkan tidak menyadari kalau ada seseorang yang datang untuk bertamu.

Setelah mobil itu terparkir dengan benar, orang yang ada di dalamnya langsung saja turun yang tentunya mesin mobil itu telah dimatikan oleh pengemudinya. Ternyata yang berada di dalam mobil itu ada dua orang dimana mereka berdua langsung saling bertatapan saat mereka melihat ke arah Zayn yang saat itu tengah menata beragam tas belanjaan yang saat itu ada dalam genggamannya.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya salah satu dari mereka yang membuat Zayn langsung membalikkan tubuhnya demi melihat siapa yang baru saja mengajaknya berbicara walau ia sebenarnya tidak yakin, tapi suara itu begitu dekat membuatnya berpikir kalau orang itu memang sedang mengajaknya berbicara.

"Oh." Hanya itu yang keluar dari mulut Zayn saat melihat siapa orang yang berada dihadapannya saat ini.

Itu Vegard dan Aziel yang baru saja tiba. Mereka saat ini tengah berada di apartemen dimana saat di kantor tadi Zayn langsung menyelesaikan pekerjaannya dengan obrolan ringan yang dibantu oleh Laszlo tentunya bersama sang kakak Aziel sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan itu dengan cepat pula.

Pada dasarnya Zayn serta sang kakak sangat tahu kalau Athena tidak akan pernah betah berlama-lama di tempat seperti itu. Evanthe orangnya cepat bosan kalau ia berada di area perusahaan siapapun itu. Itu sebabnya orang-orang yang hendak bertemu Evanthe pasti paling lama sepuluh menit kalau itu di area perusahaan, berbeda kalau di area yang membuatnya lebih berwarna.

Itu sebabnya mereka sudah berada di apartemen saat ini.

"Zayn." Panggil Aziel yang tidak mendapat jawaban atas pertanyaan yang telah ia berikan sebelumnya.

"Huh? Ah! Kau bisa melihatnya sendiri, aku sedang menyusun semua barang ini dan membawanya masuk ke dalam." Jawab Zayn yang sebelumnya sempat bingung dan setelahnya ia langsung menyadari maksud dari sang kakak memanggil namanya.

"Ibumu yang menyuruh?" Tanya Vegard yang langsung mendapat anggukan kepala dari Zayn kalau Athena yang telah memerintahkannya.

Vegard yang mendapat jawaban seperti itu ikut mengangguk tanda ia mengerti yang setelahnya ia tidak memberi komentar apapun dimana pada detik berikutnya tanpa berkata apapun Vegard beranjak dari sana untuk masuk ke dalam gedung yang menjulang tinggi itu.

Tapi baru beberapa langkah saja, Vegard menghentikan langkahnya dan berbalik ke belakang seraya berkata, "Gunakan otak pintarmu itu." Katanya yang saat itu membuat Zayn lagi dan lagi tercengang.

Hei, apakah ayahnya itu tidak ada niatan untuk membantunya?

Ayolah, itu sangat banyak. Ia tidak bisa melakukannya sendiri.

"Kak." Panggil Zayn saat ia tidak sengaja melihat Aziel yang hendak beranjak dari tempatnya.

Saat itu Aziel meresponnya dengan menatap Zayn saja tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Hah, tidak jadi." Kata Zayn saat melihat bagaimana respon dari Aziel saat itu dimana saat itu juga Zayn kembali pada kegiatannya sampai ia dapat mendengar suara sang kakak.

"Aku rasa para pekerja yang ada di sini cukup banyak hanya untuk mengangkat semua barang-barang itu." Kata Aziel yang setelahnya ia benar-benar pergi dari sana meninggalkan Zayn yang kini meletakkan tas belanjaan yang ada di tangannya itu ke bawah secara kasar.

Ia tidak ada berpikiran sampai ke sana karena Evanthe memerintahkannya bukan orang lain. Huh, pantas saja tadi Evanthe mengatakan hal yang menjengkelkan seperti itu bahkan Vegard juga ikutan dalam meledeknya yang saat itu otaknya entah berada dimana.

Zayn langsung saja menghubungi beberapa para pekerjanya untuk mengangkat semua tas belanjaan itu dengan perasaan jengkel.

Setelah menghubungi beberapa para pekerjanya, Zayn langsung saja meninggalkan semuanya di sana..

"Aku tidak peduli!" Kesal Zayn yang berjalan menuju ke unitnya.

Lagi pula tidak akan ada orang yang berani mengambil semua itu ditambah mereka memiliki cctv di setiap sudutnya membuat mereka lebih mudah untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi di sana.

Namun saat ia hendak masuk ke dalam lift, tiba-tiba saja handphonenya berdering membuat langkahnya terhenti untuk melihat siapa yang menelponnya saat itu. Zayn dapat melihat dengan jelas kalau di sana tertulis nama sang ibu yang tentunya Zayn langsung mengangkat panggilan itu.

"Ha--"

"Yak! Kenapa kau lama sekali huh?! Cepat ke unit kakakmu sekarang juga dan jangan lupa bawa barang-barang itu bersamamu!" Kata Evanthe membuat Zayn harus mengelus dada untuk yang satu ini, kesabarannya sangat diuji saat ini membuatnya membalikkan badannya yang saat itu ia harus mengurungkan niatnya untuk pergi ke unitnya.

Ia balik ke arah dimana ia meninggalkan semua barang itu dan saat ia berada di tempat, ia dapat melihat semua barang itu sudah berada di tangan para pekerjanya.

Kedatangan Zayn membuat mereka yang sibuk dengan menyusun barang belanjaan itu agar dapat mereka bawa bersama mereka supaya tidak jatuh seketika mengalihkan pandangannya ke arah Zayn yang langsung saja mereka memberi hormat kepada Zayn.

"Cepatlah, bawa semua barang-barang itu ke unit Aziel. Kalian punya waktu lima menit dari sekarang!" Kata Zayn memerintahkan para pekerjanya yang membuat mereka semua terkejut dan langsung saja pergi berlalu dari sana untuk segera sampai ke unit Aziel.