Chereads / It's Bad Love / Chapter 31 - IBL 31

Chapter 31 - IBL 31

Perasaan Zayn yang buruk itu membuat para pekerjanya menderita seketika.

Bagaimana tidak?

Zayn memerintahkan para pekerjanya untuk sampai ke unit Aziel dengan waktu lima menit saja dimana posisinya unit Aziel berapa pada lantai paling atas. Mereka tidak bisa sampai tepat waktu dimana mereka tidak bisa menggunakan lift utama karena itu khusus untuk tuan mereka bersama para tamunya saja.

Mereka juga memiliki lift sendiri khusus untuk para pekerja, tapi di sini ada begitu banyak para pekerja dimana mereka semua pasti menggunakan lift itu setiap saat dengan orang yang berbeda-beda. Padahal lift khusus mereka ada dua yang keduanya itu selalu terlihat sibuk dengan beragam orang yang memang membutuhkan lift itu untuk pindah dari satu lantai ke lantai lainnya.

Seperti saat ini, lift tampaknya sedang sibuk membuat mereka harus menunggu lebih lama lagi seraya melihat ke arah jarum jam yang berada tidak jauh dari mereka. Di sana terpampang kalau waktu yang mereka miliki tersisa dua menit lagi yang saat itu bertepatan dengan pintu lift terbuka.

Semua orang yang berada di salam lift itu berbondong-bondong keluar yang setelahnya mereka langsung masuk ke dalam dan menekan tombol dimana unit Aziel berada.

-BMU-

Zayn masuk begitu saja ke dalam unit Aziel yang saat itu pintunya memang tidak dikunci dengan mereka yang menjaga di sana langsung mempersilahkan Zayn untuk masuk. Itu mengapa Zayn tidak perlu untuk meminta izin atau semacamnya untuk masuk ke dalam sana.

Saat ia berada di dalam, Zayn dapat melihat dengan jelas bagaimana Athena yang saat itu tengah menghias  Theodoric. Entah apa yang dilakukan Evanthe saat itu, ia tidak tahu dan memilih untuk mendekat yang setelahnya ia langsung saja duduk tepat dihadapan mereka.

Evanthe saat itu tidak menyadarinya karena ia terlalu sibuk untuk menghias Theodoric saat itu dimana kegiatan itu dalam pengawasan Zayn. Anak itu sangat fokus melihat interaksi kedua orang yang ada dihadapannya itu. Sedikitnya ia mengerti sekarang apa yang dilakukan Evanthe saat itu.

Saat itu Evanthe sedang mendandani Theodoric yang berdandan layaknya perempuan.

"Bu, dia laki-laki." Celetuk Zayn saat ia memandang interaksi keduanya dalam diam dengan waktu yang cukup lama pula.

Athena sedikitnya terkejut atas suara Zayn yang membuatnya langsung menoleh ke arah Zayn. Ia hanya menatapnya beberapa detik saja yang setelahnya ia kembali menatap ke arah Theodoric yang saat itu sedang menatapnya juga dengan tatapan khasnya, tatapan kebingungan.

"Dia-- laki-laki?" Tanya Evanthe sekali lagi untuk memastikan apa yang baru saja ia dengar itu semuanya salah.

Zayn tidak bersuara, ia hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban membuat Evanthe tercengang dan itu hanya beberapa detik saja sampai Zayn kembali mendengar suara Evanthe yang membuatnya cukup menggelengkan kepalanya melihat sikap sang ibu.

"Tidak masalah, lagi pula tidak ada satu orangpun yang mengetahuinya kecuali kau--"

"Aziel juga mengetahuinya." Potong Zayn yang membuat Athena kembali menatap ke arah Zayn.

"Ibu tidak peduli, dia terlalu menggemaskan. Lagi pula ibu tidak punya anak perempuan dan dia tidak keberatan ibu dandani seperti ini." Jelas Evanthe yang kini kembali pada kegiatannya semula, mendandani Theodoric.

"Hah!" Zayn hanya bisa menghembuskan napasnya untuk ke sekian kalinya. 'Jelas saja, dia bahkan seperti orang linglung saat datang ke sini.' Kata Zayn dalam hati.

Zayn saat itu larut dalam pemikirannya sendiri saat melihat ke arah Theodoric yang saat itu masih diam saat Evanthe mendandaninya sampai dimana ia mendengar suara pintu terbuka membuatnya langsung menoleh yang saat itu dapat ia lihat siluet dari Vegard dan Aziel.

Huh, Zayn tidak mengerti kenapa kakak dan ayahnya itu terus menerus bersama dalam satu hari ini seperti saat tadi mereka hendak kembali. Saat itu Zayn dan Aziel membawa mobil mereka masing-masing yang jelas saja Zayn tidak ingin meninggalkan mobilnya saat itu begitu juga dengan Aziel yang membuat mereka terpisah dalam dua tim.

Zayn bersama Athena dan Theodoric, sementara Aziel bersama Vegard. Bahkan sampai di apartemen mereka juga datang secara bersamaan padahal tadi Zayn yakin ayahnya dan Aziel terpisah saat masuk ke dalam. Lalu bagaimana bisa mereka sampai secara bersamaan seperti ini?

Entahlah, ia tidak ingin memikirkannya. Itu akan membuatnya sakit kepala saja.

"Zayn!" Panggil Evanthe membuat Zayn berjengit kaget.

Tidak hanya Zayn, melainkan Theodoric juga ikut berjengit kaget saat itu.

"Bu, bisakah kau berbicara sedikit lembut." Kata Zayn seraya menatap Athena dengan tatapan memelasnya.

"Dimana barang-barang itu huh? Bukankah aku tadi menyuruhmu untuk membawanya bersamamu?" Bukannya menjawab, Evanthe malah memberikan pertanyaan mengenai barang belanjaannya.

Sekali lagi, Zayn hanya bisa menghelakan napasnya pasrah.

"Tunggulah, mungkin sebentar lagi mereka sampai." Kata Zayn yang bertepatan dengan itu beberapa para pekerjanya telah masuk ke dalam dengan tas belanjaan yang cukup banyak dalam setiap genggaman mereka.

"Maaf tuan, barang-barangnya mau diletakkan dimana?" Tanya salah satu dari mereka.

"Letakkan saja di sana." Itu Evanthe yang berbicara seraya menunjuk ke arah dimana Zayn berada, lebih tepatnya di samping kanan Zayn.

"Baik nyonya besar." Jawabnya yang langsung saja mereka meletakkan semua tas belanjaan itu ke samping kanan Zayn sesuai apa yang diperintahkan tuannya itu.

Mereka menatanya begitu rapi sampai semuanya telah tertata di sana yang dimana mereka langsung berbaris kembali seraya menundukkan tubuh mereka demi memberi hormat sekaligus izin pergi dari sana mengingat mereka masih memiliki pekerjaan lainnya yang harus dikerjakan secepatnya.

"Apa ada yang bisa kami bantu lagi nyonya?"

Evanthe sejenak melihat ke arah barang belanjaannya dan berkata, "Tidak ada, kalian bisa kembali."

"Kalau begitu, kami izin undur diri tuan dan nyonya." Kata salah satu dari mereka sebagai perwakilan seraya memberi hormat sekali lagi.

Mereka tidak mungkin bicara bersama-sama bukan?

Setelahnya mereka pergi berlalu dari sana yang tentunya mereka telah mendapat izin dari Zayn.

Aziel dan Vegard berjalan mendekat dan duduk di sofa yang kosong saat itu dimana mereka semua melihat Evanthe kembali dengan aksinya demi mendandani Theodoric, sementara ketiga orang itu saat ini hanya melihat apa saja yang dilakukan Evanthe pada Theodoric dimana membuat mereka sedikitnya bingung kenapa Theodoric masih belum bereaksi sampai saat ini.

Sampai pada detik berikutnya mereka dapat melihat Evanthe mengambil salah satu tas belanjaan yang ada dimana mereka dapat melihat Athena mengeluarkan sebuah gaun putih?

"Cha! Gantilah pakaianmu." Kata Evanthe memberikan pakaian itu pada Theodoric yang membuat mereka bertiga terperangah.

Apakah Evanthe benar-benar ingin membuat Theodoric menjadi perempuan?

Oh ayolah, Theodoric itu pria bukan perempuan.

Sadarlah wahai manusia!

Eh, apakah mereka itu manusia?

Entahlah.