Dapat ia lihat ada cukup banyak orang yang telah duduk di sana dengan hidangan yang telah tersedia di hadapan mereka saat Theodoric telah sampai di ruang makan.
Mereka tampak hening dengan kegiatan mereka masing-masing dimana terdapat benda asing yang tidak ia ketahui dalam genggaman mereka membuatnya tidak tahu harus melakukan apa.
Ia berpikir, apakah benarĀ mereka menunggunya untuk datang? Lalu kenapa kini mereka tengah sibuk dengan kegiatan mereka sendiri? Apakah benar mereka menunggu kedatangannya sampai mereka merasa bosan dan memilih untuk bermain dengan benda asing itu? Buktinya tidak ada yang menyambut kedatangannya dan hal itu cukup membuatnya bingung. Tapi ya sudahlah, ia tidak ingin berpikir panjang.
Mungkin mereka semua sedang memiliki suatu hal yang harus dilakukan.
Setelahnya ia melihat ada dua bangku di sana yang ia ketahui bahwa satu bangku kosong itu akan ditempati oleh orang yang memiliki kekuasaan di sana. Seperti halnya ia yang selalu makan bersama keluarganya, Ayahnya akan duduk di bangku yang memang derajatnya itu dibuat untuk mereka yang menjadi kepala keluarga atau mereka yang lebih tua. Ia tidak tahu betul mengenai teori itu, hanya saja yang ia ketahui bahwa ia tidak boleh duduk di sana.
Untuk itu Theodoric memilih bangku kosong yang ada di sebelah kanan bangku itu dan berada tepat di depan Zayn.
Tanpa mengeluarkan suara apapun, Theodoric masih setia diam dalam duduknya merasa bingung apakah mereka tidak lapar?
Theodoric terus melihat ke arah mereka yang masih sibuk melakukan kegiatan mereka sampai dimana ia mendengar suara langkah kaki yang terasa sangat dekat membuatnya menoleh untuk melihat siapa yang datang.
Theodoric langsung mengalihkan pandangannya detik berikutnya saat ia mengetahui siapa yang datang.
Itu Aziel, orang yang tidak menyukai keberadaannya. Lihat saja bagaimana Aziel menatapnya dengan tajam dan itu membuatnya benar-benar takut sampai ia harus menundukkan kepalanya agar mata mereka tidak saling bertemu.
Ia merasa tubuhnya kian menegang saat ia mendapati Aziel yang duduk di sebelah kirirnya dimana bangku kosong yang ia ketahui siapa saja orang yang berhak dudul di sana dan ia mengetahui sekarang bahwa posisi Aziel di sini tidaklah main-main.
Theodoric sendiri tidak heran karena sejak awal juga semua keputusa yang disepakati itu harus mendapat persetujuan dari Aziel seperti halnya kesepakatan mereka untuk membiarkannya tinggal bersama mereka.
Theodoric dapat merasakan kalau Aziel masih menatap ke arahnya yang membuatnya begitu takut dan bernapas lega saat ia mendengar suara Aziel yang dimana ia mengetahui kalau Aziel tidak menatapnya lagi.
"Apa kalian akan terus bermain?" Tanya Aziel dengan nada rendah saat melihat adik, sepupu, sampai orang kepercayaannya tengah asik bermain handphone dalam genggaman mereka.
Mendengar suara Aziel membuat mereka semua menghentikan aktivitas mereka dan menyimpan handphone yang sedari tadi mereka genggam.
"Kau sudah tiba?" Tanya Laszlo.
"Aku rasa kau tidak buta." Jawab Aziel mendapat cebikan dari Laszlo.
Hei, ia tahu kalau Aziel sudah berada di sana dengan melihat keberadaannya. Ia hanya ingin basa basi saja. Apakah tidak bisa?
Sungguh sahabatnya itu sangat menjengkelkan dengan kehidupannya yang selalu serius.
"Bagaimana perkembangan perusahaanmu?" Tanya Aziel yang kini menatap ke arah Zayn sang adik.
"Aku rasa itu semakin berkembang dengan sempurna." Jawab Zayn yang mendapat anggukan mengerti dari Aziel. "Lalu, bagaimana dengan perdagangan--" Zayn langsung menghentikan perkataannya saat ia melihat keberadaan Theodoric, ia tidak mungkin mengatakan kalimat selanjutnya.
Aziel tidak bodoh, ia dapat menangkap maksud dari perkataan sang adik dan kemana mata itu tertuju. "Aku pikir semua berjalan dengan sempurna. Aku juga mendengar perkembangan perusahaan Max." Mendengar namanya dipanggil membuat Max mengalihkan pandangannya untuk melihat ke arah Aziel.
"Tentu saja kau mendengarnya, jangan pikir aku tidak tahu kalau paman mengawasi perusahaanku dan perusahaan keluarga kita yang lain. Oh kau bahkan ikut campur dalam--" Max menghentikan perkataannya saat ia menyadari kalau perkataannya yang akan keluar selanjutnya merupakan rahasia dari Aziel.
Lihatlah bagaimana mata Aziel yang menatapnya dengan tajam dan jangan kaian pikir Max takut dengan tatapan Aziel yang menyeramkan itu. Baginya, itu tidak seram sama sekali. Lihat saja bagaimana bocah kecil itu hanya cengir melihat ke arah Aziel.
Sementara Zayn sedikitnya penasaran dengan kalimat selanjutnya dari Max. Ia tahu kalau selama ini Aziel hanya melihat perkembangan perusahaan mereka tanpa berniat untuk memberi bantuan dalam hal apapun untuk perkembangan perusahaan mereka. Untuk itu ia tidak mempermasalahkannya selagi tidak ada campur tangan Aziel di sana.
Itu perusahaan mereka dan mereka tidak ingin mendapatkan cacat sedikitpun. Walaupun ada kecacatan yang terjadi, mereka tidak akan meminta bantuan pada perusahaan dari keluarga yang mereka punya. Mereka akan menghadapinya sendiri dan membuatnya kembali seperti sediakala bahkan lebih baik lagi.
Mereka semua hanya tidak tahu rahasia terbesarnya bahwa Aziel tidak hanya memantau perkembangan setiap perusahaan yang dijalankan anggota keluarganya termasuk perusahaan sang adik. Perlu kalian ketahui bahwa kesempurnaan yang terjadi pada semua perusahaan itu memiliki campur tangan yang begitu besar dari Aziel tanpa mereka ketahui kecuali Max yang dimana bocah itu bisa tergolong lebih cerdik dari Zayn.
Kalian tidak akan pernah lupa kalau Max layaknya duplikat dari Aziel bukan?
Di satu sisi, pekerjaan mereka dengan Aziel sangat berbeda. Perbedaannya begitu jauh dimana Aziel bekerja di dunia gelap dan dunia yang normal sebagai pengalihan pekerjaan utamanya. Sementara semua anggota keluarganya bekerja pada pekerjaan yang normal. Kalian pasti tahu bukan dunia seperti apa yang dijalani seorang Aziel?
Aku yakin kalian tidak bodoh untuk mengetahui hal kecil itu.
Biarpun demikian, anggota keluarganya mengetahui pekerjaan Aziel dan mereka tidak mempermasalahkan itu. Mereka malah merasa nyaman dan aman dimana Aziel sangat menjaga keselamatan mereka. Lihat saja bagaimana cara Aziel menyebarkan seluruh para pekerjanya untuk menjaga keselamatan mereka kemanapun mereka pergi.
Aziel tidak akan pernah membiarkan mereka terluka sekecil apapun itu ia akan marah apabila seseorang berani melukai mereka. Ia akan menjadi monster yang mengerikan dan bagaikan pencabut nyawa untuk mereka yang membuat kerusuhan.
Berbeda dengan bocah kecil kita yang menjalin dua pekerjaan sekaligus.
Max bocah kecil nan nakal itu diam-diam mendirikan kerajaan dunia gelapnya sendiri tanpa sepengetahuan orang lain bahkan mereka yang tengah duduk dengan satu meja yang sama saat ini.
Oh, tapi tidak ada yang bisa lepas dari pengawasan Aziel. Jangan pikir ia tidak tahu kalau keponakannya itu mendirikan kerajaan kegelapannya sendiri.
Bahkan ia sangat tahu kalau Max mendirikan kerajaan kehelapannya dan ia juga ikut mengawasi perkembangan dunia gelap Max. Ia telah memasukkan anggotanya ke dalam sana sebagai pemantau dan ia sangat bangga pada Max saat mendapatkan laporan yang luar biasa dari anggotanya yang bekerja di sana.
Ia tidak menyangka bahwaax bisa melakukan hal seperti dirinya bahkan di usianya yang masih terbilang sangat muda.
Ayolah, bahkan kau juga masih sangat muda dulu saat mendirikan kerajaan kegelapanmu wahai tuan muda Aziel.