Kini makanan mereka telah habis menyisakan Theodoric dengan suapan terakhirnya. Untuk beberapa saat mereka memilih untuk berbincang seraya menunggu proses pencernaan makanan yang baru saja meraka makan tadi.
Mereka tampak nyaman membahas topik yang sedang mereka bicarakan saat ini, namun tidak untuk Theodoric. Ia tidak mengerti apapun yang dibahas oleh mereka dan memilih untuk duduk diam seraya mengamati sekitarnya untuk menganalisis bagaimana kehidupan yang akan ia jalani ke depannya.
Mata itu terus melirik ke segala arah dan ia menemukan beragam orang dalam bercengkrama. Ia terlihat begitu serius mengamati sekitarnya hingga pada menit berikutnya ia merasakan ada sesuatu yang salah pada dirinya.
Ia merasakan tenggorokannya sedikit sakit dan gatal, begitu juga dengan tangannya yang ikut gatal. Ia menggaruk bagian-bagian yang gatal menurutnya menggunakan kedua tangannya. Ia tidak tahu apa yang salah, ia hanya menggaruk tanpa mengalihkan pandangannya karena ia terlalu senang dengan apa yang ia lihat saat ini.
"Cha, sebaiknya kita kembali. Ada hal yang harus aku kerjakan." Kata Zayn berdiri dari duduknya bermaksud mengajak mereka untuk kembali.
Laszlo melihat jam sejenak dan sedikit terkejut bahwa itu sudah lewat dari jam kerjanya.
"Tidak perlu khawatir, aku sudah mengatakannya pada Aziel." Kata Zayn seakan mengetahui apa yang ada dalam benak sahabatnya itu.
Mendengar itu Laszlo hanya mengangguk mengerti yang setelahnya ia ikut berdiri bersamaan dengan Max.
"Aku akan membayarnya dulu, kalian--" Ucapan Laszlo terpotong diikuti dengan matanya yang membulat sempurna saat ia tidak sengaja melihat bagaimana kondisi orang yang mereka dandani begitu cantik dengan kulit putihnya kini menjadi merah dan terdapat beberapa luka di sana.
Zayn dan Max tentu saja dibuat bingung atas sikap Laszlo dan mereka kini mengikuti kemana arah pandang Laszlo. Saat mereka melihatnya, saat itu pula ekspresi mereka sama seperti Laszlo saat melihat bagaimana kondisi Theodoric saat ini.
Mereka begitu terkejut saat mendapati Theodoric yang masih setia menggaruk bagian tubuhnya yang gatal dan menimbulkan kemerahan yang diikuti dengan beberapa luka di sana.
Zayn bergerak dengan cepat dan menyingkirkan tangan itu untuk mencegah luka baru.
Theodoric cukup terkejut atas sikap Zayn pasalnya ia tengah asik melihat beberapa orang yang berlalu lalang seraya bercengkrama di depan sana.
"Apa yang kau lakukan?!" Bentak Zayn membuat Theodoric kembali terkejut diikuti rasa takut serta bingung.
Melihat itu, Zayn tampak geram dan ia memperlihatkan lengan yang sedang digenggamnya pada Theodoric. "Lihat!" Katanya yang membuat Theodoric melihat apa yang sedang diperlihatkan Zayn padanya.
Theodoric juga ikutan terkejut dibuatnya, ia bingung dan menatap ke arah Zayn dengan tatapan seakan ia bertanya 'Apa yang terjadi?'
Melihat bagaimana reaksi Theodoric, Zayn hanya bisa menghela napasnya kasar.
"Bodoh." Itu Max yang menggerutu.
Awalnya ia terkejut melihat bagaimana Theodoric mendapatkan luka itu, tapi saat mendapat reaksi dari Theodoric membuatnya jengkel. Ia berpikir bagaimana bisa Theodoric tidak mengetahui hal itu dan tidak menyadarinya padahal itu tubuhnya sendiri bukan tubuh orang lain. Seharusnya ia lebih memahami dirinya sendiri dan ia berpikir apakah sebenarnya Theodoric itu anak yang manja dengan fasilitas yang lengkap. Apakah hidupnya terlalu mulus nan indah sampai ia tidak mengetahui apapun?
Huft, ia jadi ingin bertemu Aziel dan menanyakan dimana paman bodohnya itu mendapatkan orang seperti itu. Ia tidak yakin, tapi yang ia tahu orang itu akan tinggal bersama mereka yang mungkin saja masuk ke dalam keluarga mereka.
Jika itu terjadi, Max akan menjadi orang pertama yang menentangnya. Pasalnya pamannya tidak pernah merekrut orang yang lemah seperti itu. Bahkan ia tidak mengetahui dirinya sendiri, katakan bagian mana yang harus ia terima dari Theodoric yang bahkan takut saat dibentak.
"Kita ke rumah sakit sekarang!" Kata Laszlo menyadari Max dan Zayn yang mendapat anggukan mengerti dari Zayn.
Setelahnya mereka bergegas dari sana menuju ke rumah sakit, oh tentunya mereka tidak akan lupa untuk membayar sebelum pada akhirnya mereka pergi dari sana.
-IBL-
"Seharusnya kau mengatakan pada kami kalau kau alergi sama beberapa bahan makanan termasuk bawang yang paling fatal!" Kata Zayn tampak marah dengan Theodoric yang duduk dengan kepala menunduk, ia begitu takut hanya sekedar menatap mata Zayn yang sedang menatapnya tajam.
Saat ini mereka sudah berada di mansion sekembalinya mereka dari rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa Theodoric alergi terhadap beberapa bahan makanan termasuk bawang yang lebih fatal dari bahan makanan lainnya.
Untung saja saat makan tadi tidak ada campuran bawang dalam makanan Theodoric sehingga itu hanya mengakibatkan gatal pada kulit, tidak sampai mengganggu sistem pernapasannya.
Dokter menyarankan untuk lebih memperhatikan lagi makanan yang akan dimakan Theodoric seperti melarangnya makan bawang, daun sup, dan tidak boleh memakan terlalu banyak penyedap rasa.
Dokter juga memberi beberapa resep yang harus mereka tebus untuk mengobati luka gatal akibat alergi Theodoric.
"Sudahlah, semua sudah terjadi. Kau tidak perlu seperti ini." Kata Laszlo mencoba untuk meredakan kekesalan Zayn.
Zayn hanya melirik ke arah Laszlo dan tanpa sengaja matanya melihat ke arah Aziel yang baru saja tiba.
Mata mereka saling bertemu dan detik berikutnya Aziel melihat ke arah seorang perempuan? Aziel kembali menatap Zayn sang adik seakan bertanya siapa dan kenapa ia berani membawa orang asing ke mansion mereka.
Zayn yang mengerti melihat ke arah Theodoric sejenak dan berkata, "Dia Theodoric orang yang kita temukan tadi."
Diam, namun Zayn tahu pertanyaan apa yang hendak ditanya oleh Aziel padanya. "Aku rasa tidak buruk membuat penampilannya seperti itu. Kau tahu, tidak ada perempuan di sini dan itu sangat membosankan untuk dilihat setiap harinya tanpa ada perubahan."
Max sama Laszlo hanya diam mendengarkan percakapan hantu antara Zayn dan Aziel yang layaknya seperti orang yang bisa bertelepati.
"Ck! Bukankah lebih baik untuk membiarkannya? Jangan lupakan tujuan awal yang telah kita sepakati." Kata Aziel mengeluarkan suaranya mengundang tanda tanya pada mereka yang mendengarnya berbeda dengan Zayn yang mengerti maksud dari perkataan Aziel.
"Setidaknya biarkan dia melihat dunia kita dalam beberapa bulan. Kau tahu bahkan dunia dia dengan kita itu sangat berbeda." Kata Zayn yang langsung mengerti arah tujuan Aziel dengan kata dunia mereka.
"Aku harap kau tidak membuat kesalahan dan aku tidak ingin mendengar kegagalan. Aku hanya ingin mendengar keberhasilan, aku harap kau memahami hal itu." Kata Aziel yang setelahnya berlalu pergi sebelum matanya melirik sebentar ke arah Theodoric yang sedang menatapnya juga, namun tatapan itu langsung diputus oleh Theodoric.
Ia langsung menundukkan kepalanya karena ia tidak punya keberanian menatap Aziel, ia sangat takut akan tatapan yang diberikan Aziel padanya membuatnya sedikit bergetar.