Saat ini keduanya sudah berada di kediaman mereka, mansion megah yang berada di tengah hutan. Tentunya orang yang dikatakan sebagai penyusup itu juga berada di sana atas perintah sang kakak, Aziel.
Oh, Aziel tidak jadi membunuhnya. Saat itu dia mengarahkan senjata apinya kenarah lain sehingga itu menjadi serangan tidak berarti walau pada akhirnya orang itu tidak sadarkan diri karena terkejut sekaligus ketakutan.
Aziel De Lansky merupakan anak pertama dari keturunan Kerajaan yang sudah punah. Kerajaan kegelapan yang tidak ada yang tahu apa namanya, lebih tepatnya sejarah dari Kerajaan itu telah ditutup rapat oleh para orang tua terdahulu. Hal itu membuat semua orang berpikir bahwa ada pelanggaran yang dilakukan oleh Kerajaan tersebut sampai tidak ada orang yang mengetahuinya bahkan keturunannya.
Ia juga berasal dari dunia yang sama dengan mereka yang berada di luar dunia manusia. Keuntungan baginya adalah tidak akan ada yang bisa mengincarnya bahkan menyentuhnya. Tidak ada yang bisa membunuhnya bahkan mereka diutus dari dunia lain yang memiliki kekuatan yang lebih besar darinya. Tidak akan pernah bisa karena ia mutlak.
Bahkan lebih mutlak dari si kembar dari kerajaan Greyland. Mereka adalah kekuatan itu sendiri. Namun, tidak ada yang bisa mengatakan bahwa mereka tidak bisa terbunuh.
Mereka bisa berakhir, kejayaan mereka bisa berakhir detik itu juga saat mereka menemukan sesuatu yang bisa membuat mereka benar-benar jatuh. Jatuh terlalu dalam sampai tidak tersisa bahkan keturunan mereka sekalipun karena pada dasarnya mereka merupakan keturunan terakhir dari Kerajaan yang terlupakan.
Mereka keturunan yang ditakuti oleh semua kaum, bahkan tidak ada yang berani mengusik mereka.
Bersama sang adik Zayn De Lansky kembarannya, ia hidup dengan orang-orang yang mereka ciptakan dalam artian mereka membuat keluarga sendiri. Salah satunya orang tua, mereka mencari orang yang benar-benar penuh kasih sayang. Walaupun demikian, mereka yang akan menjadi keluarga si kembar harus memiliki sisi kegelapan dimana mereka bisa menjaga diri mereka sendiri.
Mereka bukanlah sembarang orang yang dipilih si kembar untuk menjadi bagian keluarga mereka. Bahkan para pekerjanya bukanlah sembarang orang. Sampai beberapa tahun menjalani kehidupan, mereka berhasil menciptakan keluarga yang ditakuti oleh semua kaum. Bahkan seorang anak kecil yang mereka angkat menjadi sepupu mereka memiliki sisi kegelapan yang tidak kalah menakutkan.
Layaknya keluarga palsu, namun mereka bukanlah keluarga palsu.
Namun dibalik itu semua, hanya si kembar yang memiliki kekuatan atau perintah yang mutlak. Si kembar adaah kemutlakan itu sendiri.
-IBL-
"Darimana?" Tanya Aziel yang melihat seorang anak kecil baru saja memasuki mansion megahnya.
"Paman!" Girangnya berlari dengan kakinya yang kecil untuk menggapai sang paman.
BRUK!
"Sudah aku katakan berulang kali untuk tidak memanggilku paman." Kata Aziel dingin yang melangkah mundur hingga membuat anak malang itu jatuh tersungkur ke depan karena tidak berhasil meraih Aziel yang ada dihadapannya.
"Baiklah, baiklah, maafkan aku." Katanya yang langsung berdiri.
Ia tidak merintih kesakitan ataupun menangis, begitulah yang si kembar ajarkan kepada keluarganya dimana mereka tidak memandang umur. Semua diajarkan sama rata sesuai dengan ajaran mereka tanpa memandang usia.
Walaupun demikian, mereka saling berbagi kasih. Mereka memiliki sisi kemanusiaan yang bahkan orang yang dikatakan sebagai manusia tidak memilikinya. Tidak semua, hanya beberapa orang yang memiliki ikatan batin yang begitu erat serta saling menyayangi tanpa adanya perbedaan kasih yang diberikan.
"Kau belum menjawab pertanyaanku."
"Huh, aku bermain." Jawabnya cemberut karena Aziel tidak menyambutnya dengan baik.
Mendengar kata bermain dari mulut anak itu membuat Aziel mengerti maksud dari kata bermain dalam perkataannya.
"Berapa?"
"Tidak banyak, hanya dua."
Aziel tampak mengerutkan keningnya. "Tumben sedikit?"
Anak itu hanya mengangkat kedua bahunya tidak tahu. "Hanya mereka yang melakukan kesalahan."
Mendengar jawaban itu membuat Aziel menganggukkan kepalanya mengerti.
Biar bagaimanapun juga mereka masih punya sisi kemanusiaan.
Setelahnya Aziel merentangkan kedua tangannya membuat anak yang ada dihadapannya itu mengangkat satu alisnya bertanya-tanya maksud dari tingkah laku Aziel saat ini.
"Aku akan menyambutmu dengan benar." Katanya membuat anak itu kini memperlihatkan senyum manisnya dan langsung lompat ke dalam pelukan Aziel yang tentunya disambut hangat dengan Aziel.
"Darimana aja? Kenapa tidak pernah pulang lagi." Tanyanya memeluk erat tubuh Aziel menyalurkan rasa rindunya pada sang paman.
"Lihat siapa yang sedang bermanjaan sekarang." Perkataan Aziel itu mampu membuat anak itu mencebik tidak suka.
"Ck, paman bodoh! Selalu saja mengalihkan pembicaraan." Kesalnya.
"Jaga ucapanmu kids."
"Jigi icipinmi kid." Cibirnya mengulang apa yang dikatakan Aziel padanya barusan membuat Aziel mencubit pipi anak itu dengan gemas.
"Anak nakal."
"Ciptaan siapa dulu?" Tanyanya bangga sambil bersedekap dada menatap Aziel yang masih setia menggendongnya.
Aziel hanya memutar bola matanya malas mendengar jawaban anak kecil yang sialnya telah menjadi cetakan sempurna diantara anak-anak lain yang telah gagal dalam seleksi pemilihan keluarga saat itu.
Anak itu tampak mengedarkan pandangannya seakan mencari sesuatu.
"Dimana Zayn?"
"Kau memanggilnya dengan nama, sementara aku kau panggil dengan paman?"
Kini anak itu yang memutar bola matanya malas, terlalu malas akan keluhan Aziel yang satu itu.
"Paman tahu kan kalau Zayn sama paman itu berbeda?" Katanya menatap serius Aziel.
"Ck. Tidak perlu kau jelaskan aku sudah mengerti. Zayn ada pekerjaan yang harus ia kerjakan."
"Tumben sekali Zayn membawa pulang pekerjaannya." Katanya sedikit aneh karena ini pertama kalinya ia mendapati salah satu dari pamannya itu membawa pulang pekerjaannya.
Aziel hanya mengendikkan bahunya tidak mau membuat anak itu bertanya semakin jauh.
"Bau apa ini?" Kata Aziel seketika saat mencium aroma tidak sedap dan ia mengendus tubuh anak yang ada dalam gendongannya dan ternyata dugaannya benar bahwa aroma tidak sedap itu berasal dari tubuh anak yang ada dalam gendongannya.
"Kau bau." Kata Aziel.
"Ish! Aku baru saja bermain jika paman lupa!" Katanya kesal.
Apakah tidak bisa sekali saja pamannya itu bersikap manis padanya?
"Terserah." Katanya menurunkan tubuh anak itu. "Pergilah dan bersihkan tubuhmu, itu benar-benar bau." Katanya lagi.
"Akan aku adukan pada Mommy!" Katanya menyentakkan kakinya dan berlalu dari sana.
Pamannya itu sungguh menjengkelkan.
Sementara Aziel hanya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum yang begitu tipis sampai tidak dapat terlihat saat melihat keponakannya itu pergi begitu saja.
Dia Max Jervanos, keponakan dari si kembar yang telah lolos dari seleksi yang mereka buat. Max sendiri memiliki kepribadian yang unik dimana tidak seorangpun yang dapat menebaknya.
Usianya juga masih teramat muda, sekita 5 tahun dan dia sudah bersikap layaknya orang dewasa. Oh, dia juga seseorang yang berdarah dingin terhadap orang-orang yang berani menyakiti keluarganya bahkan ia akan menjadi psikopat untukmu jika kau melakukan kesalahan.
Walaupun begitu, ia tidak pernah kehilangan masa bahagianya saat bersama keluarga yang memang telah diciptakan oleh orang yang ia anggap sebagai penyelamat hidupnya saat dunia menolak keberadaannya.
Tidaklah sulit bagi mereka yang menjalani kehidupan yang bisa dikatakan keluarga palsu karena pada dasarnya mereka sangat bahagia dapat bergabung dalam keluarga palsu yang tidak bisa dikatakan palsu itu.