Faisal bergegas turun dari pembaringan berjalankearah kamar mandi, sebentar ia mandi lalu berpakaian kemudian menemui Maryati.
"Bibi, saya ingin kekota." pamit Faisal kepada Maryati.
"Apakah kau memerlukan sesuatu Faisal...? kalau ada yang kamu perlukan suruh saja pak Amir untuk membelinya."
"Tak perlu Bi, biar aku saja yang kesana sndiri..."
"Baik, Hati-hati..."
"iya Bi...!"
Faisal berjalan kearah garasi mobil, didapatinya Pak amir tengah membersihkan mobil,
"Pak, saya akan memakai mobil..."
Lelaki setengah tua itu mengangguk hormat lalu Faisal segera naik kemobil itu dan beranjak pergi meninggalkan garasi...
Mobil Toyota corolla itu memasuki perkampungan Ratih, tepat didekat pondok Ratih, mobil itu berhenti, Faisal segera turun dan disambut oleh ibunya Ratih.
"Permisi Bu, Ratih ada...?"
"Ada, masuklah nak Faisal, Ratih sedang ada di kebun belakang, sebentar ibu panggilkan, ayo masuklah dulu" Ibunya Ratih cepat-cepat berjalan kerah kebun belakang.
Faisal duduk dikursi bambu dengan perasaan Dag Dig dug menunggu kemunculan Ratih, tak lama kemudian Ratih muncul dengan pakaian dan kebaya kampung,
"Oh mas Faisal sudah lama menunggu...?"
"Belum.."
Ratih lalu duduk berhadapan dengan Faisal.
"Disore yang cerah ini, aku ingin mengajakmu jalan-jalan, kamu mau kan..?"
"Jalan-jalan kemana Mas..?"
"kekota.."
"Tapi ratih malu Mas.."
"Malu sama siapa..?"
"Malu sama Mas Faisal, apa pantas Ratih pergi sama Mas..?"
"Jangan pikirkan itu. Aku mengajakmu pergi karna aku suka padamu. ayolah Ratih.."
"Sebentar ya Mas..."
Faisal mengangguk, lalu Ratih masuk keruan dalam, Faisal duduk menunggu dengan perasaan tak sabar lagi. Tak lama kemudian Ratih keluar dengan mengenakan rok yang sederhana sekali modelnya, Faisal melihatnya dengan cermat, Ya Tuhan.... dalam hati Faisal.
Faisal seperti tertegun melihat Ratih mengenakan rok, Paha gadis itu putih sehalus sutra, Bayangkan.! paha yang selalu terbungkus kain kebaya. Ratih sedikit malu mengenakan rok itu karna Faisal tak henti-hentinya memandang Paha yang mulus dan tumitnya yang indah. Kini yang berdiri didepan Faisal bukan Ratih sigadis desa tapi seorang gadia cantik yang penuh pesona. Faisal semakin dimabuk cinta...
"Cantik sekali kamu Ratih..." puji Faisal.
Ibu Ratih tersenyum memandang perubahan pada putrinya,
"Sepulang jalan-jalan nanti kamu akan saya ajak menemui paman Marwoto," kata Faisal kepada Ratih.
"ah, Aku takut Mas..."
"Percayalah padaku kau akan kukenalkan pada seluruh keluarga Paman Marwoto, dan akan kukatakan kau adalah caln istriku..."
Ratih tertunduk lalu gadis itu menatap ibunya, lalu keduanya saling berpelukan.
"Nak Faisal patut dipercaya Ratih..." kata ibu ratih kepada anaknya.
"Ibu..."
Ratih jadi resah bercampur senang,
"Saya mohon pamit Bu, nanti malam Ratih akan saya ajak kerumah kami." kata Faisal yang berpamitan keada Ibunyabl Ratih,
"Silahkan saja nak Faisal..."
"Permisi Bu..." kata Faisal dengan sangat sopan kepada ibunya Ratih
Faisal berjalan keluar bersama Ratih, Sementara Ibunya Ratih hanya memandang kepergian anak gadisnya dengan tersenyum bahagia....
Faisal mengajak Ratih memutari kota kecil itu dengan mobilnya, Baru kali ini Ratih merasakan enaknya naik mobil mewah, Sedangkan Faisal tidak henti-hentinya memndang Ratih sambil mengendarai mobilnya...
Kemudian Faisal mengajak Ratih singgah ditoko pakaian, Faisal membelikan beberapa rok dan gaun yang bagus-bagus untuk Ratih, Faisal juga membelikan sepasang sepatu untuk Ratih, Ratih begitu bahagia dan senang.
Dari toko pakaian, Faisal mengajak Ratih makan direstoran. rupanya banyak lelaki yang ada disitu terpesona memandang kecantikan Ratih, Faisal jadi bangga walau ada sedikit rasa cemburu....
Setelah mereka makan direstoran, mereka singgah dulu ditaman remaja, Ditempat itu banyak muda mudi yang sedang berpacaran, dengan sengaja Faisal menghentikan mobilnya ditempat yang sepi dan remang-remang.
"Ratih, Panggil Faisal lembut sambil memegangi jari-jari Ratih, jemari itu dirmas manja oleh Faisal.
"Ya..." Sahut Ratih agak gemetar.
"Aku benar-benar jatuh cinta kepadamu Ratih..."Lanjut Faisal berkata dengan mesra sambil mendekatkan wajahnya kepipi Ratih.
Ratih bergerak menjauhkan wajahnya dari hembusan nafas Faisal, ia benar-benar panas dingin.
"Kamu tidak menolaknya kan.?"
"Mas Faisal pikirkan dulu masak-masak, aku hanya gadis miskin yang bodoh..."
"Jangan bicara begitu, bisik Faisal yang mendekatkan lagi bibirnya ketelinga Ratih. sedangkan tanganya mulai meraba-raba p*ha gadis itu.
"Aku mencintaimu tanpa memikirkan kamu miskin atau kaya Ratih..."
Merinding sekujur tubuh Ratih betapa tidak.? selama. hidupnya belum pernah ada lelaki yang berani meraba-raba dan meremas-remas p*hanya, Ratih lalu mendesah.
" Jangan begitu ah, Mas..." Desah Ratih.
"Gak apa-apa Ratih, aku ingin sekali menyayangmu, menc*ummu. Kata Faisal makin mesra, lalu ia memegang dagu gadis itu megusap-usapnya dengan halus dan mesra.
Ratih terunduk Faisal makin agresif, diangkatnya Dagu gadis itu lalu menc*um lembut bibir Ratih, Ratih gemetar seperti terkena hipnotis.
Dia pasrah ketika Faisal menc*um dan
melum*t bibirnya dengan lembut.
Ratih seperti terbang ke awang-awang, lalu ia merasakan ada remasan n*kmat didadanya. Ratih mendesah dan begetar, namun gerakan itu membuat Faisal semakin nakal. i terus meraba Ratih sampai bagian bawah... dan memainkan tangannya....
Ratih mendes*h dan ada perasaan yang lain, sebab semua itu baru pertama kali dirasakannya.
"Jangan Mas, sambil memegangi tangan Faisal yang nekat mau menyusup ke celana dal*m Ratih.
Faisal menghentikan kenakalan tangannya tapi jemarinya sempat menyentuh bagian yang itu...
"Maaf, aku terlalu gampang dikuasai n*fsu." kata Faisal menarik tangannya
"Disini bukan tempatnya Mas.." Kta Ratih dengan nafas terengah-engah.
"Ya, disini memang bukan tempatnya." sahut Faisal membenarkan perkataan Ratih, lalu ia melanjutkan perkataannya.
"Barangkali kita bisa mencari hotel yang tenang dan nyaman..."
"Mas Faisal ingin secepat Itu.?"
"Ya, karna aku terlalu mencintaimu Ratih,"
"Tapi sebaiknya setelah kita resmi menikah saja Mas."
Faisal menarik nafas berat, dia mulai sadar kalau keinginannya itu terlalu tergesa-gesa.
"Kamu betul Ratih.."
"Kalau begitu kita pulang saja yuk.!" ajak Ratih.
"Ayo..."
Ratih segera membetulkan Roknya yang tersingkap keatas akibat ulah Faisal. Dan Faisal hanya menelan ludahnya yang terasa hambar, lalu ia menjalankan mobilnya dan meninggalkan tempat itu....
******