Mbok Sarimah lalu memberi dalam hormat kepada tamu itu, karna tamu yang datang itu sangat terhormat bagi taraf hidup mbok Sarimah, tapi sambutan Mbok sarimah yang ditunjjukan pada tamu itu, dibalas hanya dengan senyum sinis.
"Anugrah apa yang akan diberikan tuhan kepada kami juragan ndoro putri sudi datang kepondok kami " kata Mbok Sarimah membungkuk hormat.
"Aku datang kesini untuk mengatakan kepada kalian agar jangan coba-coba membujuk Faisal...!" ketus Maryati yang sangat menyakitkan lebih-lebih bagi rakyat miskin seperti kelurga Mbok Sarimah.
"juragan putri... sungguh mati kami tidak pernah membujuk Nak Faisal..." kata Mbok Sarimah lagi yang tetap memberi hormat kepada Maryati istri dari Marwoto pamanya Faisal.
"Lalu kenapa sampai demikian jauh hubungan Faisal dan Ratih apa itu kau tak mendukungnya.?"
Mbo Sarimah hanya terdiam lantaran takut kepada Maryati yang adalah orang terhormat dan terkaya didesa itu. lalu Maryati kembali berkata.
"Dan juga, mantra dukun yang kau gunakan itu sangat hebat, sehingga Faisal bisa mencintai Ratih sedemikian rupa, mbok kamu harus bisalah memandang kami, apalah artinya Ratih bagi Faisal, beribu-ribu gadis cantik di jakarta tak kurang, merek terpelajar dan dari kalangan anak-anak orang kaya.
Kata-kaya yang Maryati lontarkan kepada mbok Sarimah dan Ratih, dirasakan oleh mereka begitu pedih. bagai diserat sembilu yang menyayat hati. Kelopak mata Ratih terasa hanagat. namun gadis itu berusaha menahan kesedihannya itu dengan mengigit bibirnya yang bawah.
"Juragan putri kami orang-orang bodoh juga miskin, tapi sedikitpun kami tidak mempunyai hati yang buruk, dan bermaksu serakah, Den Faisal datang kesini dengan kerendahan hatinya... jika kami berbohong, sungguh kami rela mati dikutuk tuhan." Kata mbok Sarimah membel diri.
Karna diselimuti kebencian terhadap Ratih, Maryati tidak mengindahkan kata-kata Mbok Sarimah. ia lalu berkata.
"Mana ada pencuri yang mengaku. intinya kami disini sekeluarga tak menghendaki dan merestui Faisal berhubungan denga Ratih, aku berharap kau bisa mengambil tindakan apapun agar Ratih bisa kau larang berhubungan dengan Faisal.
"Ya juragan putri..." jawab mbok Sarimah.
Dengan kasar dan tingkah laku yang memuakkan, bibi Maryati berdiri lalu pergi meninggalkan pondok Ratih, Bibi Maryati sering memercikkan ludah sebagai tanda hina dan jijik.
Betapa pedihnya hati Ratih juga mbok Sarimah, hinaan itu seperti mencambuk punggung mereka dengan kejam. tapi apalah yang mereka bisa lakukan. orang miskin dan bodoh seperti Mbok Sarimah adalah rakyat jelatah, sebagai janda, kepada siapa ia akan mengadu, segala yang kini ia rasakan hanyalah ia pikul dipundaknya sendiri
Ratih lalu memeluk ibunya.
"Bu, betapa terhinanya kita.."
"Tabahkan hatimu Ratih, ibu percaya pada Faisal, dia seorang laki-laki yang dapat kau harapkan. cintanya padamu sangat tulus, dan anggaplah semua ini sebagai ujian cintamu.
"ibu.." keluh Ratih sedih.
Mbok Sarimah lalu melanjutkan perkataannya.
"Sayang, ayahmu telah lama meninggal, jika dia masih hidup, tentunya kau akan dapat banyak pendidikan dan bimbingan serta nasehat-nasehat berharga sebagai bekal hidupmu nak."
Perempuan tua itu lalu membelai rambut anaknya dengan penuh kasih sayang, matanya pun terasa hangat oleh air mata. dengan suaranya yang paruh itu Mbok Sarimah melanjutkan kata-katanya.
"Hanya satu pesan ibu.... pertahankanlah hubunganmu dengan Faisal, dengan cara jangan mencolok. sebab kita ini orang miskin yang bodoh, satu-satunya harta yang paling berhrga bagi dirimu adalah kesucianmu. dan jika kau menjaga kesucian dirimu. kapanpun orang akan tetap menyayangimu" kata Mbok Sarimah sambil menghapus airmatanya.
Pedih hati Ratih begitu mendengar tentang kesucian diri...
Betapa tidak.? sebab kesuciannya telah direnggut oleh Faisal dia sudah bukan perawan lagi seperti yang di harapkan ibunya dan itu tidak mungkin diceritakan kepada ibunya.
Sakit rasanya, hati Ratih, namun ia berusaha untuk tidak menampakkannya terhadap ibunya. biarlah rasa sakit itu ia tanggung sendiri . dan ia yakin Faisal akan bertanggung jawab kepadanya dan tak akan mengingkari janji-janji yang di ucapakannya terhadap Ratih,,,,
Melihat Ratih hanya terdiam, Mbok Sarimah lalu berkata kembali.
"Sedangkan Faisal adalah keluarga orang kaya. saudaranya yang melarangmu bergaul dengan Faisal, mereka sangat berpengaruh didesa ini. Walaupun Faisal pribadinya rendah diri tapi tetap saja dia dari golongan terhormat."
Ratih hanya meteskan air mata mendengarkan kata-kata ibunya. lalu Mbok Sarimah melanjutkan lagi kata-katanya yang sempat terhenti.
"Ratih, bertakwalah selalu kepada tuhan, karna dialah yang menentukan jalan hidup semua mahkluknya termaksudk kamu dan Faisal, Faisal adalah seorang pemuda baik, ibu percaya cintanya padamu itu suci...."
Ratih lalu menghapus air matanya baru kemudian menjawab ibunya.
"Ratih akan menuruti apa kata ibu..."
"Bagus nak,,, walaupun kita orang miskin yang bodoh, tapi kita tetap harus punya harga diri. ibu harap kau benar-benar menjaga kesucianmu sampai waktu yang ditentukan untuk melepasnya tiba, ya saat malam pengantinmu dengan Faisal kelak Ratih..."
Lagi-lagi hati ratih bagai tersambar petir mendengar harapan ibunya,,, namun ia tak bisa berbuat apa-apa lagi, ia telah terbuai dan merelakan kesuciannya direnggut oleh laki-laki yang sangat ia cintai. laki-laki yang memberinya sebuah harapan dan janji-janji yang membuat Ratih rela merelakan kesuciannya itu.
Mbok Sarimah yang melihat Ratih hanya berdiri bengong. lalu bertanya kepada Ratih dengan lembut.
"Ada apa Ratih...? kepana kau terdiam.?
"Tidak bu,,, Ratih hanya mengingat Mas Faisal,,, Ratih merasa sangat rindu sama Mas Faisal...
"Sabarlah Ratih,,, berdoalah kepada yang maha kuasa, agar penantianmu membuahkan hasil yang kamu impikan.
"Baiklah Bu..." kata Ratih.
Mbok sarimah lalu membimbing Anaknya masuk kerumh dan menyuruh anaknya masuk kedalam kamarnya.
"Istirahatlah Nak, ibu lihat kamu sedikit lelah, ditambah lagi kedatangan Bibi Faisal pasti membuatmu sangat tidak nyaman."
"Ya... bu,,, Ratih akan istirahat sejenak."
Setelah mbok Sarimah meninggalkan Ratih, Ratih lalu berkata pada dirinya sendiri.
"Ohh,,, Mas Faisal,,, kapan kau akan datang, aku sangat merindukanmu, sangat ingin bertemu denganmu... kata Ratih sambil meneteskan air mata, lalu kemudin ia telelap dalam tangisnya.
******