Chereads / CINTA SUCI GADIS DESA / Chapter 9 - Bab 9 : Tragedi Berdarah

Chapter 9 - Bab 9 : Tragedi Berdarah

Semua berjalan dengan recana Amir. dengan menyewa tukang pukul dari kota.

Ditengah malam yang kelam, rembulan yang tak muncul, awan hitam menyelimuti langit, burung hantu berkicau membuat bulu kuduk merinding, isyarat bagi orang-orang kuno pertanda akan terjadi hal yang tidak iinginkan.

Mbok Sarimah masih belum tidur. ia duduk dikursih sambil mengunyah sirih, tiba-tiba dari arah belakang, ia dikegetkan oleh muncul tiga orang yang mukanya tertutup oleh kain sarung, mereka masuk dengan mendongkel pintu belakang, dan dua orang berkerudung sarung masuk kedalam kamar Ratih, mbok Sarimah berteriak.

"Maling....!!"

Namun balok besar dipukul keras kearah kepalanya, perempuan tua itu sekaligus jatuh ketanah, dan tidak berkutik lagi, hanya saja pada hembusan nafas terahirnya, ia sempat berdoa kepad Tuhan atas keselamatan putrinya

Sementra dikamar Ratih,terjadi kegaduhan. Ratih meronta-ronta ketika dia tahu akan diculik, apa daya mulutnya diikat dengan handuk yang membuat teriakannya jadi terbungkam, ketiga penculik itu segera kabur dari rumah Mbok Sarimah, Wanita tua yang malang ini telah meninggal dengan darah mengalir dari mulut dan kepalanya...

Malam itu adalah awal penderitaan Ratih, walau dia meronta-ronta dalam gendongan penculik itu, namun ia tak berdaya. Sebuah mobil jep telah menanti di ujung desa, Ratih yang malang dinaikkan keatas mobil dan dibawa kabur dari tempat itu pada tengah malam yang sepi dan menakutkan.

Pada keesokan harinnya desa jadi kaget mendengar Mbok Saeimah meninggal sunia dengan mengerikan. siapaun tak tahu apa yang telah terjadi kecuali Amir dan Maryati, Kesedihan yang melanda penduduk desa atas meninggalnya mbok Sarimah, Amir ada diantara mereka dan berpura-pura turut berduka cita atas kemalangan nasib mbok Sarimah,

Sampai Mbok Sarimah di makamkan Amir turut serta namun hanya Tuhan yang tahu apa yang telah ia lakukan.

Ratih terbangun keesokan harinya dengan perasaan tak enak, kepalanya sedikit pusing. untuk beberapa saat ia berpikir bahwa apa yang telah terjdi pada dirinya. matanya yang lesu menatap seputar ruangan dimana baginya terasa asing. bibirnya terasa kering dan ludahnya terasa pahit.

Ratih bangkit dari tidurnya, terasa amat lelah, dia tidak tau dimana dirinya berada. pastinya disini bukan tempatnya, disebuah pembaringan beralaskan kain putih dengan kembang-kembang hijau dan kuning, dinding tembok yang berdirih kokoh mengurunginya bercat kuning gading.

"Oh tuhan.... apa yang terjadi.? ibu.! dimana aku. ibu..!" teriaknya keras, suaranya terdengar lantang didalam kamar yang lengang itu. Pintu kamar mendadak terbuka, Ratih melihat wajah seorang lelaki yang belum pernah dikenalnya, usianya terlihat 40 tahun. wajahnya sangat dingin dan tak acuh membuat Ratih terkejut.

"Tenang, tenanglah kau disini nona manis.."

"Oh.. siapa kau dan dimana aku.?" Ratih memandang penuh curiga orang itu. tentunya orang itu yang telah membanya ketempat tersebut

"Apa maksudmu membawaku kemari.?" Tanya Ratih pada orang itu, namun jawaban lelaki itu hanya tersenyum rahasia. lalu menutup kembali pintu kamar, lalu berjalan mendekati Ratih, bergisik perasaan Ratih.

"Jangan sentuh aku." tandas Ratih.

"Detik ini aku bebas melakukan apa saja atasmu.!" kata lelaki itu dengan dingin...

"Tidak...!" Teriak Ratih.

"Aki telah diberi kuasa atas dirimu."

"Oleh siapa.?"

"Faisal..."

"Faisal.?"

Ratih jadi bengong mendengar nama itu, untuk beberapa saat ia berfikir, mungkinkah Faisal sekejam itu.? Tidak, Faisal mencintainya, Mata Ratih menatap lelaki dihadapannya dengan sinis...

"Bohong..Faisal tak akan berlaku sekejam ini. sekarang apa yang kau inginkan dariku.?"

"Menikmati tubuhmu yang indah dan mulus sayang kamu pasti masih perawan..."

"Gila kau, jangan lakukan itu padaku."

"Tidak akan ada jawaban tidak. ini sudah merupakan perintah Faisal, agar keper*wananmu harus ku renggut.."

"Tidak,,, itu tidak mungkin..."

Setelah lelaki itu berkata bahwa ia deperintahkan oleh Faisal. Ratih sudah tahu bahwa lelaki itu berbohog. karna Faisal tahu bahwa Ratih dudah tidak per*wan lagi, bahkan Faisal sendiri yang merenggutnya, jadi mana mungkin Faisal menyuruh lelaki itu untuk merenggut keper*wanannya.

Lelaki itu mencoba meraih pundak Ratih. namun gadis itu berusaha mengelak sehingga gagal. semakin tambah keras perlakuan lelaki itu, dengan kasar tubuh Ratih berusaha untuk dipeluknya.

Ratih meronta meski telah berada dalam pelukan lelaki itu, sehingga dengan mudahnya telah membaringkan tubuh Ratih yang indah kepembaringan. dengan segenap sisa tenaga yang ada Ratih berusaha meronta, namun lelaki itu semakin gila menyerang Ratih.. bagai orang yang sedang kemasukan iblis durjana.

Pertarungan di atas pembaringa itu sangat seru, Tangan Ratih yang berkuku panjang, sempat merobek kulit muka lelaki itu, dan apa yang terjadi selanjutnya. lelaki itu mengerang kesakitan karna merasakan pedih pada wajahnya. lalu kedua telapak tangan lelaki itu mendekap erat pada wajah yangbtelah dialiri darah, kemudian menatap mengerikan kearah Ratih.

Mata lelaki itu benar-benar bagaibmata setan, giginya mengeletuk menahan perasaan yang mau meledak, Ratih menjadi tambah takut dan semakin takut, melihat wajah lelaki itu yang tambah menakutkan. lelaki itu melangkah maju. Ratih yang semakin ditekan rasa takut tetap berusaha menghindarkan diri dari pelukan iblis lelaki itu, Ratih merebet kedingding samping, namun lelaki itu tetap saja mengikuti langkah-langkah Ratih, sehingga Ratih pada posisi terjepit diantara sebuah meja.

Lelaki itu menyerang Ratih. dan kali ini lelaki itu tidak setolol tadi. wajahnya ia serundukkan keleher Ratih sehingga Ratih tak dapat lagi menyeerang wajah lelaki itu dengan cakar-cakaran kukunya. Walu Ratih merasa nafasnya mau putus dan dadanya sesak, dia berusaha untuk melawan lelaki itu agar tidak memperk*sanya.

"Aow....!" Teriak Ratih keras, ketika lelaki itu berhasil merobek pakaian Ratih dibagian dada. sehingga dada Ratih terlihat oleh lelaki itu, yang membuatnya semakin menantang.

Ratih tambah tak dapat berkutik. tubuhnya terjepit antara meja dan mesin jahit. Bersamaan dengan pakaian Ratih dilucuti secara paksa tanganya menyambar gunting diatas mesin jahit secepat kilat detik itu juga terdengar suara teriakan kesakitan nyaring...

"aaaa..."

Tubuh lelaki itu terhuyung-huyung kebelakang, dengan kedua tanganya berusaha mencabut gunting yang menancap dipunggungnya. Ratih yang melihat kejadian itu tambah ngeri, ia bersandar ditembok sambil mengigit jari tangannya. kedua kakinya gemetar, lelaki itu akhirnya jatuh kelantai mermandikan darahnya

Ratih jadi mendekap wajahnya, dia lalu menangis. seluruh persendian gulangnya seperti tak ada daya lagi, karna dia merasa telah menjadi pembunuh. seorang pembunuh. Oh tuhan..!. Pintu itu secara mendadak didobrak dan muncul beberapa orang diambang pintu itu dengan perasaan terkejut.

"Apa yang telah terjadi...?". salah satu dintara orang yang datang bertanya.

"Dia.. dia... dia... ingin memperk*saku." jawab Ratih dengan tersendak-sendak.

"Siapa kau..?"

"Aku gadis desa..."

"Kenapa kau bisa kemari.?"

"Aku diculik oleh tiga orang ditengah malam. aku sendiri tak tahu dimana aku ini." desa Ratih sambil menangis..

"Sebaiknya kita melapor kepolisi, yang berwajib akans egera memeriksa perkara pembunuhan ini..."

Ratih tak dapat berkata dia hanya menelan ludah, matanya hadi lesu tak bereaksi, sementara air matanya menetes lebih deras.

"Ayo kita kekantor polisi." ajak orang diantara mereka setelah memakaian kain penutup kepada tubuh Ratih. Ratih tak dapat berbuat apa-apa, Akhirnya ia hanya dapat menurut tanpa banyak alasan. para tetangga yangbtelah tau kejadian semakin ramai berdatangan.

Ratih dengan naik becak dan didamping oleh salah satu lelaki yang datang tadi, menuju kekantor polisi, dia Ratih akan mempertanggung jawbkan perbutanya jadi pembunuh, tapi untuk membela dirinya dan kehormatannya...

******