Chereads / CINTA SUCI GADIS DESA / Chapter 8 - Bab 8 : Rencana dan perselingkuhan

Chapter 8 - Bab 8 : Rencana dan perselingkuhan

Dengan perasaan gemas, Maryati menemui sopir pribadinya.

"Amir...! sini...!" panggil Bibi Maryati kepada sopir pribadinya

"Ya ada apa.?"

"Bagaimana keadaan Marwoto.? ada perubahan.?"

"Lambat laun dia akan sekarat dengan pengaruh obat yang dituakan kedalam kopinya sedikit tiap hari."

"Bagus Sayang...!" kata Maryati yang Ternyata ada main dengan sopir pribadinya.

Di rumah disudut garasi mereka berbicara berdua secara rahasia.

"Amir..  rencana kita bisa celaka.!"

"Kenapa.?"

"Sebaiknya kita pura-pura kekota, ditempat itu kita bisa merencanakan persoalan itu,

"Baik..." jawab Amir...

Bibi Maryati masuk kekamarnya berdandan sebentar, lalu keluar sambil menjinjing tas dan menemui pembantu rumah tangga Mbok Inem.

"Aku mau belanja kekota, jika tuan besar pulang, dan bertanya, katakan aku pergi belanja.."

"Baik nyonya besar..."

"Aku pergi dulu Mbok."

Bibi Maryati lalu berjalan menuju garasi, Amir yang sudah siap dengan servisnya, membawa tuannya terkasih.

meraka menuju kesuatu villa dikota yang adalah milik Paman Marwoto. tujuan mereka ke villa itu adalah untuk memecahkan persoalan Faisal disamping melepaskan kenistaan terkutuk.

Mereka telah sampai divill itu, lalu Maryati dan Amir segera masuk villa dan berbaring dipembaringan.

"Ada yang perlu kita rencanakan lagi sayang.?" Rayuan gombal Amir mengelitik hati perempuan nista itu.

"Aku tak menghendaki Faisal kawin dengan Ratih..."

"Kenapa.?"

"Aku menghendaki Santy yang kawin dengan Faisal.

"Maksudmu bagaimana Sayang...?"

Maryati menghela nafas lalu menjawab pertanyaan Amir.

"Tau kah kau bahwa kekayaan Ayah Faisal bisa sampai tujuh turunan, aku tak menghendaki kekayaan itu jatuh ketangan orang lain,"

"itu memang tujuan kita, lalu apa rencanamu berikutnya.?"

"paling tidak kau harus dapat mengagalkan rencana gila ini, seminggu lagi Faisal kan melamar Ratih, dan mereka akan bertunangan kau bisa baca surat ini.

Ternyata beberapa hari yang lalu orang tua Faisal mengirim surat kepada Marwoto dan mengutarakan niat mereka untuk melamar Ratih, namun surat itu tidak sampai ketangan Marwoto justru disembunyikan oleh Maryati si wanita nisata itu.

Bibi Maryati menyerahkan surat itu kepada Amir yang lebih muda lima tahun dari bibi Maryati, lalu mengupas isi surat itu. dan bibi Maryati bertanya.

"apa akalmu.?"

gampang aku punya rencana yang bagus. serahkan saja masalah ini kepdaku.

"Baiklah, jangan sampai gagal Amir..."

"Tentu saja..."

Maryati lalu memeluk Amir, Amir pun membalas. lalu keduanya saling berc*uman mesra dan hangat. lalu Bibi Maryati melepaskan pakaian Amir, Amir hanya diam saja. betapa kagumnya Maryati melihat Tubuh Amir yang lebih bagius dari tubuh suaminya.

Amir juga tidak tinggal diam, ia juga melepaskan pakaian Maryati, Amir kagum dengan tubuh majikannya ini. walaupun usianya sudah 40 tahun, tapi badanya masih mulus dan padat. makanya Amir seringkali merindukan tubuh Maryati itu, dan mau diajak selingkuh oleh Maryati yang usianya lebih tua 5 tahun dari pada Amir.

Begitu juga dengan Maryati, ia selalu merindukan dan ketagihan dengan keluar biasaan permaina dari Amir.

Walaupun usia bibi Maryati sudah 40 tahun. tapi ia tetap sangat membutuhkan nafka batin. sedangkan suaminya terus saja sibuk dengan pekerjaannya, terlebih lagi suaminya tak dapat memberikan ken*kmatan seperti yang ia dapatakan dari sopir pribadinya itu

Bibi maryati dan Amir, melakukan perbuatan terkutuk itu divilla. mereka memang sering melakukannya ketika ada kesempatan. baik itu dirumah maupun dikamar tidur Mryati ketika suminya sedang berangkat bekerja.

Setelah mereka lelah, mereka menghentikan perbuatan nista mereka, dan berbaring. bibi Maryati sangat kelelaha karna kali ini Amir benar-benar liar terhadapnya. namun ia sangat menyukainya...

"Amir.."

"Ya. ada apa sayang.?"

"kelak jika suamiku sudah sekarat apa yang akan kita lalukan."

"apa maksumu.? tanya Amir bingung.

"Selama ini kita menggunakan uang dari Marwoto. tapi jika Marwoto sekarat dan tak dapat bekerja lagi, lalu kemudin dia meninggal. dari mana kita akan mendapatkan uang lagi...?"

Amir lalu bangun dan duduk disamping bibi Maryati.

"Sayang..."

"hemm,," jawab Bibi Maryati.

"bukankah kamu akan menikahkan Santy dan Faisal.?"

"Lalu...?"

"kau bilang Harta Ayah Faisal tidak habis tujuh turunan... bukankah jika Sinta menikah dengan Faisal kita juga dapat menikmtinya kelak.?"

"benar juga apa yang kau katakan. kau memang pria pintar,"

"Terlebih lagi, jika Tuan besar sudah tidak ada, biarkan saja aku yang mengurus semua aset miliknya."

"Baiklah... Amir..!"

Mereka lalu berpeukan dan bahagia atas apa yang telah mereka rencanakan. malam pun tiba.

"mari kita pulang dan menjalankan rencana kita." ajak Bibi Maryati.

"baiklah.."

Mereka lalu memakai pakaian mereka, dan segera meninggalkan villa itu, tidak lupa mereka singgah sebentar untuk berbelanja agar alasan yang ia berikan kepada suaminya sangat jelas dan tidak daat dicuriagai.

Setelah sampai dirumaha Bibi Maryati disambut oleh suaminya yang sudah menunggunya sejak tadi.

"kenapa pulangnya larut sekali Ma.?" tanya Marwoto.

"Tadi mama belanja keperluan dulu Pa."

"ohh, ya sudah mari kita istrirahat."

"baiklah pa."

Setelah sampai dikamar Bibi maryati hendak tidur namun Paman Marwoto tiba-tiba menindihnya...

"Apa yang kau lakukan Pa.?"

"Ma, sudah lama sekali aku tidak menafkahimu, meskipun papa sudah tidak tahan lama lagi, setidaknya papa akan berusaha memenuhi kewajiban papa sebagai seorang suami."

Maryati sedikit risih dengan tindakan suaminya, namun karna takut ia ketahuan, ia hanya membiarkan suaminya mencembu tubuhnya. namun tak beberapa lama, paman Marwoto sudah selesai tapi Bibi Maryati belum merasakan apa-apa, lalu bibi maryati bangun dan hendak meninggalkan Marwoto.

"Mau kemana ma.?"

"aku kepengen bersantai diluar, papa tidur saja duluan."

"baik..." jawab Paman Marwoto yang memang sudah lelah.

Bibi maryati yang sangat kesal karna tak terpuaskan oleh suaminya lalu mengendap-endap masuk kekamar Amir,,,

"Amir..."

"Ada apa... kenapa kau kesini. ini sangat berbahaya bagi kita. kalau-kalau Tuan besar mendapati kita." kata Amir yang sedikit ketakutan dengan kenekatan Maryati.

"tenang saja dia sudah tertidur pulas..."

Amir lalu bangun dan duduk disusul Maryati,

"lalu ada apa kau kemari.?"

"aku merindukanmu...!"

"bukankah tadi kita sudah bersama sepanjang hari.?"

"iya tapi sekarang aku benar-benar membutuhkanmu."

"apa itu.? katakanlah sayang...!"

"ahh,,, pria tua brengsek itu telah membangunkan hasr*tku, tapi belum juga aku merasa puas dia telah selesai... jadi tolong Amir..."

"oohh..  baiklah.

Mereka melakukan perbuatan nista itu lagi dikamar amir,,, Bibi Maryati benar-benar telah dikuasai oleh n*fsunya... begitupun Amir... ia merasa bahwa kucing mana yang ditawari ikan tidak mau...

******