Chereads / Legenda Kutukan Rui [INDO) / Prolog : Matahari & Bulan

Legenda Kutukan Rui [INDO)

YuuSa
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 44.9k
    Views
Synopsis

Prolog : Matahari & Bulan

"Cahaya terang yang kutemukan telah menjeratku kedalam bayangan"

"Kita pun terhubung lewat kegelapan"

...

Pada awal penciptaan alam semesta, kaisar langit telah membagi semua tempat untuk para dewa seperti tempat beradanya para bintang-bintang yang memiliki tempat untuk menjadi prajurit penjaga langit malam, namun ada hal yang tak kunjung selesai.

Konflik antara dewa matahari Yang Ruiyi dan dewi bulan Changyi.

Dewi bulan tak pernah suka dengan tempatnya di malam hari. Ia selalu mengeluh kepada kaisar langit jika ia tidak memberikan keputusan yang adil untuknya dan mengambil jalan berperang dengan dewa matahari untuk merebut tempatnya di pagi hari yang cerah.

Kaisar langit pun memberikan keadilan. Ia memberikan masing-masing satu permata giok untuk dewa matahari dan dewi bulan.

Jika dewi bulan mampu mendapatkan permata milik dewa matahari, maka ia boleh mengambil tempat matahari, sedangkan jika dewa matahari mampu mengambil permata milik dewi bulan maka dewi bulan harus berada di tempatnya dan kehilangan cahaya miliknya.

Dewa matahari pun menang dengan mengambil permata milik dewi bulan, namun dewi bulan telah mampu menghancurkan permata milik dewa matahari.

Dengan keputusan yang bijak, maka kaisar langit memutuskan jika dewi bulan harus tetap di tempatnya, namun sebagai kompensasi telah menghancurkan permata milik dewa matahari, maka ia bisa mengambil sebagian permata cahaya milik dewa matahari.

Keduanya pun setuju. Walau terlihat seri, namun pertempuran perebutan permata itu sesungguhnya dimenangkan oleh dewa matahari sehingga dewi bulan merasa cukup dipermalukan.

Untuk menghilangkan rasa malunya, dewi bulan pun merebut seluruh bagian permata cahaya milik dewa matahari sehingga bulan purnama super muncul di langit dan untuk sementara waktu matahari kehilangan cahayanya sehingga ia sedikit meredup membuat musim dingin di alam manusia menjadi panjang sedangkan malam hari menjadi lebih terang dari biasanya dan membuat manusia mengalami kesulitan untuk tidur di malam hari. Kedua hal itu benar-benar membuat kehidupan di alam fana menjadi tidak seimbang. Oleh karena itu kaisar langit kembali turun tangan.

Kaisar langit meminta dewi bulan untuk menyerahkan kembali permata cahaya milik dewa matahari, namun dewi bulan menolaknya kecuali ia menukarnya dengan tempat milik dewa matahari.

Kaisar Langit pun membuat titah untuk Dewa Matahari dan Dewi bulan agar keduanya bertempur sampai titik darah penghabisan, namun sebelum mereka bertempur, mereka harus memiliki anak untuk mewarisi tempat masing-masing.

Pada akhirnya dewi bulan berhasil dikalahkan dan dewa matahari pun berhasil mengambil kembali permata cahaya miliknya.

Permata itu pun diserahkan kepada anaknya yakni Yangxi untuk melanjutkan tugasnya sebagai dewa matahari. Sedangkan disisi lain, anak dari dewi bulan yakni Yuexu tengah sedih karena ibunya meninggal.

Yuexu pun menjadi dewi bulan berikutnya dengan menggantikan ibunya dan mengambil namanya sebagai Changxi yang dipenuhi dendam. Ia berjanji akan mengambil tempat dan permata cahaya milik dewa matahari seperti keinginan ibunya.

Yuexu dan Yangxi pun bertemu kembali dalam peperangan antar matahari dan bulan yang dimulai dewi bulan baru Changxi itu.

Saat itu adalah pertemuan pertama keduanya dimana Yangxi diam-diam telah mengagumi Yuexu yang terlihat sangat anggun di langit malam dan jatuh cinta padanya. Tapi sayangnya Yuexu tak melihat cinta Yangxi padanya karena ia diselimuti dendam akan kematian ibunya sehingga ia hanya memandang penuh dengan kebencian ke Yangxi.

Cinta membuat matahari kehilangan cahayanya, dan cinta telah menghilangkan kegelapan dari hati Yuexu.

Yuexu pun akhirnya menyadari perasaan Yangxi padanya dan perasaannya sendiri terhadap Yangxi. Keduanya ternyata telah jatuh cinta, namun sayang matahari sudah jatuh. Yuexu pun hanya bisa menyesali tindakannya yang hanya diliputi dendam masa lalu. Dan malam itu pun bulan terlihat sedih sehingga malam menjadi sangat dingin dan salju berjatuhan seperti air mata yang turun ke bumi.

Yuexu pun dengan sadar mengembalikan permata cahaya kepada dewa matahari yang tak lain adalah ayah dari Yangxi. Sementara itu Yuexu tetap menyimpan pemberian Yangxi, yakni permata bulan milik ibunya yang berhasil direbut oleh dewa matahari dulu karena itu satu-satunya hal yang bisa ia miliki karena sejak awal itu memanglah milik bulan.

Yuexu tenggelam dalam penyesalan dan kesedihan sepanjang malam sampai ia mendengar berita tentang seorang pemanah hebat di alam fana telah menembak jatuh sembilan prajurit dewa matahari lalu ia pun turun ke alam fana untuk melihat pemanah itu.

Pemanah hebat itu bernama Hongyi dan Yuexu yakin jika Hongyi adalah reinkarnasi dari Yangxi sehingga ia selalu menemui Hongyi setiap pertengahan musim gugur. Keduanya jatuh cinta meski mereka tau tidak dapat bersatu antara dewi dan manusia, jadi untuk mengobati kerinduan Hongyi dan Yuexu saling bertukar kue bulan yang mereka buat.

"Begitulah ceritanya ..." ucap seorang wanita paruh baya pada seorang gadis kecil yang tengah sibuk mengunyah kue bulan yang ia makan. Mata abu-abu perak milik gadis kecil itu terlihat berbinar seperti bulan.

"Ibu. Jadi kue bulan ini untuk mengobati rasa rindu?"

"Benar"

"Tapi ... rindu itu apa?" Tanya gadis kecil itu.

"Rindu muncul ketika A-Lin berpisah dengan seseorang yang A-Lin cintai dan sayang sehingga perasaan rindu itu tercipta"

Gadis kecil itu nampak mendnegarkan dengan sorot matanya yang serius meski ia tak paham apa yang dimaksud ibunya. Gadis kecil itu hanya bisa menangkap jika rindu itu adalah sebuah luka sehingga harus diberi obat. Dan obat itu adalah kue yang tengah dimakannya saat ini.

"A-Lin memakan kue bulan. Jadi, apakah A-Lin terluka?" Tanya gadis kecil itu dengan polosnya.

Sang ibu hanya mengelus pucuk kepala putrinya itu dan tersenyum, "ibu harap, A-Lin tidak akan terluka parah oleh rindu" bisiknya.

***

"Tidak!. Jangan pergi!"

"Ibu ... jangan tinggalkan A-Lin"

Gadis itu nampak pucat setelah bangun dari lelapnya. Manik peraknya berkaca-kaca dan terlihat berkilau indah layaknya bulan yang tengah ia pandang dari jendela kamarnya. Meski begitu sorot matanya menunjukan kesedihan. Setiap kali ia melihat bulan, ia akan merasa sedih dan merindukan sosok ibunya.

Gadis itu meremas dadanya yang tidak terluka namun terasa sakit "Ibu. Aku merindukanmu ... " lirihnya. Air matanya pun turun bersama salju pertama musim dingin yang menambah dinginnya hati Yao Xulin.

Ia selalu membenci musim dingin dan juga bulan sejak hari kematian ibunya yang meninggalkan luka tak terlihat akibat rasa rindunya.