Malam kian larut pekat sekali membekap bumi. Langkah kaki itu perlahan menjejaki anak tangga satu per satu turun dari lantai dua. Kaki jenjang yang dibalut celana piyama panjang itu tampak tidak seimbang melangkah. Puayama dengan motif bulan bintang itu bergoyang. Tangannya memegang pembatas, tubuhnya tampak sempoyongan tapi dia tetap memaksa untuk turun dari lantai dua.
Matanya terbuka setengah kala kakinya menjejak di anak tangga terakhir. Dia memindai sekitar, ruangan tampak gelap dan matanya memicing kala melihat cahaya dari layar datar persegi itu menampilkan iklan.
"Ah!" Dia mendesah kala ingat akan kehadiran seseorang. Dipaksanya kesadaran kembali dan melihat jam diatas dinding yang tertimpa cahaya televisi. "Pukul sebelas?" gumamnya sambil mengangguk.
Dia kembali mengajak kedua kakinya untuk berjalan menuju dapur dan mengambil botol dari kulkas lalu menuangkannya ke gelas lantas meminumnya. "Ah!" Kembali dia mendesah lega ketika aliran air membasahi tenggorokannya.