Aku mendengar suara ayahku memohon dan meminta tolong, kepada orang yang aku tahu bahwa dia adalah juragan Somad. Dia begitu terdengar sedih Kala harus menyerahkan putrinya, yang harus dijadikan sebagai pembayaran hutang piutang.
"Saya mohon! Jangan jadikan putri Saya sebagai pelunas hutang kami! Ini tidak sesuai dengan perjanjian kita. Kalau memang anda ingin aku melunasi hutang itu, ambil saja barang-barang yang ada di sini! Apa saja, yang penting jadi uang dan mengurangi hutang ku. Jangan putri ku lagi!" Lirih papah terdengar menyayat hati.
"Apa? Kamu ingin aku mengambil barang-barangmu? Yang mana? Yang mana yang akan jadi uang, dari barang yang ada di sini? Tv, atau perabotan rumah tangga? Semuanya sudah jelek kaya gini mana mungkin jadi uang."
Prang...
Juragan Somad marah hingga melempar barang-barang yang ada di rumah kami, yang akan diberikan papah sebagai cicilan hutang.