Setelah aku minta Alexa untuk bicara tentang dimana malam itu terjadi, Alexa sedikit muram. Rasa ingin tahu yang tadi menggebu, kini berbalik seakan tidak punya semangat lagi. Membuat nya kini tidak lagi berkata apapun, termasuk keingintahuannya tentang Ara.
"Kenapa diam? Kamu tidak ingin mengatakan apa-apa padaku? Kau tahu kan, waktu itu pertama kalinya aku tidur dengan seorang pria? Bagaimana Kalau aku minta pertanggungjawaban darimu?" Dengan tatapan mata mengancam, aku meminta Alexa untuk jujur.
Bagiku pertanggungjawaban itu tidak penting sih, aku hanya ingin tahu kenapa bisa seorang Alexander Evander putra pengusaha ternama berada di hotel dengan keadaan mabuk. Kalau untuk yang kedua kalinya mungkin aku tahu alasan Alexa mabuk, karena dia di jebak oleh sekretaris nya. Hingga Alexa menjadi mabuk, dan mau saja tidur dengan sembarang wanita.