Dalam kepalaku terus mengolah tentang apa yang baru saja aku lihat.
Mengapa Ara menjadi seperti ini, dia menjadi gadis yang pembangkang? Padahal aku sangat mengenal Ara. Dia gadis yang baik, penurut dan sopan. Tidak pernah sekalipun dia berkata seperti itu, apalagi bersikap kasar kepada orang yang lebih tua.
Tidak percaya, apa yang telah aku lihat bukanlah Ara. Aku yakin, ini bukan keinginan nya. Ini semua karena om Fredy, dia yang sudah mencuci otak Ara sehingga dia menjadi orang yang tidak berpendidikan.
Ku langkahkan kaki ini, berusaha untuk mengejar Ara meyakinkan bahwa Ara tidak seperti tadi. Selain itu, aku juga harus bertanya kepada nya tentang bujuk rayu yang dilontarkan om Fredy sehingga membuat Ara menjadi berubah.
Ku lihat Ara baru mau membuka pintu kamarnya, mungkin dia mau tidur atau berusaha untuk menghindari aku. Entahlah, pikir ku tidak penting lagi. Yang aku harapkan bahwa Ara mau menjawab pertanyaan ku kali ini.