Chereads / Bismillah Anna / Chapter 17 - Anna dan Nisa tersesat

Chapter 17 - Anna dan Nisa tersesat

Semuanya pun kembali ke tugas masing-masing.

menjelang sore, api ungun pun di nyalakan. sementara para siswa putri juga ikut menyalakan api ungun.

Di hari pertama, memang tak ada aktifitas kegiatan OSPEK. karena mengingat perjalan juga memakan tenaga dan sebagian siswa juga yg masih mual lantarana tak terbiasa naik bis dalam perjalan yg cukup jauh.

Anna yg nampak istirahat di dalam tendanya. Dengan melepas letih dan penat yg di rasakanya selama perjalanan berlangsung.

lagi asik-asiknya ia beristirahat. Tiba-tiba dari arah luar ada seseorang yang memanggilnya.

"Anna, Anna sini keluar dulu aku ingin meminta bantuan dari kamu" ujar orang tersebut.

"Siapa tu yg manggil, heemm. Iya kak sebentar aku pake hijab dulu" sahut Anna dengan suara yang letih.

Anna pun keluar menghampiri suara tadi. Dan ketika ia membukakan tenda ternyata orang yang memanggilnya adalah kak Nisa.

"Eh, kak Nisa. ada apa yah?" tanya Anna yang merasa bingung.

"Bantuin kaka yuk ke kali. Mau ambil air buat persiapan nanti malem. Takutnya nanti kan kalau malam kita sebagai para putri agak risih jika di antar sama cowok, yah kan" ujar kak Nisa pada Anna.

Sementara itu Anna juga menyetujuinya, ia pun langsung bergegas untuk menemani kak Nisa ke kali. Mereka hanya pergi berdua tanpa di temani teman cowoknya.

Setalah itu, di saat mereka mau berangkat tiba-tiba ada Rubi yg melihat kepergian mereka berdua.

"Eh, eh tunggu-tunggu, kalian mau kemana bawa ember segala?"

"Kita mau ke kali dulu mau ambil air buat jaga-jaga entar malem" jawab Nisa.

"Kaka ngk ikut?" ajak Anna ke Rubi.

"Ngk dek, kk masih ada kerjaan yg harus selesaikan" jawab Rubi.

"Eh, tapi hati-hati loh, kalian berdua ke sana. Apalagi ngk ada teman cowok yg temani. Nanti jika kalian kenapa-kenapa gimana?" ujar Rubi yg mengkhawatirkan keadaan mereka.

"In syah Allah ngk kok" jawab Nisa dengan penuh kepercayaanya.

"Yaudah kita lanjut yah, keburu malem nanti"

"Wes la kalau begitu hati-hati yh kalian" peringatan lagi yg ke dua kalinya untuk Anna dan Nisa.

Sementara Anna hanya terdiam saja, sejujurnya ia tak ingin ikut dengan Nisa untuk mengangkat air di kali apalagi kondisinya tengah menjelang sore dan di tambah lagi ia sangat takut dengan kesunyian.

Namun, hal ini tak ia ungkapkan ke Nisa karena takut menyinggung perasaan nya.

"Yaudah dek yuk kita barengkat" ajak Nisa ke Anna. Sedangkan Anna masih termenung memikirkan kondisi nya.

"Yuk kak kita berangkat" sembari berdoa agar tak terjadi apa-apa.

"Kita pergi dulu yh Rubi" ujar Nisa.

Di perjalanan Anna sudah nampak kecapean dan Nisa juga nampak kecapean, karena mengingat jalannya juga agak menanjak ke atas, dan menanjak ke bawah membuat mereka berdua kewalahan.

Di tambah lagi Nisa yang mengajak Anna pergi ke kali sebetulnya ia tak tahu di mana tempat keberadaan kali tersebut.

info ini ia dapatkan dari ade kelas laki-laki yang juga baru pulang dari kali, ia mendengar bahwa tempat kali tak jauh dari tempat perkemahan mereka makanya itu hal ini yang membuat Nisa berpikir bahwa kalinya dekat, namun ternyata kali tersebut agak jauh dari perkemahan mereka.

langkah kaki terus di pacuh, sementara kali belum terlihat namun suara aliran air terdengar.

"Dikit lagi dek, kamu yang kuat yh!" ujar Nisa yg menyemangati Anna.

sementara Anna sudah tak kuasa untuk terus melanjutkan perjalananya.

"Kak aku udah ngk kuat kak!" sahut Anna, yang sudah mulai menyerah.

"kamu yg kuat donk, udah anggap aja ini sebagian dari kegiatan OSPEK kita, jadi anggap aja kamu ini saya kasih tugas" ujar Nisa. Anna yg mendengar ucapan Nisa itu langsung terdiam dan menganggukan kepala pertanda bahwa ia menyetujui ucapan Nisa itu.

Waktu terus berjalan dan pada akhirya mereka pun sampai ke kali. Namun satu hal yang mereka lupakan ialah bagaiaman caranya untuk kembali di tambah lagi hari yg telah menjelang malam.

~Di tempat perkemahan~

"Adit tolong kamu ambilkan gunting!" ujar Bayu alias Malik.

"Hah gunting! emang gunting di mana perasaan bukan aku yang terakhir memegangnya" sahut Adit.

"Ohw kalau begitu coba kamu minta di Nisa soalnya barang- barang seperti itu dia yang pegang" ujar Bayu.

Bayu melanjutkan pekerjaanya sementara Adit pergi menemui Nisa untuk meminta gunting. Di perjalanan Adit bertemu dengan Mira.

"Mir, kamu liat Nisa ngk?"

"Nisa? ngk tuh aku ngk lihat ia dari tadi. Coba kamu tanya Rubi, mungkin ia bersama Nisa" ujar Mira.

"Ohw ok, makasih yh" Adit pun melanjutkan perjalanan menuju ke tenda. Sambil menatap-natap keberadaan Anna.

Sesampai ia di sana, yang ia temui hanya Rubi dan beberapa siswi perempuan lainnya yg tengah sibuk ngemil di depan tendanya itu dan Adit pun mengahampiri Rubi.

"Rubi kebetulan banget nie gw ketemu pas di tenda kamu" ujar Adit.

Rubi yang tak menyangka di tegur dan di cari oleh Adit langsung hatinya berbunga-bunga.

"Eh Adit tumben cari aku, emang ada apaan?" tanya Rubi yang penasaran itu.

"Jadi gini tadi aku di suruh ambil gunting sama si Bayu, namun aku tuh ngk megang guntingnya kata dia sih Nisa yang megang. Emang kamu lihat Nisa ngk?" tanya Adit.

"Ohw kirain ada apa, eh bentar-bentar kamu tadi sebut nama Nisa dan aku baru ingat, ini kan udah menjelang mau malam nie. Jika Nisa tak kamu temukan di lokasi psrkemahan berarti dia belum pulang" ujar Rubi dengan ekpresi yang langsung sangat panik.

"Hah belum pulang! emang dia ke mana?" Tanya Adit yang juga ikutan panik.

"Dia bersama Anna pergi ke kali untuk ambil air. Tapi mereka itu berangkatnya dari tadi loh seharusnya kan udah balik, terus gimana nie!" Rubi makin panik.

"Kenapa kalian ngk ksih tau ke kita kenapa kalian yang ambil air. Tau ngk sih kali itu tempatnya jauh dari sini mana jalananya tanjakan lagi. Anna dan Nisa itu ngk akan sanggup untuk sampai ke sana!" ujar Adit.

Akhirnya mendengar kabar itu Adit langsung berlari ke Bayu dan menghimbau kepada para lelaki untuk menjemput Anna dan Nisa. Sementara Mira yang melihat Adit berlarian sangat kencang dan tak pake stop membuat ia keheranan, dia pun berlari menuju Mira dan menanyakan hal ini.

"Rubi"

Suara Mira dari arah kejahuan sementara itu Rubi yang sibuk mondar-mandir sambil menggigit jarinya itu membuat firasat Mira jadi tidak enak.

"Woi, ada apaan kok loh kaya panik gitu. terus si Adit juga kok dia keliahatanya macam sedang di kejar pencuri aja!" tanya Mira yang penasaran.