Chereads / Bismillah Anna / Chapter 15 - Hari pertama berkemah

Chapter 15 - Hari pertama berkemah

"Anna, Hey sadar donk ini kan jam sholat. saatnya sholat bukan malah memikirkan dia, astagfirullah"

Aku pun kembali mengikut saf yg sudah sholat satu rokaat itu, setelah selesai sholat.

Suara Malik yang sedang komat kamit Membacakan doa membuat aku terbawah suasana. Dan tersadar ketika mama mengagetkanku.

"Sayang, nak! udah belum doanya. Kamu kok lama banget doa dari tadi. Hingga hingga semua orang sudah pada bubar sedangkan kamu masih tetap berdoa. Mana mama ngk dengar kamu doa apa. Itu kamu berdoa apa sedang melamun si!" ujar mama.

Sedangkan aku yg tadinya lagi serius langsung terkaget oleh suara mama yang menghampiriku itu.

"Eh, ia mama. Sebenarnya aku dah selesai doa dri tadi. Cuman lagi bengong aja" ujar Anna ke mama.

"Hadeh kamu nie, sedang melamunkan apa coba. Itu di sana teman teman kamu yg lain udah pada ngumpul mau pembagian nama katanya.

"Ohw ok ma, ayo kita kesana."

Aku langsung bersiap-siap untuk menuju bis yang telah siap di naiki itu.

Sesampai di sana mama, papa, dan Rey yang hanya menatapku dari arah kejauhan. Selain orang tuaku ada juga orang tua dari murid-murid yg lain. Yang ikut mengantarkan anaknya.

Setelah beberapa menit nama kami pun di sebutkan. Aku mendapat bis nomor 2 dan di ketuai oleh kak Malik tersebut. Betapa girangnya hati ku yang mendengar kabar ini.

"Allahmdulillah akhrinya aku satu bis dengan kak Malik, berarti tak sia-sia aku berdoa tadi. Makasih ya Allah"

"Yang merasa anggotaku ayo memisahkan diri dari teman-teman" Malik mulai meng-absen anggota-anggotanya.

Aku pun langsung memisahkan diri bersama teman- teman yang satu bis dan satu ketua denganku.

Setelah semuanya telah di bagi per orang siswa dan siswi, ini saatnya untuk kami pergi berangkat.

Aku yang menatap mama dan papa dari arah sini hanya bisa melambaikan tangan. Dan mama yang melihatku juga sempat meneteskan air mata. Sementara Rey, Rey hanya mengkiss by dari arah kejauhan. Dan aku yg melihatnya, langsung merasa bersedih karena baru kali ini aku jauh dari mereka.

Siswa dan siswi mulai naik bis yang telah di bagi itu. Adit menaiki bis pada nomor 1 yang di dalamnya ada kak Nisa. Sedangkan kak Rubi berada di bis ke 3, Kak Dila berada di bis 4, dan para guru berada di bis 5.

Aku mendapat tempat duduk yg berada di dekat jendela. Dan di sebelahnya masih kosong, aneh bukan?

"Seharusnya ini sudah ada yang tempati. Kok sampai sekaraang ngk ada" pikrku pun begitu.

Setelah semuanya duduk dan bis siap berangkat. Sementara bangku di sebelahku masih kosong. Karena kekosongan itu akhirnya aku menaruh tas ku di situ. Dan sedikit memutar musik agar tak terlalu bosan.

Di saat-saat aku sedang asik mendengar musik tiba- tiba ada suara yg seperti memanggilku.

"Dek, dek, minggir donk"

Aku yg tak jelas mendengarkanya langsung menghiraukanya. Pikirku itu hanya perasaanku saja.

Namun suara itu terus saja memanggilku, &dengan terpaksa aku membuka mataku dengan perlahan dan betapa kagetnya diriku di buatnya.

Rupanya bangku yg kosong itu milik kak Malik. Entah mimpi apa lagi aku bisa duduk di sampingnya.

"Eh, eh kk aku minta maaf kak, Aku juga ngk tau kalau tempat ini punya kk, sekali lagi maafkan aku kak" Aku pun langsung termenung dan menunduk ke bawah.

"Iya ngkpp kok santai saja. Sudah-sudah lupakan itu jadi mau sampai kapan tas kamu berada di situ" ujar dia dengan sedikit tertawa.

"Eh, ia lupa. Ya allah maafkan aku lagi kak ehheeh"

Pipiku pun langsung memerah bagaikan habis di cubit-cubit.

"Eh itu pipi kamu kok malah merah gitu?" kak Malik nampak bingung.

Aku yg mendengarnya langsung menutupi wajahku dengan tas yang barusan ku pindahkan dari kursi sebelah.

Malik sang ketos langsung duduk di kursinya.

Waktu telah berlalu sekarang tepat pukul 10:00 wib, Saat itu jalan yang kami lewati bertanjak sangat tinggi membuat kami yg berada di dalamnya juga agak sedikit tegang. Lantaran suasana tegang, Malik yang melihat para siswa dan siswi merasa panik, langsung berdiri dan mencoba untuk menghibur dengan sebuah lagu.

"Adik-adik mohon jangan takut yah, ini hanya sementara kok, jika kalian masih tegang yaudah yuk mari kita menyanyi bersama-sama, apakah ada di antara kalian yang ingin menyumbangkan sebuah lagu?" perkataannya membuat semua jantung berdecak dengan cepat. Lagian siapa yang berani menyanyi di saat situasi mencekam.

Namun dari banyak sekian siswa dan siswi belum ada yang berani untuk mengajukan tanganya.

Dan saat posisiku sedang menatap dirinya dengan penuh keseriusan.

Tapi aku tak menyadari jika ia pun menatapku.

"Owh, apakah adik ini ingin bernyanyi? yasudah ayo berdiri"

Dengan kaget aku langsung menutup lagi wajahku dengan tas dan melanjutkan tidurku itu

"Astaga ini anak kenapa" ujar Malik yang langsung tertawa melihat tingkah laku Anna yang begitu konyol sekali.

Lantaran para siswa dan siswi tidak ada yang mengacukan tangan akhrinya ia sendiri yang akan menyumbangkan lagu.

"Baiklah, karena tidak ada yang ingin bernyanyi dsini. Kalau begitu biar kk saja yang akan bernyanyi untuk kalian" Malik mulai mengambil gitarnya.

Dengan suara yang sangat bagus dan merdu ia pun menyanyi.

Anna yang tadinya menutupi wajahnya dengan tas, langsung membukanya ulang. Dan terpaku menatapi kak Malik yang beryanyi untuk menghibur kita semua yang berada di dalam bis.

"Suaranya enak banget," Anna tak berhenti-henti berkedip menatapnya, begitu syahdu suara yang sangat sopan terdengar di telingah.

Aku menatapnya dengan wajah yang semangat dan senyuman yg lebar. Dan di saat ia menatapi ku ia langsung tertawa. Dan aku yg kembali menatapnya langsung di buat salting sampai-sampai aku langsung melirik ke arah jendela.

Waktu terus berlalu hingga saatnya kita pun sampai di tempat tujuan pada waktu pukul 13:00 Wib Perjalanan ini memakan waktu 7 jam lebih

Ketika semuanya turun dari dalam bis. Semua siswa di arahlan untuk membuat barisan sendiri-sendiri sesuai ketuanya masing-masing.

"Ayo semuanya pada berbaris. Kita akan membagi tugas secara langsung agar waktu kita tak terbuang dengan percuma," Malik mulai mengarahkan semua siswa.

Sementara di posisi kak Adit beserta dengan rekan-rekan pengurus osis juga tengah sibuk bersama para anggotanya.

Setelah selesai, barulah di bagi tugasnya masing- masing, semuaanya bergerak.

Untuk para siswa laki-laki mereka mengikuti kak Malik mencari kayu bakar untuk di jadikan api ungun nanti malam. Sementara para siswi perempuan langsung memasak dan separuhnya membantu kak Dila menaiki tenda.

Semua di lakukan dengan kedisiplinan dan tertib.