Belum juga ayah nyampai ke atas untuk menumui Anna, eh Anna udah keluar kamar duluan.
"Eh ayah, Ayah mau kemana?" tanya Anna.
"Ayah mau manggil kaka, tapi kaka udah keluar. Lagian kaka nie lama amat siap- siapnya"
"Hehehe ... maaf Ayah, jadi buat nungguin sampai kelamaan."
"Yaudah kalau gitu ayo kita cepat turun ke bawah, kasihan loh! Ade sama Mama udah tungguin"
"Ok! Ayah."
Setelah itu mereka pun turun ke bawah, dan duduk di meja makan, di mana di itu ada Ayah, Mama, Rey, Bi Ina dan aku. Walaupun Bi Ina adalah pembantu di rumah kita, akan tetapi hal ini tidak berlaku di keluargaku. Kami telah menganggap bi Ina sebagai salah satu keluarga di rumah ini.
~Sarapan pagi telah selesai~
"Alhamdulillah"
Ucap kami semua, giliran Mama dan Bi Ina yang membereskan meja makan. Sedangakan aku dan Rey mempersiapkan sepatu dan tas untuk siap-siap berangkat. Begitupun dengan Ayah.
"Yah, aku udah siap," sembari merapikan jilbab.
"Aku juga" ujar Rey.
"Yasudah kalian tunggu di depan" sahut Ayah.
Setelah semuanya telah selesai akhirnya kami pun berangkat. Tak lupa juga pamitan dengan Mama dan bi Ina.
"Ma, aku berangkat dulu ma" ujarku
"Iya sayang, hati-hati ya" ujar mama
"Ma aku juga" ujar Rey
"Iya sayang"
"Ma, Ayah berangkat ke kantor dulu yh"
"Iya pa."
'Pip pip'
Suara klakson motor Rey yang telah berangkat. Tak lama kemudian, 'Tiiitt ... tiiitt'
Suara mobil Anna dan Papa yang juga sudah berangkat.
Di perjalanan Papa memperhatikan Anna yang dari tadi tinggal melamun terus. Akhirnya Papa mencoba berbicara dengannya, namun Anna belum merespon. Sekali dua kali Anna belum merespon dan sampai pada akhirnya yang ketiga kalinya ia merespon pembicaraan papannya.
"Nak kamu kok Papa perhatikan dari tadi tinggal ngelamun terus? emangnya ada apa nak?" tanya Papa.
"Eh papa, maafkan Anna. Anna hanya memikirkan sekolah kok Pa," sahut Anna dengan wajah yang datar dan terlihat manyun.
"Emang kenapa kak sekolahanya, kaka ngk suka sekolah disitu yh?"
"Ehw bukan gitu Pa, tapi yang di maksud aku itu, aku hanya memikirkan kedepanya gitu. Anna suka kok dengan sekolahnya," sambil tersipu malu.
"Ehem ... ehem ... suka sekolahnya atau salah satu muridnya?" ledek Papa kepada anak gadisnya itu.
"Apaansi Pa. Ngk kok! Anna serius suka dengan sekolahnya."
Sekilas Papa memperhatikan wajahnya yg mulai memerah.
"Eh itu wajah kaka kok merah gitu? biasanya kan kalau kaya gitu berarti pertanda apa yang Papa bilang tadi itu benar kan?" Papa mempertegas ucapanya.
"Ngk kok pa."
Tak terasa Anna sudah sampai di depan gerbang sekolahnya. Tepat pukul 07:00 wib.
Iapun menyalami tangan Papanya. Dan sang Papa mengelus kepala Anna sambil berkata.
"Jaga diri baik-baik yh nak, kalau sudah pulang kabarin Papa atau Rey untuk menjemput kamu."
"Iya Pa, pasti kok Anna bakal kabarin, yaudah aku masuk dulu, itu OSPEKnya udah mau di mulai."
"Iya nak"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
Setelah mobil Papanya pergi meninggalkan sekolah nya. Anna pun masuk ke dalam lingkungan sekolah. Sambil memberi salam kepada pak Satpam yang sedang menjaga pintu gerbang sekolah.
"Selamat pagi pak"
dengan wajah yang cute dan senyumanya yang manis membuat pak satpam tersenyum juga.
"Pagi nak" jawab pak satpam tadi.
Tak jauh dari pintu gerbang tiba-tiba ada yg memanggilnya dari arah belakang.
"Anna"
"Anna"
Anna pun menengok ke arah belakang, dan ternyata yang memanggil ia adalah kak Adit.
"Anna barengan yuk!" ajak Adit.
"Owh ia kak, ayo."
Sebetulnya Adit ingin lebih dekat lagi dengan Anna, namun apalah daya Anna yang masih terlihat malu. Kadang aja Adit yang membuka topik pembicaraan duluan dari pada Anna.
"Ohw ia, Anna udah enakan belum kondisinya?"
"Allhamdulillah sudah kok kak," jawabnya dengan perasaan yang bahagia.
"Ohw ia kak, aku boleh nanya ngk?"
"Ohw silakan dek! mau nanya apa?"
"Kak Adit sama kaka pengurus di bagian OSIS galak galak ngk?"
Mendengar ucapan dari Anna itu, membuat Adit langsung tertawa.
"Bwuahhahahha, ngk lah dek! emang siapa yg bilang kita galak? siapa! siapa hayo" ujar Adit.
"Ngk ada kak tapi, itu cuman perasaanku aja kak,"Anna pun tersenyum malu. Sembari hatinya dag dig dug ketika berada di samping Adit.
"Kamu nie kasih pertanyaan, apa gimana sih? kok konyol sekali"
"Soalnya kemarin pas jam OSPEK, kaka-kaka semuanya tegas tapi pas selesai OSPEK dan berada di ruangan Uks brsamaku kelihatanya kalian semua terlihat baik, jadi aku nanya deh," ujar Anna yang kelihatan salah tingkah di dekat Adit.
"Ngk gtu dek, kita tu emang gitu. Kalau lagi serius yh serius, kalau lagi becanda baru becanda," Adit mencoba meyakinkan Anna dengan jawabanya itu.
"Owh gtu, berarti saat ini kaka Adit lagi seru- serunya becanda sama aku, terus nanti pas OSPEK sudah mau mulai keseriusanya akan muncul," ujar Anna yang sambil tersenyum.
Anna berbicara sambil menatap ke arah depan, berbeda dengan Adit yang dari tadi tinggal memperhatikan Anna. Hal ini juga di sadari olehnya namun, ia hanya berpura-pura seolah olah tidak tau bahwa Adit memandangnya terus.
Tak lama kemudian mereka pun sampai di ruangan tempat pelakasaan kegiatan OSPEK berlangsung. Di sana telah berdiri beberapa bagian-bagian pengurus OSIS dan anggotanya, sekaligus calon- calon yg ingin mendaftarkan diri.
"Eh ... Adit kok tumben barengan sama Anna,"
ujar Rubi.
"Ia tadi pas dia mau masuk ke sekolah aku panggil buat barengan gitu!" ujar Adit.
"Ohw yayayay," sahut Rubi, yang merasa cemburuh.
Anna pun mencari tempat duduk dan ia mendapatkan tempat duduk di bagian depan.
"Ketua osis yg mana yh?" guman Anna.
Ia tinggal memperhatikan ke arah sekitar,
tak berapa lama terdengar suara mik.
"Oke adik-adik, yang masih berada di luar ayo buruan masuk karena acara kegiatan OSPEK akan berlangsung," ujar Adit, sebagai salah satu wakil ketua Osis.
Siswa dan siswi pun telah memasuki ruangan, sedangkan Anna sedang sibuk memperhatikan pintu yang akan di lewati oleh ketua Osis, rasa penasarannya sangat besar.
karena acara belum di mulai ia pun sibuk membuka gadjed miliknya. Saking seriusnya sampai- sampai Anna tak tahu bahwa acara sudah mau mulai.
"Ok kita sambut ketua Osis kita,"
Mendengar ucapan itu ia langsung menengok ke arah depan. Dan betapa terkejudnya ia bahwa orang yang saat itu menjadi ketua Osis adalah orang yang selama ini ia kagumi dari bangku Sd, Smp, dan kini Sma. Ia adalah Malik, sosok pria yang mampu membuat hati Anna terkagum-kagum.
Dengan mata yang melotot ke arah Malik dan badan yang kaku tanpa pergerakan apa-apa. ia terus memandang Malik.
"Ya Allah itu kak Malik, ngk nyangka bisa ketemu dia disini, tapi jika itu kak Malik, maka ketua Osis yang katanya Bayu itu siapa?" gumamnya dalam hati, pikirannya berubah menjadi racuh.