Anna terus memikirkan hal ini sampai pada akhirnya karena ia tak fokus ia pun di panggil.
"Itu ade yang sedang melamun sedang memikirkan apa?" ujar Ketos. Dengan menggunakan mik yg membuatnya langsung kaget. Bahkan seluru mata tertuju padanya.
Anna pun ikut menoleh ke arah samping kiri dan kanan, terlihat ia belum sadar.
"Dek kamu lihat siapa, kamu tau tidak yg saya maksud itu adalah kamu, iya kamu!" sembari menunjuk-nunjuk.
Anna langsung melotot ke arah ketos, ia tak sanggup apabila nanti di suruh maju ke depan untuk di beri hukuman karena keceroboanya tadi melamun, dan tidak menyimak apa yg di bicarakan oleh ketos di depan.
"Ya Allah jangan sampai aku di suruh maju ke depan, kalau di suruh maju aku ngk sanggup ya Allah," ujar Anna dengan hati yg sangat was-was dan panik.
Di tambah lagi pipinya makin memerah, Adit yg menatapnya hanya bisa tersenyum lebar karena memandang wajahnya yg kian tambah memerah.
"Ayo dek maju kedepan sini," ujar ketos.
Seketika wajahnya langsung berubah jadi tegang, panik, dan salah tingkah.
"Ayo ngkpp maju aja, kita ngk makan kamu kok!" ujar Nisa dan Rubi.
"I ... i ... iya kak," sahutnya dengan perasaan yg takut bercampur aduk dengan perasaan yg penuh malu yg di baluti rasa grogi.
Ia pun berdiri dari kursinya, ketika ia berdiri ia memperhatikan seluruh isi kelas yg semua mata dan pandangan tertuju padanya.
Anna pun berjalan menuju ke depan, dengan mengengam erat kedua tanganya yg ia letakan di depan dada.
Karena ia tak terlalu memperhatikan arah jalan, Dengan pandangan tertuju ke arah bawah, akhirnya ia tak sadar, meja yang tadinya diam, tetiba tergeser lantaran Anna menyenggolnya. Suara yang sangat kuat.
'Gedebuk'
Suara hentakan meja yg tertumbuk dengan kaki Anna, ia pun terjatuh.
"Auh," suara yang kedengaranya menahan rasa sakit.
Dari arah kejauhan Adit berlari menghampiri Anna dan disusul oleh ketos.
"Anna kamu ngkpp kan?" tanya Adit dengan perasaan yg cemas.
"Dek ya ampun dek, kok bisa jatuh sih?" tanya Bayu.
"Ketika Anna berusaha untuk berdiri tiba-tiba di depan wajahnya ada dua tangan laki laki. Yang ada di pikiran Anna saat itu, ia bimbang.
Hal ini membuat semua siswa perempuan tersipu baper, di tambah lagi dengan Nisa, dan Rubi yg terus menutup mulutnya dengan tangan.
"Omg!" ujar Nisa.
Karena semua orang berteriak soswet akhirnya Anna pun malu, ia tak berniat untuk memilih salah satu tangan dari keduanya. ia malah memilih untuk berdiri sendiri.
Dari arah kejauhan Rubi yg berbisik Ke Nisa, mengatakan sesuatu di telingahnya.
"Kayaknya ketos kita suka deh sama Anna, lihat aja dia apalagi anaknya manis, cute, imut, baik, lemah lembut dan sopan, yh ngk?" ujar Rubi.
"Lu jangan gitu donk! ketos kan milik gw" ujar Nisa.
"Serah lu deh, yg penting aku udah bilang ke lu"
Nisa pun menghampiri Adit, Anna dan Bayu.
"Dek kamu ngkpp kan, kalau ngkpapa yaudah sana maju ke depan" ujar Nisa yg menahan rasa cemburu.
Bayu yg memandang Nisa lalu tersenyum sambil berkata "Dih kamu kenapa? cemburu nie ee" ujar Bayu ke Nisa.
"Apaan sih!" dengan nada yg tinggi. "Siapa juga yg cemburu" ujar Nisa.
"Wess ayo lanjutin" ujar adit yang menstabilkan keadaan.
Sementara itu, Anna yg sudah berada di depan para calon dan kaka kelas bagian OSIS.
Ia tetap memandang ke samping kanan maupun kiri. Ia masih penasaran dengan yg namanya Bayu.
"Dek sini dek, perkenalkan dulu nama kamu di depan para siswa" ujar Bayu kepadanya.
"Ya Allah, kak Malik berbicara dengan ku nampak seperti orang asing baginya. apa ia sudah tak mengenalku lagi atau ia sudah punya pacar disini, sehingga rasa akrab tak ia perlihatkan sama sekali padaku, hemm!!" pasrah, dan cemburuh dalam hati.
"Dek, dek kok melamun" ujar Bayu.
Anna yg terus melamun memperhatikan Bayu, terkaget dengan lambaian tangan Bayu yg tepat di depan wajahnya.
"Eh iya maaf kak maaf!"
Dengan perasaan yg gugup ia mengeluarkan suaranya dan memperkenalkan dirinya kepada teman teman.
"Assalamualaikum warrohmatullahi wabbarokatuh, selamat pagi kakak kakak dan teman teman,"
"Waalaikumussalam warohmatullahi wabbarokatuh, pagi" jawab mereka dengan serentak.
Anna yg makin memerah wajahnya membuat ia sangat gugup.
"Perkenalkan nama saya Anna, saya berasal dari Smp 13,"
"Sapa donk" ujar ketos.
"Hay Anna" ujar sebagian siswa.
Anna yg mendengar sapaan itu langsung tertunduk malu.
"Ok! kita lanjut kenapa tadi pas OSPEK, di saat saya sedang berbicara, kamu malah melamun?" ujar ketos. "Kamu melamunkan apa!"
"Ngk ada kak, ngk kok" ujar Anna yg tidak ingin ketahuan bahwa yg ia melamunkan adalah Malik yg berada di depan dirinya.
"Yaudah karena kamu tidak fokus tadi, gimana saya berikan hukuman, setuju apa tidak teman teman yg lain?" tanya ketos kepada anggota siswa dan siswi.
Ada yg teriak setuju dan ada pula yg bilang 'Ngk usah di hukum, di suruh duduk aja. cuman masalah sepeleh juga!'
Tetapi karena kebanyakan yg megatakan setuju akhirnya ia pun di hukum.
Mendengar hal ini, membuat Anna semakin gugup dan salah tingkah.
"Yasudah kalau gitu dia kita hukum suruh menyanyi saja" ujar Nisa yg berada di belakang ketos.
"Oklah! jadi, semua sepakat kan dia kita suruh nyanyi" ujar ketos.
Ketos pun menyerahkan mik kepada Anna.
Anna yg menerima mik itu memegang dengan tangan yg gemetar. Sedangkan Adit yg memperhatikannya dari arah samping membuatnya kasihan, ia pun mengajukan dirinya agar duet dengan Anna, dengan maksud agar Anna tidak semakin gugup.
"Ketos saya mengajukan diri saya agar dapat duet dengan Anna, apakah ketos dan yg lain setuju" ujar Adit.
"Hemm"
"Setuju" ujar para calon siswa.
Sedangkan Anna masih tetap menundukan wajahnya ke arah bawah, ia sedang memikirkan lagu apa yg akan ia nyanyikan nanti.
"Ayo Anna kita duet" sahut Adit yg langsung membuatnya tak menyangka dan terkejut.
"Ohw iya kak" dengan perasaan yg malu malu akhirnya ia pun bernyanyi. Lagu yg mereka bawakan adalah lagu yg saat itu sangat favorit judul lagunya 'Serpihan hati'
Di saat Adit yg duluan bernyanyi ia tidak memandangnya tetapi yg ia pandang adalah Malik si ketua osis.
Malik pun memandang ia namun hanya sekejap saja. Sedangkan Nisa yg memperhatikan mereka berusaha untuk mempertahankan emosinya yg meluap luap.
Namun di saat Anna bernyanyi, Malik langsung menatapnya. Anna yg menyadari akan hal ini langsung tertunduk malu.
~waktu pun berlalu~
Setelah selesai menjalankan hukumanya. Ia pun di persilahkan duduk di tempat duduk.
"Kak makasih yh" ujar Anna ke Adit.