Chereads / Bismillah Anna / Chapter 4 - Perasaan yang masih terpendam

Chapter 4 - Perasaan yang masih terpendam

Masih dengan posisi yang sama, "Dek, ayolah katakan yg udah adek janji itu!" sambil mengoyang-goyang lengan adiknya, Anna mencoba untuk merayu Rey.

"Iya-iya sini aku kasih tau!" ujar Rey.

"Jadi, Adit," tiba-tiba ucapanya terputus setelah Anna memukul tanganya.

"Adit, Adit, panggil dia kakak. Jadi kak Adit, gitu bukan Adit aja." Anna merasa nama Adit tak pantes jika hanya sekedar nama, secara ia adalah kakak kelasnya. Dan sekarang ia mendengar ucapan dari adeknya dengan sebutan Adit.

"Iya-iya, kak Adit itu orangnya baik, sopan, ganteng, pintar, satu hal yaitu dia sama sekali belum pernah pacaran kak, puas kak" ledek Rey.

Anna menatapa Rey dengan penuh keseriusan.

"Jadi begitu kak, tenang aja kak, kalau kakak dekat sama ka Adit, pasti kakak aman"

Rey menatap kakaknya itu dengan penuh senyuman sambil tertawa.

"Ih apaan si dek, orang cuman pengen tau sifat dia aja kok, ngk pengen yg lain-lain"

"Ah masa, serius donk kak!"

"Iya kakak serius nie"

"Cie kakak mau serius sama kak Rey"

Anna yang mendengar ucapannya itu langsung menonjok perut Rey.

"Dih-dih ngk sakit" ujar Rey.

"Ku bilangin Mama kamu nie!" ujar Anna yang kelihatanya marah.

"Bilangin sana ke Mama, nanti aku kasih tau ke Ayah kalau kaka sedang jatuh cinta hehhe"

"Apaan si dek, kakak ngk naksir dia, tapi kaka naksir"

Annau langsung menutup mulutnya, ia takkan mengatakan hal itu. namun hal ini membuat Rey penasaran.

"Naksir siapa kak?" tnya Rey.

"kakak naksir kamu Dek, heheh!" gumam Anna yang sedang mengerjai adeknya itu.

"Alah kakak, jangan bercanda donk! aku serius nie, ayo bilang kaka naksir siapa?"

Sekarang gantian Rey yang membujuk Anna untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Iya-iya nie kk kasih tau! bawel amat" ujar Anna.

Di saat Anna mau mengatakanya tiba-tiba pembicaraanya terpotong.

"kak, Dek! ayo sini makan dulu sayang"

Ternyata suara itu adalah suara dari Mama.

"Makanannya udah jadi! ayo buruan turun"

ujar Mama.

"Tuh Mama panggil, jadi nnti aja yh kakak bilangnya ok!"

"Dih ngk adil, kk jangan gitu donk" ujar Rey yang mendesak agar anna mengatakan hal itu.

"Kamu nie kaya ngk bisa sebentar aja, kita makan dulu. Habis makan baru kk bilang oke!"

"Kk janji yh" pinta Rey.

"Iya ade kk yg paling ganteng, udah yuk ayo turun, kasihan Mama udah panggil dari tadi"

'Duk ... Duk ... Duk'

Suara langkah kaki Anna dan rey yang menuruni sebuah tangga dari lantai atas mau menuju ke ruang makan.

~Di meja makan~

"Ma! Ayah mana? kok belum datang"

"Ohw Ayah, Ayah pulangnya agak terlambat kak" ujar Mama.

"Wess kalau gitu ayo kita makan Ma" ujar Rey yang nampak sudah kelaparan.

"Iya sayang" jwb Mama.

Makan malam pun berlangsung. Setelah beberapa menit makan malam pun usai. Anna dan Rey membantu Bi Ina membereskan meja dapur.

Bi Ina adalah pembantu di rumah mereka namun, walau ada Bi Ina Rey dan Anna juga di biasakan untuk kerja di rumah.

"Bi, Ini taruh dimana?" ujar Anna.

"Di dalam kulkas aja Non" ujar Bi Ina.

Anna yang lagi sibuk di dapur membereskan yg kotor-kotor seperti sisah makanan dan cucian piring kotor, sedangkan Rey yang sibuk dengan pekerjaanya membereskan semua yg ada di ataa meja. Mereka sangat terlihat kompak.

Setelah semunya beres, Anna kembali ke kamarnya, begitupun dengan Rey, Rey yang saat itu ingin kembali melanjutkan lukisnya yg terganggu oleh Anna.

~Di kamar Anna~

'Hah' suara yg ia lepaskan seakan akan ingin melepaskan beban yg telah terjadi. Ia mencoba untuk membentangkan badanya ke kasur namun entah kenapa selintas di pikiranya adalah ketua osis dan Adit.

"Hmm, siapa yah ketos itu? trus kak Adit juga orangnya baik, bkin menarik aja!" ujar Anna sambil berfikir dengan keras.

"Malam ini aku ngk boleh tidur sampai lat. Kalau lat nanti bisa-bisa aku terlambat lagi, terus kalau terlambat nanti kena hukum lagi, ngk mau ah!" ujar Anna dengan penuh kecemasan. Lantaran sudah malam dan sudah jam 20:00 wib. Akhirnya ia pun bergegas untuk tidur, rencananya ia akan menunggu kedatangan ayahnya yg pulang dari kantor namun matanya tak kuat untuk tetap melek.

~Subuh menjelang~

'Tiiit tiitt tiitt'

Suara alarm berbunyi tepat pukul 04:00 wib

Anna pun terbangun, ia bergegas ke kamar mandi, dari arah luar pintu kamar Anna terdengar suara ketokan pintu.

"Tok ... Tok tok"

"Nak bangun nak udah subuh"

Ternyata yang mengetok pintu adalah Mamanya.

"Ia Ma, aku udah bngun, ini aku udah di kamar mandi" sahut Anna dari dalam kamar mandi.

"Yasudah kalau gitu, nanti kalau sudah siap semuanya kakak langsung turun yah sayang" ujar Mama.

"Ia ma ia"

Mama pun bergegas ke kamar Rey, Rey yang nampaknya masih tertidur pulas dengan sedikit nyanyian musik yang pelan.

"Tok ... Tok tok"

"Dek bangun Dek, udah subuh sayang, nanti terlambat sholat subuh loh" ujar Mama yang berusaha membangunkan Rey. Sambil berkali kali mengetok pintu akhirnya ia terbangun.

"Ia Ma, aku udah bangun kok ini mau ke kamar mandi!" ujarnya dengan suara yang kedengaranya masih terlihat malas.

"Yasudah kalau gitu, nanti kalau sudah siap- siap nnti turun yh sayang. Mama udah siapkan sarapan"

"Ok Ma " sahut Rey.

Setelah beberapa menit Anna dan Rey pun sudah siap.

Rey yang keluar kamar duluan tak segaja melihat kamar Anna yang masih terkunci itu, pertanda bahwa kakaknya msih di dalam kamar.

"Kak kaka! belum selesai juga siap siapnya?"

"Dikit lagi kok"

"Huuu ... dasar cewek!" ledek Rey ke Anna.

"Apa sih kamu, tabilangin Ayah loh kamunya baru tau rasa!"

"Iya-iya maaf, yaudah adek duluan"

Rey pun melangkah menuju meja makan, dimana sarapan yg telah jadi telah di hidangkan.

Di meja makan sudah ada orang-orang tercinta yaitu Mama, Ayah dan Bi Ina.

Walapaun Bi Ina pembantu di rumah mereka tetapi, Bi Ina tetap di perlakukan layaknya seperti bagian dari keluarga mereka. Memang cukup lama Bi Ina kerja di tempat mereka.

Dari Anna masih bayi hingga ia tumbuh menjadi anak yg dewasa hingga sekarang.

Jadi tak heran kan jika Bi Ina sangat akrab dengan mereka.

"Assalamualaikum Ma, Pa, Bi" ujar Rey yang menghampiri mereka.

"Waalaikumussalam"

"Wah jagoan ayah dah ganteng" ujar Ayah dengan senyumnya yang lebar.

"Apa sih Yah, kaya anak kecil aja" gumam Rey yang merasa malu dengan pujian Ayahnya.

"Dek, mana kakak kamu?" tanya Mama

"Tau tuh si kaka, lama amat ganti bajunya padahal kan Mama yang nyamperin kaka duluan baru aku, eh tau taunya aku yg selesai duluan."

"Yaudah Ayah nanti yang pnggil kaka"

Ayah menuju ke kamar Anna, belum juga sampai ke kamarnya, Anna sudah keluar dari kamarnya.

"Eh Ayah, Ayah mau kemana?" tanya anna.