Chereads / SUAMIKU AYAH IBU TIRIKU / Chapter 22 - BAB 22 Perjalanan diMulai

Chapter 22 - BAB 22 Perjalanan diMulai

Setelah melarikan diri dari wanita berengsek yang dibawa ayahnya tersebut Bondan beristirahat di taman yang letaknya tidak terlalu jauh dari apartemen yang ditinggalinya. Bondan berniat utnuk mendinginkan hati serta fikiranya disitu. Baru sebentar dirinya terlelap kini sudah terganggu dengan adanya wanita yang tidak tahu malu itu.

Sangat indah disini tetapi tidak jauh indah dari kota Yogyakarta. Seindah apapun disini Bondan hanya ingin tetap berada di Yogyakarta tanpa sebuah penawaran lagi. Apapun dan bagaimanapun itu.

Bondan melihat juga disini ada seorang wanita yang menjual balon seperti di Indonesia, balon dengan berbagai bentuk yang sangat lucu.

Bondan :" Di negara maju seperti ini saja masih ada orang yang menjual balon udara denganbentuknya. Di negara maju yang katanya sangat pesat ini saja masih ada beberapa atau banyak orang yang merasakan sebuah kesusahan"

Bondan masih mengamati wanita yang kini sedang menawarkan balonya kepada anak-anak yang sedang berlari di taman tersebut. Taman ini memang taman umum yang sering didatangi orang. Buktinya kini taman ini sangat ramai orang dan juga anak kecil, entah hanya sekedar melepas penat atau bahkan hal lainya.

Setelah mendapatkan sedikit uang ibu ini akhirnya duduk di bawah pohon yang sangat besar. Mungkin saja wanita tersebut sedang kepanasan. Tatapanya tertuju ke sebuah penjual yang menjajakan es dan terlihat snagat segar sekali. Beberapa kali wanita tersebut menghitung uang hasil jualanya, tetapi sering juga diirnya melihat es tersebut.

Bondan yang melihat hal tersebut akhirnya membeli dua gelas es tersebut dan mulai mendekati ibu tersebut yang kini sedang melihat anak dnegan membawa balon yang tadi dibelinya. Mereka tertawa bahagia dengan lari dan mencoba melawan angin yang berhasil membawa balon ini terbang sangat menggemaskan.

Sesekali wanita tersebut tersenyum dengna senyuman yang sangat indah.

" Bu ini aku dua gelas es, aku tidak habis jika harus meminum dua gelas, maukah ibu membantuku untuk menghabiskan es ini"

Wanita yang membawa balon tersebut sangat terkejut mendengar sebuah ucapan tersebut. Dengan penuh semangat wanita tersebut menleh ke arah Bondan yang di ikuti dua preman dibelakangnya. Wanita ini terlihat sangat kebingungan, entah mungkin diirnya sedang bertanya siapa Bondan sebenarnya atau sebuah kenyataan mengapa orang ini baik kepadanya.

Wanita : "Tidak usah, aku tidak haus"

Bondan :" Tidak boleh menolak rezeki buk, ini ambil saja. Bolehkan aku duduk disampingmu dan minum bersama denganmu dengan segelas teh yang menyegarkan ini?'

Wanita tersebut akhirnya mengangguk tanda menyetujui Bondan duduk disampingnya untuk menikmati es yang tadi diberikan pemuda ini (Bondan)

Bondan akhirnya duduk dan menikmati es yang memang rasanya sangat segar tersebut. Mungkin menu ini akan mampu masuk ke dalam daftar menu restoranya yang berada di Indonesia nantinya.

Wanita :" Wahai pemuda, kamu ini siapa dan mengapa kamu memberi aku segelas es yang harganya mahal ini?"

Bondan :"Aku ini asli orang Indonesia yang kebetulan sedang bermain disini. Oh iya berapa harga balon persatunya ini?"

Wanita :" Aku menjual selakunya saja. Aku tidak bisa mematok harga akan dibeli berapa balonku. Selama ada yang mau dan membeli aku selalu memberikanya"

Bondan pun masih sangat kebingungan dengan ucapan yang wanita ini suarakan. Apa maksudnya? Apakah ibu ini menjual balon dengan model lelang?

Bondan :" Jika aku membelinya, ibu akan memberiku harga berapa?"

Wanita:" Ambil saja, anggap kamu sudah membayarnya dengan segelas es ini. Aku sudah sangat lama menginginkan es ini tetapi baru hari ini bisa merasakanya. Dan ternyata rasanya sangat enak seperti bayanganku dahulu. Kau tahu? Aku sangat senang hari ini walau balonku baru terjual 3 buah"

Bondan akhirnya tersenyum dengan senyum yang sangat lebar. Hingga akhirnya Bondan mengambil beberapa uang untuk membeli semua balon tersebut. Dan betapa terkejutnya ibu ini ketika melihat dirinya diberi uang dengan nilai yang sangat bnayak tersebut. Senyum serta tangis ibu itu pecah seketika.

Dengan perkataan terakhir ibu ini " Ini untuk biaya sekolah anak saya".

Setelah merasa cukup lama Bondan berada di luar, akhirnya diirnya kembali ke apartemen dnegan tetap mendapatkan penjagan dari dua pengawalnya. Bondan memasuki apartemen yang didalamnya ada ibu dan ayahnya.

Dan betapa terkejutnya diirnya ketika melihat bibinya sedang sujud dihadapan ayah, dengan tangan ibu membawa sapu ditanganya. Bondan yang melihat hal etrsebut akhirnya marah hingga pertengkaran mereka terjadi dengan sangat mengerikan.

Bibi yang memar akhirnya Bondan bawa untuk tidur sekamar denganya. Bondan mengunci pintu kamarnya dengan sangat rapat berharap mereka tidak akan mengganggu bibinya tersebut.

Bondan :" Apa yang terjadi, bi tolong jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi. Maafkan aku karena telah meninggalkanmu hingga bibi mengalami hal ini"

Bibi :" Tadi ayah dan ibumu meminta bibi untuk membuatkan minum untuk gadis tamu mereka, tetapi bibi tanpa sengaja menumpahkan segelas jus jeruk di pakaianya sehingga gadis tersebut berteriak dan orang tua den Bondan sangat kesal dan marah pada bibi"

Bondan :" Memang mereka sangat keterlaluan, sudah tidak akna adamaaf lagi untuk gadis itu. Aku tidak akan sudi menikah dengan wanita tersebut> Badan bibi sini, biar Bondan kompres, ini memar-memar dan harus segera diobati. Ingat kan besok kita akan meninggalkan rumah ini"

Bibi akhirnya mengangguk dan menuruti ucapan Bondan. Sedangkan Bondan masih sibuk menyiapkan air panas dnegan tambahan antiseptik yang nantinya sebagai bahan untuk mengompres bibi agar lukanya tidak berujung ke hal yang tidak di inginkan.

Mereka berda akhrinya istirahat hingga pagi tiba. Mereka sedang menunggu ayah dan ibu Bondan pergi ke kantor sebelum mereka akn melarikan diri dari rumah ini. Bibi juga sudah menyiapkan sarapan untuk Bondan untuk energinya agar Bondan tetap terjaga kesehatanya. Bibi emmang seorang wanita yang sangat memperdulikan Bondan melebihi siapapun.

Ayah dan ibu Bondan akhirnya pergi ke kantor, itu saat yang tepat bagi mereka untuk melarikan diri dari rumah tersebut. Mereka turun ke bawah dan mulai melakukan rencana mereka. Bondan semlama juga sudah memesan dua buah tiket pesawat menuju ke Indonesia untuk Bondan dan juga bibi.

Setelah mereka berdua melewati sebuah terowongan yang gelap yang bahkan ada seekor ular besar didalamnya, mereka akhirnya selamat dan kini sudah keluar dari apartemen tanpa ada yang mengetahuinya termasuk pengawal yang ditugaskan untuk menjaganya.

Mereka berdua segera menuju ke Bandara karena waktu pemberangkatan masih kurang 2 jam lagi, sedangkan pemeriksaan atau berkas lain yang dibutuhkan belum juga siap. Setibanya dibandara Bondan langsung memeriksa dan melakukan cake up untuk memperoleh surat syarat penerbangan. Begitu juga dengan bibi.

Hal yang sangat menggemaskan bagi pendengarnya